Oleh Swastinah Atmodjo
Banyaknya pohon di sejumlah ruas jalan Kota Denpasar memberikan kenyamanan tapi juga menakutkan karena rawan tumbang, khususnya pada musim hujan yang diselingi angin kencang seperti periode Januari – Pebruari 2908 ini. Antisipasinya, pemerintah setempat melakukan pemangkasan rutin, memotong jenis pohon yang rawan tumbang, serta mengembangkan konsep ‘taman gumi banten’.
Gumi berarti bumi. Sedangkan banten merupakan sarana persembahyangan umat Hindu Bali terdiri atas bunga, buah, aneka kue, dan lainnya yang kadang ditempatkan pada wadah terbuat dari janur. Konsep tersebut menyesuaikan visi dan misi Pemkot Denpasar di bidang sosial – budaya.
Menurut Kasi Pemeliharaan Taman DKP Denpasar, IB Eka Jayana, dengan konsep tersebut diharapkan memberi ikon yang membedakan taman di Denpasar dengan kota lain. Pemkot Denpasar sengaja membiarkan tanaman tumbuh alami, tidak dibentuk huruf, angka atau wujud lain. ”Seperti di Bogor, disana juga begitu alami. Sudah ada komitmen pula untuk tidak menanam pohon palsu yang biasanya dibalut lampu hias,” kata Eka.
Jenis pohon yang ditanam juga mengacu pada kebutuhan banten. Di sejumlah ruas jalan maupun taman, Pemkot menanam pohon jepun, sandat, soka, dan jempiring. Bahkan di sepanjang Jalan Sudirman kini ditanami pohon kelapa hibrida. Eka menjelaskan, daun kelapa merupakan kebutuhan pokok untuk membuat banten. Menurutnya, ”Aneka bunga atau bagian tanaman itu memang bukan untuk dipetik sembarangan oleh warga. Ini ditujukan untuk mengenalkan kepada masyarakat umum tentang kentalnya religius warga Bali yang diterapkan pada semua aspek kehidupan.”
Melalui konsep itu, Pemkot juga mengupayakan pelestarian berbagai jenis tanaman langka semisal majegau. Di Taman Lumintang, tahun lalu ditanami sedikitnya 200 bibit dari 35 jenis tanaman khas Bali. Diharapkan masyarakat umum juga mengadopsi konsep tersebut dengan membuat taman di tempat tinggalnya yang dikenal dengan istilah telajakan.
Eka menjelaskan, terdapat tiga jenis taman yang dikelola DKP yaitu taman kota, median dan telajakan. Taman kota merupakan areal luas yang ditumbuhi rumput, banyak pohon serta bisa untuk berbagai aktivitas baik olahraga, budaya, dan lainnya. Taman jenis ini di Denpasar adalah areal Puputan Badung dan Lumintang. ”Harus diingat, lapangan bola bukan taman kota. Kadang masih terjadi kerancuan.”
Sementara pepohonan di tengah atau kanan-kiri sepanjang jalan dinamai taman median. Sedangkan taman telajakan adalah ruang terbuka di depan rumah atau bangunan yang biasanya dipenuhi tanaman hias untuk keperluan banten.
Biar pun dibiarkan tumbuh alami, dalam konsep taman gumi banten juga mengedepankan estetika atau keindahan, dengan memperhitungkan warna daun atau bunga. Mengacu makna arah mata angin, taman di kawasan Denpasar Selatan banyak disulam dengan pohon dengan bunga atau daun berwarna dominan merah, bagian Utara cenderung gelap semisal ungu, wilayah Timur dengan warna putih dan warna kuning untuk Denpasar Barat.
Selain dengan konsep tersebut, DKP mengeliminir kerusakan atau kemacetan lalulintas akibat pohon tumbang dengan melakukan pemangkasan rutin dan menebang yang rawan tumbang semisal jenis albesia. Puluhan albesia di kawasan Gatot Subroto dan Renon, misalnya, kini sudah digunduli dan disulam dengan jenis tanaman lain seperti bungur, tanjung dan glodok yang pertumbuhan akarnya ke bawah.
Setiap musim hujan, kata Made Sujana, Kasi Penghijauan DKP, ”Selalu ada pohon tumbang, terlebih kalau diselingi angin kencang seperti puting beliung atau imbas badai yang melalui perairan selatan Bali, seperti badai Nikolas pekan lalu.” Tak sedikit pohon tumbang maupun patah rantingnya. Selain menghambat arus lalulintas, memutus kabel listrik, menjatuhkan papan reklame (baliho), beberapa diantaranya menimpa kendaraan yang sedang melintas maupun parkir. Saat imbas Badai Nikolas pekan lalu, sedikitnya enam pohon besar roboh. Di ruas Jalan Sesetan dan Hayam Wuruk, dua mobil ringsek karena tertimpa bangkai pohon.
Selama 2007 lalu, sesuai data DKP Denpasar, puluhan pohon besar roboh. ”Kondisi sekarang sebenarnya sudah lumayan aman, karena banyak pohon yang telah ditebang karena akarnya kurang kuat sehingga rawan tumbang,” kata Sujana yang menambahkan bahwa penggalakan penanaman di musim hujan ini difokuskan ke Jl Malboro, Cargo dan Gatsu.
Diakui Sujana, cukup banyak pohon yang terbilang tua di seputaran Denpasar. Hanya, tegasnya, ”Tidak bisa diprediksi mana yang rawan tumbang. Cukup banyak juga pohon kecil atau muda pun bertumbangan atau patah rantingnya. Sementara pohon yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun, misalnya yang terdapat di Utara Lapangan Puputan Badung, sampai sekarang masih kokoh.” [b]