• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, October 26, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Guru-guru Kembali Belajar tentang Kuta

Fadlik Al Iman by Fadlik Al Iman
11 August 2014
in Berita Utama, Kabar Baru, Lingkungan, Pendidikan
0 0
0

foto.fadlik

Belum lama ini puluhan guru Sunari Loka berkumpul melihat Kuta lebih dekat.

Lho, bukannya mereka telah lama mengenal Kuta? Itulah pula yang menjadi pertanyaan besar saya ketika mengikuti kegiatan mereka pekan lalu.

Pagi-pagi mereka telah berkumpul di ruangan multi media. Acara dibuka oleh ketua Yayasan Drs. I Nengah Cipta. Dalam sambutannya Pak Cipta berharap agar peserta serius mengikuti materi yang disajikan.

“Jadilah guru yang aktif bertanya karena apabila tidak aktif tentu akan berakibat pada yang lain,” imbuhnya.

Kegiatan ini berlangsung beberapa hari. Materi terdiri dari materi kelas dan luar ruang disertai games terkait materi.

Pada kalimat pembukanya pemateri dari Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, Herni Pili mengajak guru-guru menyanyikan lagu Indonesia Pusaka bersama-sama. Salah seorang guru nyeletuk “Indonesia Raya, Bu..”

Herni menyambutnya, “Indonesia Pusaka, Bapak.”

Guru-guru yang lain membenarkan. Iya.. ada juga lagu Indonesia Pusaka. “Kalau upacara keseringan menyanyikan Indonesia Raya sih..” sahut guru di belakang.

Slide pertama yang muncul adalah Jejak Ekologi yang disampaikan Herni. Materi ini mengingatkan kita lagi lebih dalam, bahwa dalam mengisi hidup pasti manusia memproduksi sampah.

“Untuk itu kita harus mengingat ngingat jejak ekologi dari produk yang kita pakai,” papar Herni.

Ambil contoh, minuman mineral ternama yang diambil dari Jawa. Berapa banyak polusi yang dikeluarkan oleh truk pengangkut minuman tersebut sampai ke Bali. Jika telah digunakan dalam beberapa menit, ke mana perginya sampah kemasan air mineral tersebut?

Guru-guru semakin serius mendengarkan sambil berbicara pelan-pelan membuat beberaa contoh. Herni pun membagi guru-guru dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikannya.

Hal yang bisa didefinisikan dari Jejak Ekologi adalah sebuah alat untuk mengukur atau menganalisis berapa jumlah konsumsi sumber daya alam dan sampah yang dihasilkan. Diharapkan dari materi ini kita lebih arif lagi memilah dan memilih barang yang akan kita gunakan.

Usai pemaparan Jejak Ekologi, pembicara lain yaitu Catur Yudha Hariani menyampaikan materi selanjutnya. Kali ini kita semua diingatkan bahwa pendidikan adalah sebuah rangkaian proses tiada henti demi kemampuan, prilaku yang dimiliki individu agar dapat dimanfaatkan bagi kehidupannya.

Barulah pertanyaan saya terjawab ketika Catur memaparkan materinya, Education for Sustanable Development (ESD), pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Visinya memberdayakan manusia agar mampu bertanggung jawab dalam menciptakan dan menikmati masa depan berkelanjutan.

Nah, jika dikaitkan dengan Kuta, para guru langsung membayangkan Kuta tempo dulu, sekarang serta apa yang akan terjadi ke depan. Saya baru ketemu jawabannya. Namun masih penasaran.

Usai pemaparan para guru kembali membentuk kelompok. Uniknya setiap perwakilan oleh fasilitator dijuluki tokoh-tokoh di Indonesia. Ada Megawati, Prabowo, Jokowi, Yusuf Kalla serta Afgan seorang penyanyi. Hal ini dilakukan agar peserta tidak bosan mengikuti materi.

Satu persatu peserta menggali potensi Kuta, apa saja perubahan yang terjadi pada Kuta, serta apa saja yang harus dilakukan ke depan.

Ibu Asana Vibeke dari I’m An Angel menjelaskan perbedaan Kuta di tahun 1970-an masih alami sekali, tidak ada polusi, masih banyak pohon. Jajanan yang ada masih dirajai makanan lokal. Kini produk multi nasional telah berada di Kuta.

Lantas guru-guru memetakan juga lewat gambar. Tak hanya Kuta namun seluruh pantai di Bali. “Perkembangan kawasan wisata yang makin luas ternyata mengakibatkan kerusakan lingkungan yang makin luas pula,” ungkap salah satu guru yang dijuluki sebagai Jokowi.

Ditambahkannya lagi bahwa akibat water sport mengancam kehidupan bawah laut. “Belum lagi sekarang pantai Kuta menjadi bulan bulanan kiriman sampah,” imbuhnya.

Dalam kata penutup Ketua Yayasan Pak Cipta mengharapkan agar guru-guru makin peka terhadap perubahan di Kuta khususnya, serta Bali secara umum. Dengan demikian mereka bisa menginformasikan ke murid-murid sesuai dengan nama Sunari Loka yang berarti tempat pancaran kecerdasan. [b]

Tags: KutaLingkunganPendidikan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Fadlik Al Iman

Fadlik Al Iman

Pegiat lingkungan di Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI) Bali.

Related Posts

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

18 October 2025

Ancaman Kesehatan Pasca Banjir di Bali

8 October 2025
Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

17 September 2025
Refleksi Kebun Kolektif bagi Gerakan Petani

Refleksi Kebun Kolektif bagi Gerakan Petani

12 August 2025
Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

28 March 2025
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
Next Post
Mengemas Ulang Seni Budaya Bali

Mengemas Ulang Seni Budaya Bali

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Menjadi Pembully dari Seorang Pelaku Bullying

Menjadi Pembully dari Seorang Pelaku Bullying

24 October 2025
Bali Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Lagi. Mari Berkaca dari Negara Lain Dulu.

Bali Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Lagi. Mari Berkaca dari Negara Lain Dulu.

24 October 2025
Konflik di TWA Gunung Batur

Tiga Petani Menggugat Dirjen KSDAE Kementerian Kehutanan atas Penetapan Pengecualian Wajib AMDAL Proyek Leisure Park

23 October 2025
Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham: Perempuan Antara Karir dan Domestik

Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham: Perempuan Antara Karir dan Domestik

23 October 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia