• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, November 1, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Agar Subak Tak Punah di Bali

Fadlik Al Iman by Fadlik Al Iman
28 April 2014
in Kabar Baru, Lingkungan, Pendidikan
0 0
0
Hancur Subak, hancur budaya Bali. Fadlik Al Iman
Anak-anak perlu belajar tentang subak sejak kecil. Foto Fadlik Al-Iman.

Anak-anak berseragam olahraga berkumpul di halaman sekolahnya.

Pagi itu, siswa SD 1 Jatiluwih, Tabanan satu per satu bergegas mengganti pakaian mereka dengan seragam kegiatan bertuliskan “Hancur Subak, Hancur Budaya Bali”.  Leo, salah satu murid, terlihat sumringah wajahnya.

Menurut Ketua Subak I Nyoman Sutama kegiatan bersama anak-anak SD setempat ini baru sekali ia ikuti. Sebelumnya hanya ada tamu lokal, mancanegara atau mahasiswa yang ingin meneliti tentang subak serta pariwisata di Bali.

Kegiatan dimulai pukul 8 pagi. Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali Catur Yudha Hariani mengatakan senang bisa berkegiatan bersama 40 anak-anak dari kelas 3, 4 dan 5.

“Hari ini kita akan belajar bersama sama mengenal Subak lebih dekat bersama Pak Nyoman, kakak fasilitator, petani serta guru yang hadir,” tambahnya.

Sebelum melihat subak, dua fasilitator yaitu Kak Herni dan Lhya membagikan alat tulis untuk bekal anak-anak mencatat. Kelompok dibagi menjadi tiga. Setelah semuanya siap, anak-anak berjalan lebih kurang 1 km menuju sawah. Dalam perjalanan anak-anak ramai meneriakan yel yel tentang subak.

Usai berjalan melewati pematang sawah, anak-anak duduk rapi di tempat yang telah disediakan. Pak Nyoman menjelaskan tentang subak. Menurut keterangan beliau subak telah menjadi warisan Dunia, tepatnya pada 29 Juni 2012. Saat itu, Badan PBB untuk urusan Pendidikan, Keilmuan dan Budaya (UNESCO) pada sidang ke 36 di Rusia mengesahkan bahwa budaya Subak di Bali sebagai World Culture Heritage.

Peristiwa yang menarik ketika anak-anak secara bergantian menanyakan apakah subak itu, apa yang terjadi jika subak tidak ada, mengapa sistem subak kadang ada air kadang air disurutkan, apa perbedaan gandum dengan beras?

Ketika kita berkegiatan di luar ruangan maka semua mata pelajaran bisa terkait.

Hujan pertanyaan menandakan anak-anak sangat menyukai belajar di luar ruangan.

Menurut Catur ketika kita berkegiatan di luar ruangan maka semua mata pelajaran bisa terkait. Ambil contoh ketika melihat padi, kita bisa belajar biologi. Melihat pohon kita bisa menghitung diameter pohon yang terkait dengan pelajaran matematika.

Kehidupan sosial serta masyarakatnya juga bisa dipelajari. Masih banyak kegiatan yang bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran.

Guru guru pun dilatih untuk kreatif sehingga membuahkan hasil anak didik secara maksimal.

Meski sekarang Bali sedang dihadapi dengan berkurangnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan, pekerjaan sebagai petani juga dianggap sebagai pekerjaan kelas bawah. Akibatnya, banyak orang pergi ke kota.

Hal ini berbalik dengan pernyataan Pak Nyoman ketua subak.

Menurut Pak Nyoman, daro sistem subak justru kami mengambil tenaga dari luar, banyak turis asing yang datang untuk melihat subak, sehingga berjamuran warung warung makan. Beras merah organik pun kami olah dengan disangrai sehingga bisa menjadi teh tuturnya.

Matahari hampir berada tepat di atas kepala. Anak-anak bergegas kembali ke sekolah. Tiga kelompok kemudian mempresentasikan hasil temuannya.

Agar mempresentasikannya maksimal, satu kelompok dipecah menjadi dua. Maka, terdapat enam kelompok. Menariknya, mereka mempresentasikan dengan cara berbeda. Ada yang membuat lagu, puisi serta menceritakan gambar yang mereka buat bersama.

Karena sempitnya waktu, tidak semua kelompok mempresentasikan temuannya.

Di daerah lain semakin hari subak juga menemui tantangan. Misal saja ketika ada pemekaran wilayah, sumber air kini tidak lagi berasal dari desanya, tentu bisa menjadi masalah.

Untuk itu penting dilakukan pendidikan lingkungan hidup agar semuanya bisa lebih arif mengelola lahan pertanian. Pak Nyoman berharap agar kegiatan ini bisa berlanjut. Harapan besarnya agar subak ini bisa menjadi muatan lokal yang masuk di mata pelajaran anak-anak sekolah di Bali. [b]

Tags: PertanianSubakTabanan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Fadlik Al Iman

Fadlik Al Iman

Pegiat lingkungan di Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI) Bali.

Related Posts

Transformasi Digital dan Jejak Ritual di Subak Kedisan Kaja

Transformasi Digital dan Jejak Ritual di Subak Kedisan Kaja

9 September 2025
Refleksi Kebun Kolektif bagi Gerakan Petani

Refleksi Kebun Kolektif bagi Gerakan Petani

12 August 2025
Adu Balap di Jalan, Janji Sirkuit Ditagih

Adu Balap di Jalan, Janji Sirkuit Ditagih

3 June 2025
Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

28 March 2025
Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

7 April 2021
Jalan Pelik Bali Organik

[Laporan Mendalam]: Jalan Pelik Mimpi Bali Organik

27 January 2021
Next Post
Bali akan Krisis Air 2015. Serius?

Bali akan Krisis Air 2015. Serius?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Pernyataan Sikap Forum Alumni Unud terhadap Kasus Meninggalnya TAS

Pernyataan Sikap Forum Alumni Unud terhadap Kasus Meninggalnya TAS

31 October 2025
Sekolah Inklusi, Bukan Sekadar Menerima, Tapi Siap untuk Semua Anak

Sekolah Inklusi, Bukan Sekadar Menerima, Tapi Siap untuk Semua Anak

31 October 2025
Festival Kekeruyuuuk: Wujud Perayaan Kesejahteraan Hewan dan Ekosistem Pangan

Festival Kekeruyuuuk: Wujud Perayaan Kesejahteraan Hewan dan Ekosistem Pangan

30 October 2025
Negoisasi Global untuk Pengurangan Produksi Plastik terus Berlangsung

Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Berpotensi Mengancam Lingkungan dan Keuangan Negara

30 October 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia