“Sudah sangat jelas, kewirausahaan masa depan ada di internet. Dan, Indonesia punya modal besar menuju ke sana.”
Kalau pernyataan itu datang dari pejabat Indonesia mungkin biasa. Tapi karena harapan dan pujian itu disampaikan Pemimpin Eksekutif Google Eric Schmidt, maka lain lagi ceritanya. Google mesin pencari paling terkenal di dunia sekaligus perusahaan media online yang maju pesat. Majalah terkemuka Forbes pernah menyatakan Google merupakan salah satu dari lima perusahaan online terbesar di dunia.
Maka, saya merasakan pernyataan Eric Schmidt tentang Indonesia sebagai sebuah optimisme bagi masa depan negeri ini.
Eric Schmidt menyampaikan pujian dan harapan tersebut pada malam pembukaan Regional Entrepreneurship Summit (RES) di Nusa Dua, Jumat pekan lalu. Sekitar 400 wiraswasta dari Indonesia dan anggota ASEAN lain hadir pada acara yang memang paralel dengan pertemuan para menteri ASEAN tersebut.
Dalam pidato sekitar 30 menit itu, Eric memberikan sejumlah fakta yang biasa saya dengar tapi sekarang lebih berarti. Sekali lagi mungkin karena yang ngomong adalah salah satu orang berpengaruh di dunia.
Modal besar yang dimaksud Eric antara lain demokrasi yang sudah terbangun di Indonesia. Ini memang pujian yang sering terdengar untuk Indonesia. Dan, ada benarnya. Dibandingkan negara ASEAN lain, seperti Malaysia, Singapura, Laos dan Myanmar, Indonesia jauh lebih demokratis. Ini modal besar.
Modal lainnya, menurut Eric, adalah geliat anak-anak muda di Indonesia yang kini hidup dari internet. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pemakai internet tertinggi di dunia dari sisi jumlah, bukan dari sisi prosentasi.
Tinggi
Mari lihat faktanya. Menurut Internet World Stats hingga Juli 2011 ini, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 39.600.000 orang, terbanyak keempat di Asia setelah China, India, dan Jepang. Dia paling tinggi di antara negara-negara lain di kawasan ASEAN.
Dalam hal jejaring sosial, negara dengan penduduk sekitar 245 juta jiwa ini lebih tinggi dibanding negara lain di dunia, seperti China, Jepang, Inggris, dan negara lain. Pengguna Facebook di Indonesia saat ini sekitar 39.200.000 orang dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna Facebook terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
“Tingginya jumlah pengguna internet akan berdampak pada meningkatnya ekonomi dan keuntungan di negeri ini,” kata Eric.
Optimisme Eric senada dengan apa yang disampaikan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu yang memberikan pengantar sebelum pidato Eric. Marie mengatakan besarnya optimisme itu memang terbangun dari wajah-wajah anak muda yang ikut acara malam itu.
Saya melihat ratusan anak muda yang sudah membuktikan diri bisa melakukan usaha meski tak banyak dukungan dari negara. Usaha-usaha anak muda itu antara lain di bidang internet, desain, pemberdayaan desa, konfeksi, dan seterusnya.
Tiga Besar
Optimisme itu kembali disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton pada esok harinya setelah malam pembukaan bersama Eric Schmidt.
Selama sekitar 45 menit, Hillary menyampaikan puja-puji tentang masa depan ekonomi Indonesia. “Negeri ini salah satu dari tiga negara demokratis terbesar di dunia dengan peran yang terus berkembang pada perdagangan dan pertumbuhan global,” kata Hillary.
Dia memberikan data, sekitar 75 juta penduduk Indonesia saat ini berusia kurang dari 18 tahun. Anak-anak muda ini tumbuh di dunia sangat berbeda dengan para pendahulunya. Dengan kemudahan teknologi internet, mereka terhubung satu sama lain lalu menciptakan peluang ekonomi sendiri.
Menurut Hillary, peluang itu tak bisa hanya diciptakan pemerintah tapi. Bahkan, perusahaan yang saat ini sudah ada pun belum tentu bisa memahami apa yang dibutuhkan anak-anak muda ini.
Optimisme yang disampaikan tiga orang tersebut, Eric, Marie, dan Hillary menumbuhkan lagi harapan tentang cerahnya masa depan negeri ini termasuk di dunia maya. Di antara riuh rendah isu korupsi, pengangguran, kerusakan alam, negeri ini masih punya harapan. Bahwa kita bisa lebih baik di masa depan. [b]