• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Bersih Nyaman Ekowisata Bakau Lembongan

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
26 April 2015
in Kabar Baru, Travel
0 0
0

Lembongan - pemandu pak sudiaya

Hutan bakau terjaga, warga pun sejahtera.

Hampir pukul 10 pagi. I Nyoman Sudiaya dan empat rekannya bersiap membawa belasan turis keliling. “Saya no urut ke-31,” seru kakek ini. Kelompok pemandu hutan bakau ini menerapkan sistem antrean agar terorganisir.

Ada sekitar 40 nomor antrean. Di musim liburan seperti tengah dan akhir tahun, tiap pengemudi bisa beberapa kali keliling hutan bakau membawa turis. Terutama ratusan turis dengan kapal pesiar, sandar beberapa jam di jetty dan berwisata keliling pulau kecil ini.

Tiap perahu berisi maksimal empat orang. Agar tak terlalu berat dan seimbang. Sudiaya adalah kakek yang sangat kuat. Usianya hampir 60 tahun. Ia salah satu pengemudi sekaligus pemandu tur mangrove tertua di kelompoknya.

Sebuah tongkat sekitar 2 meter menjadi alat utama mengarahkan perahu. Menuju alur laut di antara lebatnya bakau. Juga menghidarkan benturan di akar-akar bakau yang kuat mencuat di sana-sini. Anjuran untuk tak banyak gerak dan menjulurkan tangan keluar perahu sangat berguna. Benturan dan gesekan dengan pepohonan bakau terjadi berulang-ulang.

Sudiaya bekerja sangat disiplin. Ia mengutamakan keselamatan penumpangnya. Beberapa kali ia menolak diajak ngobrol karena harus fokus mengemudikan perahu. Apalagi ia harus berdiri. Beberapa kali ia berteriak ke sejumlah rekannya untuk menjaga jarak dan perahu tak saling berbenturan.

Lembongan - main kano di hutan mangrove

Sejak tahun 2000 sejumlah warga Desa Jungut Batu, Lembongan menata hutan bakau sekitarnya. Warga melarang penebangan pohon bakau untuk kayu bakar setelah air laut mulai merayap naik ke pemukiman. Ketika upaya pelestarian berjalan, turis pun datang.

Hutan bakau ini terlihat sangat bersih dari sampah plastik. Tak ada bekas camilan atau kresek menyangkut di akarnya. “Tiap bulan ada kerja bakti, warga yang tak datang kena denda,” kata Sudiaya tentang kesepakatan kelompok tur ini.

Nama jenis bakau ditempel di batang bakau. Pada pukul 9-11 pagi, air cukup pasang dan memudahkan perahu melintas di rute tur. Udara sangat sejuk, air jernih. Beberapa hewan air terlihat di sekitar batang bakau.

Sejumlah perahu kayu berisi rumput laut terlihat lalu lalang di sekitar area ini. Sudiaya dan hampir semua pemandu juga adalah petani rumput laut di Lembongan. Keasrian hutan bakau memberi tambahan penghasilan. Bahkan menjadi sumber penghasilan utama di saat musim ramai.

Harga tur sekitar Rp 100 ribu per perahu untuk turis domestik dan Rp 150 ribu untuk turis asing. Jadi sekitar Rp 25-40 ribu per orang. Lama tur sekitar 20-30 menit tergantung pasang surut air laut.

Perahu memulai dari sisi Tenggara, lalu bergerak ke timur, sampai laut lepas. Hamparan laut, langit biru, dan kemegahan Gunung Agung di timur Pulau Bali adalah kombinasi eksotis. Apalagi dengan latar belakang para petani yang sedang mengurus petak rumput lautnya.

“Banyak sekali keuntungan bakau ini. Mencegah rumah saya hanyut dan banyak kepiting,” seru Sudiaya. Lembongan pulau kecil kedua setelah Nusa Penida di gugusan tiga nusa ini. Paling kecil Nusa Ceningan.

Lembongan - petani rumput laut

Hutan bakau juga dikelola di desa tetangganya, Lembongan. Ada dua kelompok ekowisata di sini dengan wilayah konservasi lebih 250 hektar. Mereka membibitkan bakau, melakukan rehabilitasi, dan terus berupaya menambah luasannya.

Hijau dan rapatnya bakau memberi keuntungan untuk pengusaha akomodasi dan restoran. Mereka berlomba membangun di sekitar hutan bakau karena kesejukan dan panoramanya.

Kunjungan ke tiga pulau ini terus meningkat. Rata-rata 200 ribu turis per tahun menyeberang ke sejumlah titik seperti Jungut Batu, Lembongan, dan Nusa Penida. Usaha speedboat juga makin banyak, diakses dari Sanur, Benoa, dan Padangbai.

Marthen Welly, aktivis lingkungan yang bekerja menginisiasi Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dalam diskusi dengan The Society Of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) dan The Nature Conservancy (TNC) mengatakan Pemkab sedang menyiapkan perangkat untuk menetapkan entrance fee.

“Dari study, willingness to pay sekitar 3,5-5 USD per masuk per orang. Jadi diperhitungkan terkumpul 1 juta USD per tahun untuk upaya konservasi pulau-pulau ini,” kata Marthen.

Sudah ada Perda tapi sedang dibuat mekanisme implementasinya. “Dari survei, pengelola entrance fee dari unsur pemerintah adalah opsi terakhir. Kita berharap transparan dan akuntabel,” jelasnya.

Jaya, salah seorang pengelola program zonasi ini mengatakan ada 13 dive site di Nusa Penida yang menarik ribuan turis datang. Sejak zona kawasan perlindungan ditetapkan, menurutnya prosentase karang dan biomass ikan meningkat. “Berkorelasi dengan penghasilan nelayan dan wisata bahari,” ujar pria ini. [b]

Tags: KlungkungNusa LembonganTravelWisata
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

12 June 2025
Rekomendasi Day Trip Eksplor Nusa Lembongan

Rekomendasi Day Trip Eksplor Nusa Lembongan

14 March 2025
Melestarikan Tapel Ngandong, Kesenian Unik dari Desa Les Lewat Akses Digital

Kesenian yang Terancam Hilang di Desa Wisata Les

3 January 2025
Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

10 July 2024
Komang Rai di Galeri Pertama di Nua Lembongan:  Lalu Lalang Imajinasi, Tradisi, Globalisasi

Komang Rai di Galeri Pertama di Nua Lembongan: Lalu Lalang Imajinasi, Tradisi, Globalisasi

24 December 2022
Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

Menilik Hotel Ramah Lingkungan Mana Earthly Paradise

1 July 2021
Next Post
[Komik] Gurun: Pulau Para Bandit

[Komik] Gurun: Pulau Para Bandit [4]

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia