• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, June 23, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Histeria dan Frustasi di Perangalas

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
22 October 2010
in Kabar Baru, Pendidikan
0 0
1

Teks Luh De Suriyani, Foto Anton Muhajir

“Yang dot dadi gigolo, mbok,” sahut Gede Adi, nama samaran, yakin. Dia ingin jadi gigolo.

Pria muda 16 tahun yang ngebet disukai banyak perempuan ini setiap hari bangun jam 5 pagi. Rambut setengah pirangnya  yang kelimis menjadi lepek ditindih sedikitnya 10 kilogram aneka buah hingga jam 4 sore.

Adi pasti menjadi gigolo yang kuat dan tahan banting, jika Ia tetap pada pendiriannya kelak J Setelah bosan menjadi anak buah juragan buah di kompleks Desa Perangalas, Lukluk.

Kami, tim Sekolah Beranda (aih, suka namanya) pulang pergi ke Kapal dan Lukluk, Kabupaten Badung menemui anak-anak pedagang buah keliling yang ngompleks di dua daerah di kabupaten terkaya di Bali ini. Ini program keaksaraan fungsional Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) yang juga melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali.

“Mbok, harusne tiap hari mai. Pang enggal dueg,” rayu Lanus, remaja sebaya Adi padaku, Intan, dan Ditha yang dua kali seminggu ke Perang.

Kami berlima  mengajar masing-masing sekitar 10 anak di kelas yang berbeda. Bukan ruang kelas seperti di sekolah umum. Tapi sudut rumah-rumah kontrakan mereka yang penuh buah-jagung-dll, dagangan utama para bosnya.

Satu setengah bulan sudah kami bertiga ke Perang malam-malam. Ditemani hujan dan angin yang selalu datang tanpa diundang. Buatku, ini perjalanan agak menakutkan. Karena malam kombinasi hujan adalah hantu buat mata minus-silinderku. Terlebih lewat JL Ahmad Yani yang bergelombang, lubang-lubang, dan tanpa lampu. Mobil-motor yang pake lampu jauh yang bikin selalu misuh-misuh… Tak syak, sedikitnya sukses terserempet sekali, tiga kali hampir ditabrak atau menabrak.

Tapi ini bukan kisah success story. Satu bulan pertama adalah kegagalan kami membuat mereka yakin kalau bisa membaca dan menulis adalah soal penting. Memang tidak semua murid menolak atau acuh. Tapi satu-dua anak yang begitu, perasaan kami jadi getir. Frustasi.

Rasa frustasi karena kita tak mengira resistensi mereka sedemikian besar pada pendidikan. “Jadi apa men? Masih kene-kene gen, hidupe,” sahut satu-dua anak yang membuat kami terdiam.  Kami mengira, anak-anak histeria bisa mendapatkan buku pertamanya, pulpen, crayon, atau memegang laptop yang selalu saya bawa untuk menarik perhatian mereka pada huruf-huruf di keyboards.

Sebagian besar tersenyum, tapi bukan histeria. Itu hanya ada di iklan-iklan CSR perusahaan di koran dan televisi. Suatu kali Anik Leana, tutor di Kapal tersenyum kecut ketika anak-anak tak menyukai film Laskar Pelangi yang dibawanya dengan suka cita. “Mereka cuma tahan 10 menit, trus satu demi satu pergi ke kamar atau pura-pura ke kamar mandi,” kata Anik nelangsa.

Anak-anak mengaku tidak suka karena tak ada sesuatu yang istimewa dari gerombolan anak-anak yang semangat bersekolah di sekolah reyot ala Laskar Pelangi ini. “Nasib mereka mungkin lebih buruk, ngapain juga melihat kondisi yang sama,” Anik tertawa.

Film langsung diganti dengan Transformers. Anak-anak kembali datang dan duduk dengan riang. Kali ini benar-benar histeria melihat robot-robot berperang.

Karena itu, saya kagum dengan Anik-Jaya di Kapal yang mengajar sekitar 25 anak, dan juga Ditha-Intan di Perang dengan sekitar 28 anak plus ibu-bapak muda yg buta huruf. Mereka tak pernah kehilangan semangat seperti saya.

Sudah dua kali saya bilang pada Intan-Ditha kalau saya frustasi menghadapi anak-anak umuran 13-15 tahun di kelompok belajar saya. Mereka bisa membaca-menulis, walau tak terlalu lancar. Jadi, silabus program yang penuh dengan pengajaran baca tulis tak bisa saya terapkan secara penuh. Saya harus berimprovisasi dengan alat peraga, pengetahuan kespro, dan hal lain tiap kali ada kelas.

Karena itu saya terlonjak ketika Sanjay dan Eka, dua anak muda yang punya musisi dan kartunis itu bersedia datang sekali ke Perang. Sering-sering dong datang J

Beberapa kali beberapa anak menolak ajakan saya untuk memulai kelas. Misalnya Suma yang beberapa kali terlihat bertengkar atau dimarahi bos karena dagangannya masih banyak tersisa. Saya melihat kemurungan dan risau yang sangat karena setahun-dua tahun lagi, pekerjaan ini tak akan menghasilkan uang.

Pedagang buah yang laris hanya anak-anak. Karena pembeli trenyuh. Dan sebentar lagi, anak-anak remaja ini akan tumbuh dewasa dan tak ada rasa kasihan lagi untuk mereka. Saat ini saya masih memikirkan ide-ide pengajaran yang mengurangi rasa frustasi. Any idea? [b]

Tags: anak-anak perang dan kapalBalipendidikan anak miskinprogram keaksaraansekolah beranda
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

28 May 2024
Next Post

Lindungi Kesucian Pratima dan Kesakralan Pura

Comments 1

  1. I Putu Sukma Hendrawan says:
    15 years ago

    Susah bgt memang mbak ngajar anak2 umur segitu. Emosinya labil bgt dan gampang bgt kepenaruh dunia luar dan jarang melihat substansi dari pelajran dan keruwetan yang harus dialami selama masa pembelajaran. Generasi yang cepat sekali terpengaruh media dan televisi yang menawarkan sesuatu secara instan.

    IMHO, Mungkin media pengajaran dengan tingkat disiplin tinggi bisa membantu mbak. Saya sendiri sempat jadi saksi, saat SMA, saya masuk ke sekolah yang metode pembelajarannya sangat menekankan disiplin. Mungkin kedisiplinan ini bisa diterapkan ke anak2 tadi, mungkin dengan cara berbeda seperti pemberian reward apabila memperhatikan pelajaran dan mendapat nilai bagus saat diberi pertanyaan. Semoga berguna mbak.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Aksi Bali Mengkritisi Kebijakan Bias Gender dan Tolak RUU TNI

Gerakan Kesadaran Neurodiversitas untuk Keberagaman dan Melawan Stigma

21 June 2025
Inilah Tema Terbanyak di BaleBengong 2024: Alih Fungsi Lahan, Sampah, dan Pilkada

Kampanye Krisis Sampah dengan LUKIS: “Let Us Keep It Sustainable” Festival 2025

20 June 2025
Reuni Pecinta Sepeda Tua Sedunia

Bisakah Denpasar Menjadi Kota Ramah Sepeda?

19 June 2025
Dialog Dini Hari Merayakan Rangkaian Penutupan Tur “Suara yang Bertumbuh” di Bali

Dialog Dini Hari Merayakan Rangkaian Penutupan Tur “Suara yang Bertumbuh” di Bali

18 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia