• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, May 13, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Demi Perut, Jangan Korbankan Lingkungan

Anton Muhajir by Anton Muhajir
2 February 2011
in Kabar Baru, Lingkungan, Opini
0 0
0

Teks Yoga Sastrawan, Foto Anton Muhajir

Perencanaan Tata Ruang menjadi hal mendesak bagi Bali, pulau kecil yang sarat berbagai kepentingan.

Masa depan Bali dan masyarakatnya sebagian ditentukan oleh bagaimana kita semua mengatur ruang di dalamnya agar imbang -baik daya dukung maupun daya tampung-, produktif dan nyaman serta berkeadilan bagi masyarakat Bali.

Karena itu, adalah hak kita semua untuk mengetahui bagaimana pemerintah Bali akan menata ruang dan apakah DPRD akan mensahkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi sesuai kepentingan kita semua.

Tri Hita Karana dan Sad Kerthi adalah pedoman masyarakat lokal yang mestinya tidak bisa ditawar dalam penataan ruang wilayah Bali. Pembangunan atau pengembangan kawasan boleh, tetapi harus mengikuti rambu-rambu tanpa mengorbankan lingkungan dan tetap menjamin kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain lebih nyaman. Bagi pelaku yang melanggar harus ada sanksi yang jelas dan tegas tanpa pandang bulu.

Kita harus belajar banyak dari kasus Uluwatu, Danau Buyan, Padangbai dan wilayah lain di mana investor melakukan pelanggaran mulai dari melampaui sepadan pantai, ketinggian bangunan, mengganggu kesucian pura dan lainnya. Karena itulah sangat penting sikap hati-hati dalam menyusun kata pasal per pasal agar tidak terjadi multitafsir.

Pertimbangan penting untuk menjaga tata ruang Bali juga akibat pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Nasib nelayan akan susah mencari ikan, dataran kekeringan petani susah menanam, penyakit endimik di mana-mana. Sistem peringatan dini dalam penanggulangan bencana harus ada.

Upaya pelestarian lingkungan harus pula didukung Pemerintah Kota Denpasar dengan segala aturan yang mengikatnya. Jika tidak, upaya pelestarian lingkungan hanya tinggal slogan di tengah-tengah arus global kerusakan lingkungan yang semakin parah. Untuk itu, pemerintah harus mengambil langkah nyata membuat peraturan yang berperspektif lingkungan untuk menjaga keseimbangan alam.

Keputusan salah akan memperburuk nasib anak cucu di masa depan. Seolah kita tidak peduli apakah mereka merasakan kondisi yang sama atau lebih buruk lagi. Berapa luas sawah yang kita tinggalkan untuk ditanami? Berapa luas laut masih penuh terumbu karang yang menghasilkan ikan-ikan? Berapa air masih layak pakai? Berapa udara masih bisa dihirup dan berapa banyak keanekaragaman hayati masih tersisa?

Kesan yang terlihat RTRW yang dulu yang pernah diangkat adalah kesan yang bersifat transparan dan tergesa-gesa ataupun secara mendadak di mana revisi tata ruang ini hanya untuk kepentingan semata, tidak memandang kedepannya pulau Bali ini harus dibawa kemana karena penyusunnya hanya berpikir pendek.

Bali adalah daerah pariwisata. Apakah daerah pariwisata tidak memikirkan lingkungan yang sekarang ini amburadul? Apakah hanya memikirkan kehancuran Bali semata? Mari kita berfikir ke depan bukan hanya untuk mementingkan perut saja. [b]

Penulis adalah Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali.

Tags: BaliLingkunganOpiniRTRWPRTRWP Bali
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Kesetaraan Perempuan Bali ala Banjar Kekeran

Menjadi Perempuan Versiku

8 May 2025
Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

27 April 2025
Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

28 March 2025
matan AI

Dusta Ajeg Bali

11 February 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Next Post
Topeng, Gambaran Watak Manusia

Topeng, Gambaran Watak Manusia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

9 May 2025
KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

9 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia