Setelah album “Istirahat”, Nosstress mengeluarkan lagu tunggal (single) berjudul “Bertumbuh Bersama”. Setelah mendengar dan menonton video klip yang digarap Baskara Putra itu, saya teringat pada kata “istirahat” dan “tumbuh” yang saling bertaut.
Seperti logika sawah dan pertanian yang sering terdengar dalam dongeng, konon katanya, tanah sawah akan dibiarkan istirahat setelah panen. Sembari menunggu, para petani akan melakukan pembibitan. Setelah tanah cukup istirahat, akan tiba masa tanam. Selesai bibit ditanam, petani bisa rehat atau mengerjakan pekerjaan sampingan sembari merawat bibit bibit yang ditanam itu tumbuh.
“Hidup bangsa Jawa itu ialah untuk menunggu perintah. Setelah perintah selesai dikerjakan, maka mereka akan bersuka bersama sampai perintah berikutnya datang,” begitulah kurang lebih kutipan dalam buku Pramoedya yang pernah saya baca. Persis logika pertanian. Di luar cengkeraman kehidupan feodal dan penghisapan kolonial, sepertinya, itulah kehidupan manusia di alam yang tropis ini seharusnya digerakkan. Bekerja, lalu istirahat, berkesenian, dan tumbuh.
Kutipan Kartini juga saya baca dalam buku sama. Dalam percakapannya dengan Ang San Mei, seorang anggota angkatan muda Cina di Jawa, ia mengatakan, “Kehidupan kami digerakkan oleh benda, baik benda yang nampak atau tidak. Dan, benda magis yang paling kuat menggerakkan kami di dunia modern ini ialah kasih sayang.”
Kutipan yang terdengar sangat indah walaupun itulah kemudian alasan Kartini akhirnya bersedia menikah sebagai istri kedua seorang bangsawan. Kutipan-kutipan itulah samar-samar terbayang dalam kepala saya ketika menikmati buah karya Nosstress, Bertumbuh Bersama.
Istirahat kemudian tumbuh diikat dalam kasih. Seperti itulah saya melihat bagaimana karya dan video klip Nosstress dilahirkan. Sebagai musisi, Nosstress melahirkan karya-karya yang mampu bercerita tentang bagaimana sebaiknya kehidupan berjalan. Harapan tentang keadilan sosial, keseimbangan ekologi, lalu kehidupan yang seharusnya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu sulit jika kita benar-benar bisa berdiri di atas kaki sendiri dan memiliki asa tentang tumbuh bersama.
Tumbuh Bersama dan ikatan kasih pun bukanlah sesuatu yang kaku dan terjebak begitu saja dalam ruang dan waktu. Itu yang sekiranya bisa dipelajari dari Nosstress. Hal itu cukup bisa direpresentasikan ketika dan setelah Cokorda Bagus memilih jalan di luar Nosstress, disambut lagu Terima Kasih dan dilanjutkan dengan laku mereka masih berteman. Teduhnya tali silaturahmi mereka bisa dirasakan dari betotan bas Fendi yang merupakan bagian dari Cokorde Bagus dan temannya juga sering menjadi bagian dari Nosstress. Sederhananya, tanpa banyak drama, tetapi saling berkarya dan tumbuh.
Kehidupan sederhana nan bersahaja seperti bagaimana relasi istirahat dan tumbuh itu telah menjelma sebagai kemewahan yang susah dicapai untuk bumi dan manusia hari ini. Ketika kekuasaan dan kebijakan cenderung berpihak pada kebutuhan pemodal. Belum lagi di era kehidupan lima belas detikan semacam Instastory hari ini. Kehidupan yang seperti menuntut serba cepat dan jarang mencapai kedalaman. Menumbuhkan kita yang tidak memiliki cukup kemampuan dan kesabaran untuk menanam dan menunggu bibitnya tumbuh.
Ataupun jika sebagian masih memiliki, itu sering menemukan kesulitan secara struktural baik jalur distribusi. Pendidikan yang tidak benar-benar memerdekakan dan tentu saja kebijakan yang tidak pernah diawali dengan mendengar. Akibatnya, pilihan akan cenderung tertuju pada menjual, menjadi skrup atas angka-angka atau menanam beton.
Dan sialnya, jika pun warisan kolektif tentang kesadaran dan kemampuan hidup berdampingan dengan alam itu masih tersedia, pilihan manusia untuk bisa hidup sesederhana logika istirahat dan bertumbuh tersebut seakan masih sering menjelma seperti hama di era “kerja kerja kerja” orang baik ini. Era di mana investasi ialah dewa tanpa kritik yang sering kali menyihir kekayaan sumber daya alam, mendengung seperti kutukan. Di mana petani harus melawan pabrik semen, nelayan harus berperang dengan kekacauan tambang, dan warisan budaya agraris menjadi pelayan dari kaki kaki industri pariwisata massal warisan kolonial.
Nosstress yang terlibat dalam beberapa isu sosial dan karya-karyanya ialah udara segar yang menyebar di pengapnya kehidupannya banyak dari kita. Nosstress telah menjadi band yang diperhitungkan dan menjadi hidup untuk manusia di dalamnya. Diterima atau tidak, mereka ialah sebuah subjek dan juga objek untuk mendapatkan glorifikasi. Label band lingkungan sering sekali menjadi nama belakang Nosstress. Pelabelan yang sering kali memiliki ekor tuntutan atau setidaknya pertanyaan pertanyaan.
Di era masalah keadilan untuk bumi manusia yang sering tumbuh bak bisul di mana-mana di tanah ini, Nosstress sering kali dipertanyakan tentang posisinya dalam berbagai isu. Pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya kurang adil untuk seniman macam Nosstress. Namun, pertanyaan-pertanyaan itu juga lahir dari akumulasi bagaimana hari ini kita sering melihat seniman ataupun sekadar influencer sering loncat loncat ada di berbagai isu, dan sering merasa sah menjadi hakim atas standar kehidupan sosial.
Jadi, selain tentang benang merah antara istirahat dan tumbuh bersama, lagu dan video klip Nosstress ini saya rasa juga mampu bercerita tentang posisi mereka. Baik sebagai seniman dan terlebih lagi sebagai manusia senyata-nyatanya. Yang dalam keterangannya ditulis juga sebagai lukisan hidup mereka.
Kalau hanya dibaca sebagai sebuah teks, lirik Bertumbuh Bersama yang ditulis Kupit ini sangatlah sederhana. Nyaris tidak ditemukan majas ataupun analogi. Selain kejujuran dan kesederhanaan ialah kekuatan alami dari seorang Kupit dalam menyusun lirik. Karya ini juga menjadi begitu magis ketika alunan musik dan perpaduan suara Kupit dan Angga, ditambah apiknya video klip garapan Baskara. Karya ini benar-benar menyentuh tanah dengan pijakan kuat. Kalau ibarat pohon, ia ditanam di tanah yang tepat, pencahayaan yang pas dan dirawat oleh tangan-tangan yang kakinya berdiri di ruang berkeadilan.
Video klip dibuka dengan sekawanan burung yang terbang bebas dari pohon besar. Di mana kebebasan dan pohon besar ialah puncak dari keindahan hidup burung. Tentang bagaimana kemudian per kalimat dari lirik Tumbuh Bersama ini menjadi begitu bernyawa dalam karya ini, kuncinya saya rasa karena dalam laku dan perjalanannya Nosstress ialah satu dari sedikit band yang memiliki kemewahan dan kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri. Ini dapat dilihat dari latar tempat pembuatan video klip ini yaitu Taman Bermain Nosstress, tempat yang mereka bangun bersama sebagai ruang berdiri dan bergerak bersama.
Awalnya saya sempat berpikir akan memiliki kesempatan sedikit mencibir ketika di awal melihat video klip ini akan seperti kebanyakan video klip band lainnya. Setelah burung-burung terbang dan kegiatan di studio mereka, gambar akan berpindah-pindah ke tempat tempat yang terduga. Namun, sungguh di luar dugaan, hampir sepenuhnya video klip ini diambil di Taman Bermain Nosstress dan sangat berhasil bercerita tentang bagaimana dan bersama siapa kehidupan di dalam Nosstress berjalan.
Jika saya tidak keliru mendefinisikan pelajaran agama Hindu di sekolah dasar dulu tentang konsep bhuana alit dan bhuana agung, melalui karya ini Nosstress mampu bercerita tentang pandangan dan prioritas hidup mereka. Tidak jauh dari pandangan Man Angga tentang apa itu folk. Bagi Angga, esensi folk ialah berbicara dan berkarya dari hal-hal kecil di sekitar dan kegelisahan keseharian dengan jujur. Syukur kalau karya memiliki napas dan kehidupannya serta mampu menciptakan letupan letupan kecil di mana-mana. Untuk saling terjalin menjadi sesuatu yang lebih besar dalam kehidupan bersama yang lebih baik.
Melalui karya Bertumbuh Bersama, Nosstress tampak berhasil membagi cerita tentang bagaimana mereka menaruh prioritas utamanya. Menciptakan iklim bhuana alit yang sederhana, tapi mapan melalui wajah-wajah mereka yang menjadi bagian terdekat Nosstress turut dalam keseharian bergerak untuk rumah mereka dan untuk hidup mereka, dan hal-hal nyata dan ekosistem yang ada di sekitar ruang mereka.
Namun, bukan berarti mereka sedang membangun menara gading dan tidak memiliki pandangan maupun prioritas tentang kehidupan di luar sana yang lebih luas. Berangkat dari sesuatu yang ada di sekitar, mereka juga membawa pandangan kita ke perjalanan menuju gunung di kejauhan. Gunung yang benar-benar sering tampak dan juga sering tersamarkan dari Taman Bermain Nosstress menurut saya ialah simbol mereka juga masih menjaga dan mengusahakan harapan-harapan tentang bumi manusia yang lebih besar atau bhuana agung. Tentu berbicara tentang idealnya bhuana agung yang lebih reaalistis ketika dimulai dari memelihara bhuana alit sebaik-baiknya.
Kehadiran Icha (istri Angga), Putri (istri Kupit) dan juga Dhira anak pertama Angga juga menurut saya mampu bercerita sangat baik. Bercerita tentang sememukau apapun mereka di berbagai panggung, dalam keseharian Kupit dan juga Angga ialah manusia biasa kebanyakan. Manusia yang digerakkan oleh benda paling magis yaitu kasih sayang.
Kemudian video klip tumbuh bersama ditutup dengan dua suara tangisan. Dua tangisan yang saya rasa akan mengiringi langkah Dhira dan keluarga Nosstress temukan jalan sebaik-baiknya. Dan, dua pasang tangan yang baru merasakan udara dunia yang akan membuat Nosstress lebih kuat berpegangan dan saling memberi waktu untuk tumbuh bersama.
“Ndik, kopi sik..”
situs mahjong