
Buku-buku langka, asing ataupun dalam negeri, juga ada di sini.
Denpasar tidak hanya menawarkan gemerlap tempat hiburan dan kompleksitas tantangannya. Ada banyak cara untuk menghibur diri atau sekadar menepi dari telikung rutinitas. Nongkrong sembari membaca buku barangkali bisa dicoba. Bila membaca menjadi kegiatan pilihan di kala senggang, tempat ini barangkali masuk hitungan sebagai penambah semangat.
Berlokasi di kawasan wisata Sanur, di deretan kafe, ada satu rujukan tempat. Kitabuku Artspace, nama yang terpampang di plang, bisa jadi tempat asik untuk nongkrong sambil baca buku. Sepasang rak buku berdiri di mulut pintu masuk. Ke tengah ada sekitar tiga rak lain yang belum penuh terisi buku. Selain buku, dipajang juga artefak patung-patung antik dan lempengan purba, cetakan halaman muka surat kabar asing, dan poster-poster kolase.
Buku-buku yang dipajang, didominasi terbitan asing, seperti novel-novel. Pengarang besar, seperti Oscar Wilde, Franz Kafka dan referensi karangan Michel-Rolph Trouillot; Silencing the Past menjadi penghuni rak-rak tersebut.
Untuk koleksi berbahasa Indonesia, ada beberapa buku tentang Soekarno, Soeharto, buku politik, karangan-karangan sastra seperti Umar Kayam, Sutardji Calzoum Bachri, dll. Untuk referensi, dalam salah satu rak terselip buku Second Sex Simone de Beauvoir, karangan terbatas tentang mason di Hindia Belanda dan lainnya.
Dari keterangan pengelola Kitabuku, Taufik Rahzen, tempat ini awalnya hanya ingin dijadikan galeri. “Saya ingin membagi 50 persen koleksi buku-buku saya, agar tidak menjadi beban nantinya,” terangnya.
Alhasil, beberapa buku koleksinya kini menghuni rak-rak di KitaBuku. “Awalnya semua buku mau saya jual, tapi saya berpikir, susah-susah didapat kok malah dijual,” ceritanya.
Karenanya, sambung Taufik Rahzen, diputuskan untuk tidak menjual beberapa buku referensi yang sudah terhitung langka. “Novel-novel fiksi yang dominan dijual,” sebutnya. Beberapa terbitan asing yang memuat artikel-artikel seni, arsitektur juga tersedia.
Di Kitabuku, selain suasana yang nyaman juga memungkinkan penjelajahan dan pertemuan buku-buku bagi mereka yang doyan memburu ilmu. [b]
coba deh ntar ksanah
Bisa jd refrensi tempat kunjungan utk tamu yg suka baca nih.. Moga tmptnya seindah yg digmbarkn. Mau cb kesana dl lah!!
tiap hari buka s.d. jam 5, minggu tutup 🙂
*kemarin2 sempat tutup terus, g ada contact no-nya ya dit?
wah kalo minggu tutup……ga bisa nyobain dong…………..
bagus juga ada tempat-tempat seperti ini. bisa berbagi ilmu dan bikin orang lebih kreatif berimajinasi dibandingkan hanya nonton sinetron, hahaha… semoga aja pembukaan tempat seperti ini bukan untuk money laundering… :p peace..
beberapa kali ke sana tutup terus tu toko 🙂
mau kesana ahh kalo uda balik ke bali ntar..
tolong info donk buku the second sex in Indonesia…..