• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, June 24, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Dinamika Protes TPST Kesiman Kertalangu

Hannah Brigitta by Hannah Brigitta
20 January 2024
in Berita Utama, Lingkungan
0 0
0
Baliho pertama yang robek bagian bawahnya dipasang depan gerbang TPST Kertalangu (kiri), sementara desain baliho sebelum dicetak (kanan).

 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu merupakan salah satu proyek yang disiapkan oleh pemerintah pusat untuk menyambut kegiatan KTT G20 yang diresmikan pada 13 Maret 2023. Dilansir dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pembangunan TPST ini dilakukan untuk meningkatkan layanan sanitasi dan mendukung pelestarian lingkungan di kawasan pariwisata yang ada di Bali. 

Warga Desa Kesiman Kertalangu dijanjikan bahwa pembangunan TPST ini tidak akan mengganggu warga seperti polusi dan bau. Namun, akhirnya warga beberapa kali memprotes TPST Kesiman Kertalangu.
 
Oka Widiantara, perwakilan warga Desa Kesiman Kertalangu sudah sering melakukan laporan ke pemerintah kota Denpasar mengenai masalah bau busuk dan asap yang mengganggu warga. Warga pun sudah dua kali mendirikan baliho protes berbeda dan berkirim surat ke sejumlah instansi pemerintah.
 
“Sebelum pendirian itu dijanjikan itu tidak bau. Nah, setelah berdiri, beroperasi ternyata muncullah itu baunya. Baunya itu keras sekali dulu,” jelas Oka. “Kita juga pernah melakukan pertemuan di Bale Banjar Biaung. Dari Pak Wakil Walikota pun mengakui itu bau. Nah, setelah itu, lah, diadakan monitoring dan evaluasi di TPST,” tambahnya dikunjungi di rumahnya pada 18 Januari 2024. 

Dijelaskan bahwa di dalam pertemuan itu dibahas perihal saran-saran akan apa yang harus dilakukan TPST Kesiman Kertalangu untuk menghilangkan bau yang dihasilkan. Namun, setelah dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev) selama lima kali hasilnya kurang memuaskan warga.
 
Menanggapi masalah tersebut, warga Desa Kesiman Kertalangu sepakat untuk memasang baliho sebagai bentuk protes terhadap masalah bau yang ditimbulkan oleh TPST Kesiman Kertalangu. Terdapat 6 baliho yang terpasang di sekitaran kawasan Desa Kesiman Kertalangu. 3 di antaranya dapat dilihat secara langsung saat melewati jalan Bypass Ida Bagus Mantra.

Menurut Oka, sudah ada laporan bahwa warga terdampak masalah kesehatan pernapasan akibat polusi udara yang bersumber dari asap dan bau sampah. “Kalau sampai yang sesak nafas dan sakit itu, ada yang melapor di grup, ‘anak saya sesak karena asapnya, karena baunya,’ Ada 3 orang. 2 orang itu warga pendatang dan 1 itu warga asli,” jelas Oka.
 
Selain berdampak pada kesehatan, warga Desa Kesiman Kertalangu pernah melihat sisa residu pengolahan limbah sampah dari TPST Kesiman Kertalangu dibuang di tepi Pantai Biaung. Warga desa setempat kemudian melapor untuk diangkut dan bersihkan. Walaupun sudah diangkut, masih ada sisa-sisa residu yang tertinggal. Sisa residu mendatangkan lalat dan menyerang tukik di penangkaran penyu yang letaknya berada di sekitaran lokasi pembuangan residu.

Warga memasang baliho pertama. Arsip Oka.

Diskusi Publik

Menanggapi keluhan ini, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali mengadakan diskusi publik di Taman Baca Kesiman, 12 Januari 2024. Diskusi ini dihadiri secara langsung oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, PT Bali Citra Mutiara Plasma Power (CMPP) bersama dengan para warga yang terdampak akibat pembangunan TPST di Bali. Salah satu warga yang hadir adalah Oka Widiantara sebagai perwakilan dari Desa Kesiman Kertalangu untuk menyampaikan keluh kesan warga desa akibat masalah yang ditimbulkan TPST Kesiman Kertalangu.

“Saya asli sini. Saya ndak mau rumah saya nanti ke depan itu tidak nyaman, terutamakan bagi saya sendiri dan anak. Saya tinggal di sini, saya lahir di sini. Anak saya, pun, nanti akan besar di sini. Saya ndak mau nanti lingkungan saya tercemari polusi ke depannya,” tegas Oka. Oka pun kembali menegaskan bahwa tindakan protes ini dilakukan guna tercapainya perbaikan-perbaikan agak tidak bau dan menimbulkan polusi, serta diharapkan adanya pematangan kajian dari proyek pembangunan dan operasional TPST Kesiman Kertalangu.

Dikutip dari siaran pers AZWI, dalam mengatasi bau, pihak pengelola yakni PT Bali CMPP sempat memberhentikan fasilitas TPST untuk sementara waktu. Saat ini kapasitas TPST Kesiman Kertalangu hanya mampu mengolah 290 ton dari 450 ton yang direncanakan. Menurutnya, hal ini karena RDF yang dihasilkan harus menyesuaikan dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli (offtaker).

“Kita menampung keluh kesah masyarakat, makanya ada Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang indikatornya adalah masyarakat. Jadi ada hubungan harmonisasi dengan pihak masyarakat. Kami sudah membuat sebuah teknologi, tapi untuk memfiltrasi semua sampah yang masuk juga bukan hal yang mudah,” ujar General Manager PT Bali CMPP, R. Agung Priyanto saat hadir dalam diskusi.

Menanggapi keluhan warga, DKLH Provinsi Bali menjelaskan bahwa kondisi yang terjadi saat ini diakibatkan karena TPA Suwung yang sudah melebihi kapasitas dan sudah tidak dapat menampung sampah lagi. “Tolong masyarakat pilah sampah mandiri dari rumah, jangan sampai terfermentasi lalu tercampur baru diangkut hingga TPST. Jika sampah fresh dan bersih, ketika diolah di TPST maka tidak akan bau,” jelas Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan DKLH Provinsi Bali, I Made Dwi Arbani.

Di sisi lain, perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali, Rezky Pratiwi menyayangkan sikap Pemerintah yang tidak menyasar pada perubahan sistem. Menurutnya, pembangunan fasilitas TPST tidak ada edukasi kepada masyarakat terlebih dahulu.

Sehingga, timbunan sampah tercampur di TPST menyebabkan bau busuk di sekitarnya. Selain itu, LBH juga menilai itikad baik yang disampaikan oleh pihak pengelola maupun pemerintah tidak sesuai sejak awal sebab ketidakikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Tidak adil jika masyarakat disalahkan dan disuruh mencari solusinya, sedangkan dalam tahap perencanaan pembangunannya saja, tidak diikutsertakan.

Tags: pengelolaan sampah di balisampah di baliTPST di bali
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Hannah Brigitta

Hannah Brigitta

Interdisciplinary artist from Jakarta. Have been residing in Bali for 3+ years to pursue her study and career as an artist and a writer. She always has a special place in her heart for arts and culture. She likes to learn new things and never stops trying to achieve her goals.

Related Posts

“Minta Ampun Tas Kreseknya, Merah lagi Warnanya,” Koster di Peluncuran Bali Bersih Sampah

“Minta Ampun Tas Kreseknya, Merah lagi Warnanya,” Koster di Peluncuran Bali Bersih Sampah

15 April 2025
Mengapa Budaya Nyampah Susah Hilang?

Mengapa Budaya Nyampah Susah Hilang?

19 April 2024
Cerita Pengangkut Sampah: Pekerjaan Susah, Fasilitas Minim

Cerita Pengangkut Sampah: Pekerjaan Susah, Fasilitas Minim

30 January 2024
TPST Samtaku Jimbaran dan Masalahnya

TPST Samtaku Jimbaran dan Masalahnya

30 January 2024
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Tukad Badung, Keindahan yang Menyamarkan Pencemaran

Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan Butuh Komitmen Semua Pihak

27 October 2020
Next Post
Prasangka dan Maskulinitas, Siapa Monsternya?

Prasangka dan Maskulinitas, Siapa Monsternya?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Nikmat Suasana Ngopi di Teba Tengah Kota

Nikmat Suasana Ngopi di Teba Tengah Kota

23 June 2025
Feral Stripes – “Silicon Opera” Distopia dalam Tujuh Babak

Feral Stripes – “Silicon Opera” Distopia dalam Tujuh Babak

22 June 2025
Aksi Bali Mengkritisi Kebijakan Bias Gender dan Tolak RUU TNI

Gerakan Kesadaran Neurodiversitas untuk Keberagaman dan Melawan Stigma

21 June 2025
Inilah Tema Terbanyak di BaleBengong 2024: Alih Fungsi Lahan, Sampah, dan Pilkada

Kampanye Krisis Sampah dengan LUKIS: “Let Us Keep It Sustainable” Festival 2025

20 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia