• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, May 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Cara Kemas Makanan Menarik dan Tanpa Plastik

Diana Pramesti by Diana Pramesti
17 May 2023
in Kabar Baru, Kuliner, Lingkungan
0 0
0
Jajanan Olahan Teman Sayur – Anggara Mahendra

Tahun 2020 saat pandemi begitu keras memberi kita pelajaran dan perubahan, saya menghabiskan banyak waktu di rumah. Memikirkan hal apa yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu di rumah. Saat itu, saya banyak membuat kue dan masak makanan sendiri yang akhirnya mempertemukan saya pada kesempatan untuk membeli sayur dan buah di Teman Sayur.

Pembatasan sosial dan kekhawatiran saat berada di tempat umum membuat saya berpikir kreatif mencari alternatif metode berbelanja. Teman Sayur kebetulan menyediakan cara pra-pesan sayur dan buah segar yang saya butuhkan saat itu.

Saya masih ingat pesanan pertama yang saya beli dikemas dengan kardus bekas dengan cap Teman Sayur di secarik kertas. Hingga akhirnya kemasan pakai ulang mereka habis, barulah mereka membuat kemasan tas kertas yang dibubuhi cap. Jika diingat-ingat, mereka bahkan tidak ragu untuk menggunakan tas kertas atau kain dan kardus bekas untuk kemasan mereka pada awal-awal mereka memulai usaha ini.

Tempe berbentuk segitiga yang dibungkus dengan daun pisang membuat saya tidak bisa lagi menunda kesempatan untuk memesan. Aroma khas daun pisang yang segar dan alami berpadu dengan wangi kedelai serta ragi jamur Rhizoma oryzae yang bereaksi dengan suhu panas sungguh merupakan sajian mewah. Selain itu, bentuk segitiganya sangat menarik karena saat itu kali pertama saya melihatnya. Proses transaksi inilah yang menjadi interaksi pertama saya dengan Teman Sayur. Di hari-hari selanjutnya membawa saya pada banyak momen reflektif dan belajar, salah satunya tentang betapa kreatifnya mereka mengemas sayur, tempe, dan berbagai kudapan olahan dari hasil panen Teman Sayur dengan ramah lingkungan.

Sayur, buah, dan olahan hasil panen Teman Sayur yang saya terima sebagian besar dikemas dengan daun dan tas kertas. Ini bukan kali pertama saya menerima kemasan kertas dan daun yang sederhana saat berbelanja, tapi mereka bisa membuatnya berkesan. Penanda identitas ‘Teman Sayur’ dibuat kecil saja dengan cap, turut menambah kesan alami tanpa usaha yang berlebihan. Seperti hal ini adalah kebiasaan yang biasa saja.

Jaje Apem Gula Aren yang mereka pasarkan dengan jumlah terbatas juga dikemas dengan daun pisang atau daun pandan. Perpaduan bahan-bahan alami yang dihasilkan dari kebun sendiri semakin nikmat ditambah aroma dari daun pisang. Apakah hanya perasaan saja? Saya yakin tidak, mereka pun pernah menulis, “Kami salut dengan para leluhur kita yang menemukan cara mengemas makanan dengan daun pisang. Selain karena mudah didapat, ternyata daun pisang mengandung banyak zat baik untuk tubuh. Seperti kandungan polifenol, sejenis antioksidan untuk melawan banyak masalah dalam tubuh. Tapi yang paling signifikan adalah aroma yang menggugah rasa.”

Selain Jaje Apem Gula Aren, ada donat labu atau donat kentang, moci, jaje lupis, dan kaliadrem turut melengkapi sajian olahan Teman Sayur. Tak hanya rasanya yang enak dan mengingatkan pada jajanan bikinan nenek dan ibu, kemasannya juga dibuat agar minim sampah. Daun pisang jadi begitu penting dan tepat fungsi disandingkan dengan kudapan itu. Hal yang menarik, moci yang merupakan jajanan khas Jepang, dibuat dengan bahan-bahan lokal hasil panen (labu atau ubi ungu) dan dibungkus daun pisang. “Menarik sekali perpaduan yang terjadi, mana enak lagi. Kepikiran aja Kak Kris ini,” begitu yang saya pikirkan dalam hati saat menikmati moci itu.

Jajanan dengan kemasan daun tentu bukan hal baru. Di pasar atau di toko kue akan mudah kita jumpai. Hal yang tidak semua orang miliki adalah kesadaran untuk membuatnya tampak indah–bagaimanapun mereka tetap berupaya untuk memasarkan produknya, selagi mempertimbangkan ketahanan dan keberlanjutannya.

Hal-hal yang (tampak) kecil dilakukan Teman Sayur di atas barangkali sesuatu yang sederhana, pengetahuan umum, dan sudah dilakukan sejak lama oleh para leluhur kita. Melihat mereka melakukannya dengan kesadaran akan upaya untuk mengurangi sampah adalah inisiatif yang keren!

Saya tahu, dengan kemampuan mereka, bisa saja mereka membuat kemasan wah dari kertas melalui proses desain dan cetak yang panjang. Tapi mereka memilih untuk mengutamakan kemasan alami yang dekat dengan mereka, murah, dan mudah didapat. Pilihan kertas buat mereka jadi opsi kedua jika tidak memungkinkan dikemas dengan daun-daunan.

Beberapa kali saya membaca narasi caption pada unggahan Teman Sayur di Instagram. Buat mereka, makanan adalah tentang memori. Tidak hanya tentang mengolahnya, tetapi juga mengemas dan menyajikannya. Mengingat kembali memori itu membuat saya kagum betapa cara-cara tradisional dan alami sudah ada sejak lama, jauh sebelum kata-kata sustainable atau berkelanjutan familiar kita dengar belakangan ini. Lalu melihat Teman Sayur melakukannya seperti kebiasaan saja, membuat saya ingin menuliskannya sampai di sini.

ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Diana Pramesti

Diana Pramesti

Mahasiswa tingkat akhir di Universitas Padjadjaran, kini tinggal sementara di Jakarta, asal dari Denpasar.

Related Posts

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023
“Proyek Mengeringkan Air” Ketut Putrayasa

“Proyek Mengeringkan Air” Ketut Putrayasa

23 May 2023
Next Post
Beginilah Dampak Virus Corona pada Pariwisata Bali

Ketika Wisata Menjelma Budaya (baru)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

26 April 2018
Kisah Babad dalam Sejarah Bali

Kisah Babad dalam Sejarah Bali

9 April 2012
Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023

Kabar Terbaru

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In