• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, May 13, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Berapa Jejak Emisi Karbon yang Tertinggal dari Konser Musik?

Juniantari by Juniantari
26 July 2023
in Kabar Baru, Lingkungan, Opini
0 0
3
Konser musik Melali Bersama Musisi di sawah yang menggunakan energi terbarukan dari energi matahari pengganti disel bahan bakar fosil. Foto Balebengong
Konser musik Melali Bersama Musisi di sawah yang menggunakan energi terbarukan dari energi matahari pengganti disel bahan bakar fosil. Foto Balebengong

Konser musik sedang bergelora dari lapangan ke lapangan, kota ke kota, hingga banjar ke banjar. Pengeluaran listrik salah satu bagian yang paling kentara dalam semua acara. Salah satunya listrik konser musik. Penggunaan listrik ini menjadi jejak-jejak emisi karbon, selain dari kegiatan manusia, transportasi, konsumsi, dan lainnya.

Sayangnya, setelah suka ria konser sering kali kita melupakan jejak-jejak emisi ini. Atau kadang bingung bagaimana cara menebus dosa-dosa karbon yang disumbang oleh konser. Sesederhana menghitung uang yang kita keluarkan untuk belanja. Begitu juga cara menghitung jejak emisi. Dalam hal ini pada konteks emisi konser.

Coba kita hitung seberapa besar listrik yang dihabiskan dalam sebuah acara konser musik. Di sebuah event konser musik di Bali, genset masih menjadi sumber listrik paling umum.

Dikutip dari perhitungan dpspower.co.id, shooting film, pensi sekolah, pesta pernikahan, festival musik dan sejenisnya masuk dalam skala event besar. Event besar yang memiliki kapasitas melibatkan orang sebanyak 100-1000 orang bahkan lebih. Dalam website ini tertulis, rata-rata jumlah kVa genset yang diperlukan biasanya pasti di atas 100-200 kVa. Saat event besar seperti ini, genset bukan lagi sebagai penyelamat tapi berubah menjadi sumber listrik utama agar jadi kebutuhan listrik tidak kurang.

Dengan mengetahui daya sumber listrik yang akan digunakan di sebuah konser kita sudah punya bahan dasar untuk dihitung berapa besar emisi karbon konser yang kita datangi. Mari kita coba simulasi bersama.

Ada banyak kalkulator jejak karbon online yang bisa diakses gratis di google. Kali ini mari kita coba melalui https://m.lindungihutan.com/imbangi/jejak-karbon. Ada ragam kategori piranti yang menjadi media jejak karbon. Dalam kalkulator ini misalnya, disebutkan AC, bahan bakar industri, kendaraan, konsumsi listrik wilayah dan peralatan listrik.

Untuk menghitung emisi karbon listrik konser, kita bisa menggunakan kategori bahan bakar industri. Tinggal memilih bahan bakar apa yang digunakan untuk menghidupkan genset. Lalu isi berapa jumlah konsumsinya.

Untuk sebuah genset dengan daya 200 kVa yang menggunakan bahan bakar diesel, rata-rata menghabiskan 42 liter per jam. Maka kita bisa hitung, genset di sebuah konser yang dihidupkan kurag lebih 10 jam dalam satu hari akan menghasilkan berapa karbon.

Berikut hasil hitungan emisi karbon dalam skenario menggunakan genset 200 kVa berbahan bakar diesel. Kemudian dihidupkan selama 10 jam/hari. Yang mana rata-rata menghabiskan sekitar 420 liter diesel. Menurut perhitungan kalkulator lindungi hutan mendapatkan 1,155.383460 Kg CO2 eq / Harian. Dengan rincian: 0.009324 Kg N2O / Harian, 0.046620 Kg CH4 / Harian, 1,151.514000 Kg CO2 / Harian.

Meski pusing melihat angka-angka itu, biar kalkulator yang menghitungnya. Maka kita cek hasil angka itu jika ditebus menggunakan penghijauan, kita perlu berapa pohon? Hasilnya, dalam sebuah konser yang digelar selama 10 jam, menggunakan genset 200 kVa, kita perlu sekitar 48 pohon untuk menebus jejak emisi yang ditinggalkan.

Saat ini tinggal dihitung saja, berapa hari dan berapa jam konser yang diadakan menghabiskan bahan bakar. Maka, bisa mulai diperhitungkan berapa anggaran yang perlu dialokasikan untuk menebus jejak emisi dari sebuah konser atau acara lain. Emisi yang biasanya tak pernah kita tebus dan dibiarkan begitu saja dilimpahkan ke lingkungan.

Petugas membersihkan rumput di sekitar panel surya di PLTS Kayubihi. Foto Anton Muhajir.

Namun barter emisi ini tak serta menjawab persoalan perubahan iklim global. Halnya dengan menjadikan sampah plastik untuk diolah jadi kerajinan, karena sumber masalahnya masih ada. Yakni penggunaan plastik sekali pakai dan aktivitas yang meningkatkan emisi.

Salah satu upaya mengurangi emisi dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dengan energi terbarukan. Misalnya penggunaan panel surya sebagai sumber listrik. Ada juga yang berusaha mengurangi emisi dengan minim kemasan sekali pakai di stan-stan venue konser, menyiapkan stasiun air isi ulang, dan lainnya.

Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Juniantari

Juniantari

aku juga ada di akun instagram @juniyours

Related Posts

matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

9 May 2025
KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

9 May 2025
Kesetaraan Perempuan Bali ala Banjar Kekeran

Menjadi Perempuan Versiku

8 May 2025
José: Realita Suram Kaum Marginal di Amerika Latin

José: Realita Suram Kaum Marginal di Amerika Latin

7 May 2025
Next Post
Kakao Lestari yang Mengubah Hidup Petani

Suka Duka Panen di Ujung Utara dan Barat Pulau Bali

Comments 3

  1. ????? ?????? says:
    2 years ago

    It’s a shame you don’t have a donate button! I’d most certainly donate to this superb blog! I suppose for now i’ll settle for book-marking and adding your RSS feed to my Google account. I look forward to brand new updates and will talk about this blog with my Facebook group. Chat soon!

    Reply
  2. daachnik.ru says:
    2 years ago

    After looking at a number of the blog posts on your web page, I honestly like your way of blogging. I saved it to my bookmark website list and will be checking back soon. Take a look at my web site as well and let me know how you feel.

    Reply
  3. delaremontnika.ru says:
    2 years ago

    I’ve read some just right stuff here. Definitely value bookmarking for revisiting. I wonder how so much attempt you set to create this kind of magnificent informative site.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

9 May 2025
KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

9 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia