Rapat koordinasi terakhir persiapan jajaran kesehatan menghadapi Konferensi UNFCCC yang berlangsung tadi pagi di Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Bali benar benar merupakan antiklimaks dari segala persiapan yang selama ini telah dilakukan. Semua jadual dan rencana kegiatan akhirnya menjadi sampah kertas yang tidak berguna akibat dari kurang meresapnya arti koordinasi diantara aparat birokrasi di negeri ini.
Rapat yang dihadiri langsung oleh Dr.Ratna Rosita, MPHM dari Direktur Pelayanan Medis dan Gizi Dasar Depkes ini praktis hanya berisikan keluh kesah jajaran Depkes tentang tidak dilibatkannya mereka dalam koordinasi persiapan konferensi oleh panitia pusat. Alasan yang dikemukakan oleh panitia pusat adalah karena mereka telah menunjuk sebuah institusi kesehatan Medika Plaza untuk memegang segala urusan di bidang kesehatan. Tentu saja penunjukan ini sangat mengecewakan Depkes sebab saat dilakukan rapat persiapan oleh panitia pusat sampai menunjuk Medika Plaza, satu pun wakil Depkes tidak diundang.
Konsekuensi dari penunjukan Medika Plaza ini adalah tidak adanya dana untuk jajaran kesehatan di daerah dalam mengawal kegiatan konferensi. Tanpa adanya dana operasional ini tentu akan sulit untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang telah terjadual dengan baik. Itikad baik dari Medika Plaza yang memberikan dana 50 juta ditanggapi sinis oleh peserta rapat. Secara aklamasi mereka mengembalikan dana tersebut dan bertekad memangkas seluruh kegiatan sehingga bisa dilaksanakan tanpa dukungan dana sama sekali.
Ironis memang. Pemerintah yang sudah mempunyai jajaran kesehatan plat merah dari pusat sampai ke daerah harus menunjuk swasta untuk mengelola pengamanan bidang kesehatan dalam perhelatan sebesar ini. Ironisnya, Medika Plaza yang ditunjuk melaksanakan tugas ini, tidak satu pun mempunyai kantor cabang di Bali sehingga semua peralatan harus di boyong dari Jakarta. Tidak hanya itu, kekurangan peralatan dan ambulance mengharuskan mereka menyewa peralatan dari beberapa rumah sakit swasta yang ada di Bali. Padahal bila dikoordinasikan oleh Depkes semua rumah sakit swasta yang ada di Bali juga akan bergerak untuk memberikan dukungan ini sehingga peranan dari Medika Plaza tidak terlalu dibutuhkan.
Sebagai penonton, kita hanya bisa berharap mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam konferensi ini sebab nama baik Bali dan bangsa Indonesia akan dipertaruhkan disini, dan mudah mudahan kekacauan dalam sistem koordinasi ini tidak menganggu pelaksanaan konferensi PBB yang rencananya dihadiri oleh lebih dari 15.000 peserta dari 189 negara.
bli made cock, dokter ku yang paling pinter ngeblog..
ini permasalahan trust dan profesionalitas lah. kan menjaga nama baik indonesia di sebuah event. ini kritik buat jajaran nya dokter cock dkk di bali lah. dimana pengaruh sanglaritis dan birokrasi menjadi sebuah hal yang paling menakutkan saat ini, sangat wajar kepercayaan pun tersublimasi. kepercayaan tidak ada lagi ke jajaran di Bali.dan profesionalitas harus dikedepankan.ya dipilih deh pihak lain itu.dan ini wajar.ini bukan tentang anak tiri lagi, tetapi si anak yang tidak dipercaya sama orang dewasda lah.gitu.
dear dokter cock,
aduh, tragis sekali peristiwa ini. Saya gak kebayang gimana perasaan jajaran depkes soal ini. Inilah puncak gunung es dari ketidakpercayaan kita sendiri mengelola sumber daya. Barangkali ini juga gambaran dan penjelasan pasti bahwa institusi pemerintahan dinilai tidak mampu oleh intitusi pemerintahan juga. teman ga percaya teman.
kenyataannya kita harus mengukur diri kenapa bisa terjadi. Biasanya memang kalau dihandel institusi pemerintahan tanggung jawabnya gak jelas. Kalau ada maslaah, ga ada yang mau tunjuk hidung siapa yang salah trus sanksinya apa? buktinya tidak ada PNS yang kena saksi karena pekerjaaannya jelek, paling2 dipecat karenna tidak mau mengikuti instruksi bukan karena kualitas pekerjaan.
yowis, lets we face it. salut untuk dokter cock yang mau berbagi.
salam,
luhde
jd posisi jajaran kesehatan lokal sbg bantuan cadangan saja?..kan sdh ada ‘pasukan inti’ yg ‘scr profesional’ menangani.. 🙁
Salam, pak dokter, kalau diserahin departemen nanti enggak ada komisinya khan? hehhehhehhe. L