Oleh Anton Muhajir
Ingin makan ikan segar yang baru didapat dari kolam pancing? Restoran Akame bisa jadi salah satu tujuan. Restoran ini menyajikan penglaman kuliner di tepi kolam pancing. Mungkin bisa jadi referensi tempat makan seafood asik di Denpasar.
Restoran ini berada di jalan menuju Pelabuhan Benoa, pelabuhan terbesar di Bali. Persis setelah gerbang masuk Pelabuhan Benoa, ada papan nama besar di kiri jalan bertuliskan nama restoran ini. Jadi tidak susah mencarinya.
Ketika pertama kali melihat papan nama itu saya sudah kepincut. Soalnya papan nama itu berisi foto yang memang menarik. Gubuk di tepi tambak dengan warna temaram senja. Tenang. Kalau sudah yang begini, saya gampang terayu. Hehe. Karena waktu itu saya ke Benoa untuk urusan lain, jadi saya tidak bisa mampir.
Namun penasaran saya terobati juga ketika akhirnya saya ke sana pekan lalu. Acaranya cari tempat makan siang untuk field trip wartawan peliput UNFCCC di Nusa Dua.
Restoran Akame berada persis di tepi tambak. Di danau itu pula sebagian orang siang itu sedang memancing. Ada sekitar tujuh bale bengong di pinggir kolam ini. Selain untuk tempat makan, bale bengong itu juga jadi tempat mancing. Jadi bisa sekalian mancing, lalu ikannya dimasak dan dimakan di sana. Eh, masaknya tentu saja di dapur, bukan di bale bengong itu.
Saya pilih tempat di restoran utama dengan kapasitas sekitar 70 kursi tersebut. Agar bisa menikmati tambak dan suasana orang mancing, saya pilih yang meja kursi persis paling pinggir. Jadi mata saya bisa jelalatan ke sana ke mari. Sayangnya suara ribut orang mancing di depan saya agak mengganggu. Apalagi mereka terlihat tidak terlalu ramah. Tapi yowis. Cuek saja.
Menurut Made Widianta, bagian marketing restoran Akame, luas total tempat ini enam hektar. Empat hektar untuk budidaya, sisanya untuk tambak dan restoran. Semula, tempat ini hanya tempat yang tidak terlalu terawat karena berada di tepi hutan mangrove. Banyak sampah menumpuk di daerah sini. Sejak setahun lalu, tempat ini pun berubah. Kini ada tempat budidaya, mancing, sekaligus makan di sana.
Ikan yang dibudidayakan di sini ada bandeng, kerapu, dan kakap. “Bibitnya kami beli dari Jawa,” kata Made.
Ikan kecil-kecil itu dimasukkan di enam hektar tempat pembibitan tersebut. Juga dipancing para pengunjung. Minggu siang itu sekitar 50 pengunjung sibuk memancing. Saya hanya makan di sana.
Ada beberapa paket menu di sini. Namanya saja makanan tepi laut. Jadi ya dominan menu ikan laut. Ada kakap, bandeng, kerapu, udang, cumi-cumi, kepiting, dan kawan-kawannya. Menu itu ada yang paketan, ada pula yang sendiri.
Untuk menu paket Ban Go alias Rp 15 000an, ada B1, B3, dan B4. Isinya nasi, sayur, sambal ulek dan matah, es teh, dan buah. Bedanya cuma di lauk. Bisa pakai ikan meka bakar, cumi goreng, atau kerang bakar. Saya pilih paket berlauk kerang bakar saja.
Sebenarnya saya ngiler lihat ikan kakap bakar. Tapi harganya mahal, Rp 9.000 per ons. Masalahnya ternyata kita tidak bisa beli hanya satu ons. “Minimal lima ons,” kata cewek manis pelayan di sana.
Saya ingat di dompet hanya tinggal sekitar Rp 70 ribu. Jadi setelah saya hitung-hitung, berarti duit saya tidak akan cukup untuk beli ikan itu lima ons. Lagian lima ons juga terlalu banyak untuk dimakan sendiri. Saya bilang tidak jadi pesan ikan bakar meski sempat tanya-tanya.
Pesanan beres. Saya menunggu sambil menikmati suasana.
Sekitar 15 menit kemudian pesanan saya datang. Paket Rp 15 ribuan dengan lauk kerang. Isinya hanya empat kerang. Benar-benar sak iprit. Tapi setelah itu datang ikan bakar kakap yang tidak jadi saya pesan. Dalam hati saya bertanya-tanya, ini masuk paket atau dihitung sendiri ya?
Dasar saya malas dengan tanya-tanya, saya sikat saja ikan bakar itu. Kalau ditolak dengan alasan tidak pesan juga kasihan dengan pelayan. Rasa makanan di sana tidak terlalu spesial. Kalah dibanding di Jimbaran.
Tapi setidaknya ada referensi baru tentang tempat makan ikan laut. Besok-besok saya mungkin akan ke sana lagi.
Leave the dolphins free!!! They don´t belong to you, its cruel what you do to them!!!!
You have dolphins in a small tank. Bring them back to the Ocean, its not the right enviroment for them in your Restaurant, its just cruel and not worth the money you think you will earn with showing them in the Restaurant…
Akame is not the owner of the dolphin
Akame different management with the dolphinbay you have no right to involve Akame with dolphin
kebetulan sy beberapa kali pernah kesana. skr sdh beda, kl mancing hrs bayar bale bengong 100.000. tp kl hsl pancingan lbh dr Rp. 1.000.000,- bale bengong free. kl utk makanan memang sdikit di bawah sea food yg ada di jimbaran.. tp utk refresing mancing,tempatnya memang lumayan..
kalau mancing gak dapat ikan… terus gak jadi makan dong? 😀
like fan page Facebook Akame http://www.facebook.com/pages/Akame-Restaurant/138979166259070?ref=hl