Gedung perpustakaan dan kearsipan Kota Denpasar berdiri kokoh di persimpangan pusat kota. Di tengah hiruk pikuk Jalan Surapati, Denpasar perpustakaan kota terus bernafas. Meski tepat di persimpangan, tapi untuk saya yang tak asing dengan jalur itu masih pangling mencari jalan masuknya.
Di tengah era digital, semua informasi yang bisa ditemukan melalui gadget, perpustakaan kian ditinggalkan. Namun era ini tak membuat perpustakaan kota terabaikan begitu saja. Meski musim pandemi menerpa, Perpustakaan dan kearsipan Kota Denpasar masih terbuka.
I Putu Mediawan, staf bagian Pelayanan Perpustakaan Kota Denpasar menyebutkan Perpuskot selalu dibuka untuk dikunjungi setiap Senin-Sabtu. Khusus untuk masyarakat Kota Denpasar, dibuka layanan peminjaman buku.
“Buku bisa dipinjam gratis dengan syarat berdomisili Kota Denpasar dan membuat kartu anggota. Buku bisa dipinjam maksimal 3 hari,” kata Medi.
Meski lebih bayak yang memanfaatkan layanan peminjaman ini, beberapa pengunjung ada yang datang untuk membaca di tempat. Saat ini lebih banyak kunjungan dari siswa SD dan SMP yang mendatangi perpustakaan. Sedangkan ketika pandemi, lebih banyak menerima kalangan mahasiswa.
Di era digital, koleksi perpustakaan kota denpasar bisa diakses melalui website https://perpustakaan.denpasarkota.go.id/opac/ dan juga dapat diakses sementara melalui pustakamade,denpasarkota.go.id (belum dilanching secara resmi karena sedang melengkapi beberapa fitur-fitur layanan dan koleksi digital). Untuk memastikan buku yang dipinjam tersedia di perputakaan kota, ketersediaan bisa dicek secara online dulu. Jika tersedia bisa dibooking, sehingga meski pandemi layanan peminjaman buku masih bisa diakses.
Perpustakaan keliling juga jadi pelayanan yang bisa diakses ketika mobil perpustakaan keliling ngetamp di titik jalan publik. Biasanya mobil nongkrong di Lapangan Lumintang dan Lapangan Puputan, Denpasar setiap hari minggu. Secara berkala bisa ditemui di SD dan SMP seputaran Denpasar. Namun, saat pandemi perpustakaan keliling tidak beroperasi.
Mencari suasana terkini, perpustakaan Kota Denpasar juga bisa ditemui di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar. Dengan desain ruang baca yang diupdate, koleksi bacaan Perpustakaan Kota Denpasar bisa diakses sepanjang Gedung DNA.
Koleksi Pustaka Langka
Selain bacaan umum, perpuskot juga memiliki misi penyelamatan pada pustaka-pustaka langka. Keberadaannya yang tak terdata tapi memiliki bagian penting dari remahan informasi dan cerita sejarah yang berkembang di masyarakat. Mendata pustaka langka hingga memproduksi kembali informasi yang terselamatkan. I Gusti Agung Dewi Widyastuti, staf bagian deposit dan pengembangan Perpustakaan Kota Denpasar menjelaskan sejauh ini koleksi pustaka langka di perpuskot ada 571 buku dan 12 lontar. Koleksi ini tidak bisa dipinjam tetapi bisa dibaca di tempat.
Ketersediaan koleksi pustaka langka tahun ini direncanakan bisa diakses di katalog online (pustakamade.denpasarkota.go.id). Sebab sebelumnya untuk mengakses pustaka langka hanya dengan menghubungi langsung pihak layanan. “Saat ini untuk akses pustaka langka dengan menyebut judul buku atau lontar yang dicari. Belum tersedia secara online, tahun ini akan diintegerasikan,” kata Ewik.
Ewik menuturkan, Perpustakaan Kota Denpasar memiliki kewenangan melakukan penyelamatan pustaka langka melalui penelusuran, mendata pustaka langka yang masih tersebar di masyarakat, melakukan re-produksi pustaka sehingga bisa dipromosikan dan dipublikasikan. Pandemi menyebabkan aktivitas penyelamatan pustaka langka ini terhenti sementara. Tahun ini direncanakan akan ada penelusuran lagi setelah selama pandemi off.
“Kita akan melakukan penelusuran di masyarakat yang berada di 4 kecamatan daerah Denpasar,” paparnya.
Tahun ini perpuskot akan lebih banyak menjadi penyambung informasi. Mendata masyarakat yang memiliki lontar atau pustaka langka. Sehingga masyarakat yang mau mencari bacaan jaman dulu bisa hubungi perpuskot. Berdasarkan data hasil penelusuran itu akan dibagi kepada masyarakat yang mencari informasi dimana tempatnya dan siapa pemiliknya. Akan ada lebih banyak data pustaka langka yang dimiliki masyarakat Kota Denpasar yang terarsipkan.
Hasil penyelamatan pustaka langka tahun-tahun sebelumnya yang sudah dire-produksi, bisa diakses di gedung perpustakaan dan kearsipan Kota Denpasar. Penelurusan pustaka langka sebelumnya dilakukan di luar denpasar seperti ke Gedung Kirtya, Undiksha dan Perpustakaan Nasional.
Sumber primer penelusuran ini bekerjasama dengan Penyuluh Bahasa Bali. Berbekal informasi awal dari penyuluh bahasa bali, tim penyelamat pustaka langka Perpustakaan Kota Denpasar akan menelusuri lebih lanjut masyarakat mana yang memiliki pustaka langka.
Sesuai dengan syarat Perpusnas, bacaan yang masuk kategori pustaka langka yakni bacaan berumur minimal atau lebih dari 50 tahun. Bisa berupa naskah, buku atau lontar, yang sudah tidak dicetak lagi. Pustaka langka yang bisa dire-produksi, maka akan dibuatkan salinannya sehingga bisa diarsipkan di gedung Perpuskot Denpasar.
Penyelamatan pustaka langka yang terbaru di tahun 2019 ditemukan memuat tentang babad-babad, cerita klasik seperti cerita panji, sejarah perjuangan rakyat bali seperti puputan badung dari berbagai versi.
“Cerita perang puputan ini bentuknya adalah terbitan naskah, tapi koran yang sudah lama sekali, tapi itu juga menjadi sumber informasi tentang Puputan Badung,” Ewik menerangkan kondisinya.
Penelusuran pustaka langka yang dilakukan ke instansi pengelola biasanya kondisinya sudah cukup terawat. Sehingga bisa direproduksi kembali, itu artinya bisa dibaca dan digunakan.
Sebagai bagian dari pengembangan Perpustakaan Kota, Ewik akan melakukan digitasi, berupa review pustaka langka. Sehingga dapat ditampilkan pada sistem perpustakaan digital yang dilaunching nanti. Melalui review ini, masyarakat sudah mengetahui lebih dulu isi pustaka langka ini sebelum mencari tahu lebih jauh.