Pasangan calon Koster – Giri pada debat perdana Cagub – Cawagub Bali. Sumber foto: Tangkapan Layar Youtube KPU Bali
Debat calon gubernur dan calon wakil gubernur Bali 2024 dilaksanakan secara perdana pada Rabu, 30 November 2024. Tema yang diusung adalah “Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan” dengan lima sub tema, yaitu hukum dan kamtibmas; isu lingkungan dan tata ruang; ketahanan budaya; infrastruktur dan moda transportasi; serta ekonomi pariwisata. Debat berlangsung pada 19.00 WIB di Prime Plaza Sanur dan disiarkan langsung melalui TVRI Bali dan Youtube KPU Bali.
SEGMEN 1
Visi Misi dan Program terkait Pariwisata Berkelanjutan:
Program prioritas untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di bali. Yang pertama, program restorasi Parahyangan Pura Besakih karena banyak pelinggih yang sudah rusak berat. Pura Besakih merupakan pusat spiritual Bali, sehingga Bali memiliki aura yang kuat dan menjadi daya tarik wisata. Program pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung untuk menjadi objek pariwisata berkelas dunia, meningkatkan desain pariwisata Bali agar bisa berkelanjutan. Pembangunan Turyapada Tower di Buleleng untuk mewujudkan pariwisata baru berkelas dunia sekaligus menyeimbangkan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan. Pembangunan gedung parkir Pura Batur karena selama ini selalu macet, maka mobil akan ditampung di gedung parkir. Selanjutnya dibangun jalan penghubung di Pura Batur dan Pura Besakih karena pujawali di Pura Batur dan Pura Besakih selalu bersamaan, sehingga macet. Dengan jalan ini dipastikan tidak ada macet lagi dengan pembangunan jalan Pura Besakih dan Pura Batur. Pembangunan jalan baru Sang Hyang Ambu, menghubungkan Klungkung dan Karangasem sebagai bagian dari jalan lingkar Bali, jalan melalui terowongan sepanjang 200 meter, jalan menjadi aman dan nyaman, tidak lagi melewati tikungan yang merasa tidak nyaman dan aman. Pembangunan jalan baru Brina, menghubungkan Karangasem dan Buleleng agar wisatawan dengan nyaman bisa mengunjungi pariwisata yang ada di Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Jalannya sangat indah dengan jembatan yang bagus. Melanjutkan jalan shortcut titik 9-10 Singaraja – Denpasar. Saat ini sedang tender dan akan dibangun tahun 2025 dan akan selesai tahun 2026, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Buleleng tidak akan terganggu dengan ancaman keamanannya. Pembangunan jalan tol Gilimanuk – Mengwi yang saat ini sedang berlanjut pembebasan lahan yang sudah disiapkan dana dari APBN Rp500 miliar untuk tahap pertama. Kemudian sedang berlangsung tender konstruksi direncanakan selesai awal tahun, astungkara pertengahan tahun 2025 jalan tol ini mulai dibangun, akan menjadi jalan untuk menuju destinasi wisata wilayah Bali Barat untuk menyeimbangkan pariwisata Bali Barat untuk menyeimbangkan wilayah di Bali. Pembangunan Kawasan Terpadu Pelabuhan Amed, Karangasem. Pelabuhan Amed akan dikembangkan menjadi pelabuhan terpadu, perikanan, penumpang, dan pariwisata. Sekaligus menjadi destinasi pariwisata di Karangasem. Pembangunan Kawasan Terpadu Pelabuhan Sangsit, Buleleng. Akan dikembangkan menjadi pelabuhan perikanan, penumpang, dan wisatawan, wisatawan bisa berkunjung ke Buleleng dengan baik. Pembangunan jalan baru Sunset Road – Mahendradatta untuk mengatasi kemacetan di Denpasar yang membuat wisatawan menjadi tidak nyaman. Dengan jalan baru ini, maka wisatawan yang berkunjung ke daerah Denpasar, Badung, dan daerah lainnya menjadi nyaman dan lancar. Ini jalan baru, ini lintasannya, pembebasan lahan akan dilakukan dengan land consolidation. Pembangunan jalan baru underpass Tohpati, Denpasar yang menjadi titik macet luar biasa di Denpasar, harus diselesaikan agar wisatawan nyaman berjalan. Pembangunan jalan baru underpass A. Yani, Denpasar. Denpasar paling banyak macetnya harus mendapat prioritas, sehingga pariwisata berjalan dengan baik. Pembangunan jalan baru underpass Jimbaran, Badung karena Badung juga macet sekali. Pembangunan gedung parkir Sanur agar mobil tidak lagi parkir di pelabuhan Sanur, tapi di gedung parkir ini supaya rapi. Pembangunan jalan shuttle dari gedung parkir menuju Pelabuhan Sanur supaya tidak macet di Sanur dan Denpasar. Menyisir pantai dengan sangat indah. Ini sendiri menjadi destinasi pariwisata.
SEGMEN 2
Pertanyaan 1 (Hukum dan Kamtibmas)
Kepadatan penduduk makin meningkat dengan arus pendatang domestik maupun asing, urbanisasi penduduk tak terkendali berdampak pada permasalahan di Bali seperti ketertiban dan hukum, keimigrasian dan lapangan kerja, sosial budaya. Bagaimana strategi paslon dalam menghadapinya?
Jawaban Koster: Yang pertama adalah pengaturan penduduk masyarakat yang datang ke Bali dari luar harus diatur agar jelas apa yang dikerjakan di Bali. Kedua, kepadatan penduduk ini berakibat kepada kemacetan tentu perlu dibangun transportasi, infrastruktur agar arus lalu lintas lebih lancar. Kemudian juga menimbulkan persoalan lain yakni permasalah sampah, harus dilakukan pengelolaan sampah dengan berbagai skema, baik pengolahan sampah dari sumber, kemudian pembatasan timbulan sampah sekali pakai untuk membangun ekosistem agar sehat dan berkualitas. Yang berikut adalah bagaimana agar para pendatang betul-betul menghormati tatanan hukum dan norma-norma budaya yang ada di Bali agar mengikuti dengan tertib dan disiplin apa yang berlaku di Provinsi Bali ini.
Tanggapan Koster: Untuk melakukan seleksi terhadap warga yang datang ke Bali akan dibuatkan peraturan daerah untuk mengatur kedatangan warga ke Bali dan kemudian penegakan hukum secara tegas agar semua yang ada di Bali, baik warga lokal maupun pendatang mengikuti dengan tertib dan disiplin hukum yang berlaku di Bali.
Pertanyaan 2 (Ketahanan Budaya)
Berbicara Bali tidak terlepas dari masyarakat dengan karakteristik dan kekhasannya. Bagaimana strategi dalam menyikapi pergeseran karakteristik?
Tanggapan Koster: Apa basis yang akan digunakan untuk mengembangkan agar masyarakat bali memiliki karakter dan jati diri sesuai dengan nilai-nilai budaya Bali?
Pertanyaan 3 (Ekonomi Pariwisata)
Pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang mampu meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Investasi kurang memperhatikan pariwisata berkelanjutan. Hal ini menunjukkan isu ini menjadi penting. Apa langkah tegas dan berani paslon untuk hanya menerima investasi pariwisata berkelanjutan di Bali?
Tanggapan Giri: Langkah tegas paslon yang mendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat, sudah barang tentu yang pertama masyarakat Bali ini harus menjadi tuan di rumahnya sendiri. Investasi boleh, tetapi jangan dengan investasi yang ada lalu memarjinalkan masyarakat pulau dewata itu sendiri itu satu. Yang kedua melalui B2B dengan organisasi kepariwisataan ini sudah kuat sekali untuk menggerakan sektor ekonomi dan kami paslon dua tidak akan berpikir tentang pariwisata saja. Maka pariwisata ini adalah merupakan hulunya di Provinsi Bali, maka clean, safety, healthy, environment kita kuatkan. Bagaimana rasa aman dan nyaman itu muncul. Selanjutnya ekonomi pariwisata, kami ini melakukan transformasi perekonomian Bali melalui pariwisata karena kita akan balik dulu budaya menghidupkan pariwisata, sekarang pariwisata lah menghidupan budaya. Sektor itulah pertanian dengan sistem organik, yaitu kelautan dan perikanan, IKM, UMKM, dan koperasi, ekonomi kreatif digital, industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali. Industri manufaktur ini adalah sebuah industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi dan bahan dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi, ini dilakukan oleh perorangan secara manual maupun mesin. Kami yakin masyarakat Bali akan bahagia dan sejahtera, itu paslon dua.
Pertanyaan 4 (Moda Transportasi)
Keberlanjutan operasional transportasi publik tergantung pada fiskal daerah. Saat ini dukungan kebijakan fiskal masih sangat rendah dan sering bukan merupakan prioritas. Apa upaya paslon dalam menjamin fiskal?
Jawaban Giri: Infrastruktur dan mode transportasi, yang pertama kita meningkatkan aksesibilitas pada masyarakat. Kami 02, sudah melakukan estetika keindahan dan keasrian kita jaga, modernisasi kita ke bawah, salah satunya adalah MRT itu adalah modelnya B2B, business to business yang tidak ada beban APBD dan kita Kabupaten Badung sudah menjadi pionir untuk itu bahkan pembisnisnya ada disitu. Selanjutnya untuk underpass ini adalah harus kita lakukan bagaimana kita mengurangi dari pada kemacetan, ini adalah merupakan bagian dari pada solusi dan mode transportasi bagaimana kita bisa memberikan akses kepada masyarakat pejalan kaki, bagaimana kita bisa memberikan akses jalur kereta api itu mode transportasinya. Maka untuk angkutan yang ada di wilayah Provinsi Bali ini. Tadi sudah kami tayangkan di video visual, itu adalah salah satu solusi yang kita berikan karena masyarakat tokoh Pulau Bali ini khususnya milenial, gen z, anak-anak muda ini ingin melihat yang ada di depan matanya. Maka visual video itu adalah merupakan gambaran before dan after, nanti bertalian dengan transformasi kedepannya. Yang kedua kita akan pastikan di Pulau Bali ini adalah clean and green (bersih dan hijau) bebas dari polusi. Kita akan mengikuti perkembangan zaman kalaupun nanti kita akan beralih kepada listrik itu harus kita lakukan dengan baik, maka skema-skema inilah yang harus kita lakukan untuk bagaimana kita memberikan sebuah aksesibilitas kepada masyarakat, baik itu masyarakat umum maupun masyarakat pribumi yang ada di Pulau Dewata ini. Termasuk nanti urusan masalah subsidi ini kita akan pastikan dari pemerintah itu adalah sebagai pionir untuk mensubsidi transportasi yang akan dilakukan ini dan kami pastikan yang penting fasilitas kami berikan, urusan nanti ke depan kita akan sosialisasikan kepada masyarakat pengguna transportasi itu sendiri dan kami meyakini kalau memang sudah memberikan fasilitas yang gratis, yang nyaman dan aman, kami yakin dan percaya masyarakat akan cepat, mampu, dan mau ikut dengan transportasi yang kita buat untuk kepentingan masyarakat Pulau Dewata ini. Mari kita jaga Pulau Dewata ini bersama-sama karena dengan salah satu infrastruktur dan moda dari pada transportasi ini, itu adalah merupakan solusi yang harus kita selesaikan bersama. Bagi Giri Prasta semua masalah tidak bisa kita selesaikan sendiri, tetapi semua masalah ada solusinya, ini lah yang harus kita lakukan. Kami tidak akan pernah tinggal diam untuk bagaimana memberikan kemudahan akses bagi masyarakat pengguna jalan itu sendiri. Terima kasih, selamat, hebat bagi untuk masyarakat Bali ke depan
Tanggapan Giri: Kalau MRT jelas sekali bahwa dari bandara menuju ke central parkir. Ini trase yang pertama, Kuta, Seminyak, Legian, Canggu sampai ke Cemagi. Itu selesai di tahun 2028. Nah trase kedua itu dari bandara masuk ke Jimbaran, Uluwatu, dan Nusa Dua. Trase ketiga, Denpasar. Trase keempat adalah yang ada di Gianyar. Sekali lagi estetika dan keindahan kita jaga, maka modernisasi kita ke bawah dengan teknologi, ini B2B. Jangan pak wakil pesimis dulu, berikan kesempatan B2B ini karena beliau sudah menghitung. Nah itu, yang kedua bertalian dengan Singaraja saya kira untuk Bandara Singaraja itu kan sudah ada Perdanya. Astungkara kedepan pemerintah yang ngambil atau nanti sektor swasta. Inilah infrastruktur yang dilakukan kemarin pada zaman Koster jadi gubernur shortcut itu bagus untuk mempermudah akses dan di dalam lembah nanti akan ada tiang pancang, jembatan lurus sehingga memudahkan akses di situ. Ibaratnya kalau kita menaruh semut di pada setempat, sebentar lagi, besok lagi dia akan hilang. Mari kita taruh gula di situ terus semut akan berdatangan, itu cara untuk melaksanakan sebuah kegiatan untuk suksesnya Pulau Dewata yang kita cintai bersama demi anak cucu kita.
SEGMEN 3
Pertanyaan untuk Mulia – PAS
Pertanyaan dari Giri: Memformat Bali dalam pariwisata yang berkelanjutan. Nah ketika kami melihat di hearing dengan BTB, Bali tourism board dan beberapa organisasi yang ada di Bali ini ikut yang telah melaksanakan kegiatan pariwisata seperti sekarang ini itu luar biasa bagus sekali dan di situ kami melihat dan mendengar bahwa calon gubernur Bali 01 itu mengatakan bahwa 53 juta jiwa wisatawan asing ke Bali. Pertanyaan kami adalah mohon penjelasan Bapak mengenai jumlah wisatawan mancanegara ke Bali sebanyak 53 juta jiwa orang?
Tanggapan Giri: Target daripada kementerian pariwisata nasional itu sebenarnya adalah 14 juta jiwa dan 50% dari 14 juta itu adalah 7 juta target di Bali dan kami sudah berhitung bahwa dari bulan Januari sampai Agustus itu 4.465.685 orang. Jadi target kami adalah 7 juta itu astungkara tembus sampai 6,8 juta jiwa itu, nah kenapa kami pertanyakan hari ini kalau memang benar wisatawan mancanegara 53 juta, berarti PHR Kabupaten Badung melampaui 30 triliun. Nah itu karena kami ingin memberikan sebuah kejelasan verifikasi bahwa mari kita pikirkan dengan baik itu yang kita katakan dengan baik, apa yang kita katakan dengan baik itu yang kita lakukan dengan baik dan saya melihat pada saat itu membaca data karena bagi kami memang susah ketika berbicara tentang data tetapi lebih fatal lagi ketika kita berbicara tanpa data. Itulah yang harus kita lakukan bagaimana kita memberikan pendidikan politik yang bagus kepada masyarakat Bali dan sejujurnya bersama-sama kita melangkah membangun Bali menuju Bali yang sejahtera dan bahagia untuk semua.
Pertanyaan dari Mulia – PAS
Jawaban Koster: Mengenai jalan shortcut itu memang benar inisiatif pemerintah Provinsi Bali yang diajukan kepada menteri PU dan menteri PU setuju asalkan pemerintah Provinsi Bali siap membebaskan lahan untuk dibangun konstruksinya. Provinsi bali menyiapkan anggaran 200 M untuk membebaskan seluruh lahan yang akan dilalui jalan shortcut, sehingga menteri PU mau membangun jalannya. Dan kemudian yang berkaitan dengan sumber pendapatan, walaupun tidak satu jalur, tapi pembagian anggaran dari APBN ke pemerintah daerah, baik provinsi atau kabupaten/kota sudah diatur dalam UU pemerintah Provinsi Bali dan UU tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Jadi, dana bagi hasil yang merupakan menjadi bagian dari sumber pajak yang dimasukan ke pusat itu secara otomatis sudah diatur dalam UU yang akan diberikan kepada daerah.
Jawaban Giri: Saya tambahkan bertalian dengan pajak hotel dan restoran yang kita berikan kepada kota kabupaten yang ada di Provinsi Bali itu memang kewenangan bisa dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Badung dan kami Kabupaten Badung sudah melaksanakan Badung Anglus Buana dari tahun 2017. Artinya apa? Badung berbagi, dari Badung untuk Bali. Lalu tujuannya apa Pak Giri? Kami ingin melaksanakan pemerataan ekonomi di Bali itu yang ingin kami lakukan. Dengan pemerataan ekonomi di Bali maka nilai beli masyarakat di bali ini akan meningkat, contohnya dagang bias payu, dagang sepatu payu, tukang maan magae, dagang bata maan, tukang ukir maan, dagang duk maan, itu semua dapat sehingga nilai beli dari pada masyarakat itu akan tumbuh. Dengan tumbuhnya nilai beli masyarakat ini, maka disitulah keinginan Giri Prasta adalah menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan itu untuk masyarakat Pulau Dewata yang kita cintai bersama, maka kita harus memperkuat adat agama, tradisi, seni, dan budaya. Dulu budaya itu yang membangun pariwisata, kita ingin rubah ke depan ini bagaimana dengan pariwisata ini akan membangun budaya itu, kearifan lokal ini harus kita lakukan dan kami pastikan untuk ke depannya astungkara Koster-Giri terpilih, untuk pajak hotel dan restoran ini akan kita kembangankan lagi untuk kita perluas lagi untuk bagaimana mempercepat proses pembangunan yang ada di Provinsi Bali, termasuk bedah rumah, kami sudah memberikan bedah rumah 2000 bedah rumah yang ada di Bali ini. Begitu juga dengan pura, dadia dan wantilan. Karena apa? Karena ini adalah simbol budaya Hindu itu termasuk jalan-jalan yang ada baik jalan kabupaten maupun jalan provinsi dan gang, terima kasih.
Tanggapan Koster: Kalau cuma rencana, dari dulu rencana, tetapi tidak ada yang bisa mengeksekusi. Baru bisa eksekusi tahun 2019 ketika saya dilantik menjadi Gubernur Bali.
Tanggapan Giri: Saya pikir jangankan shortcut saja, kita membangun pasar. Boleh tanya nanti sama Pak Agus, Pasar Banyusri itu murni kebijakan dari pada Badung Anglus Buana yang ada dijalankan sekarang itu. Dan gudak masyarakat Bali jangan khawatir, ketika kami komunikasi yang bersinergi kami punya prinsip ‘one Island one management one komando, satu pulau satu pola dan satu tata kelola’ kami meyakini bahwa apa yang kami janjikan kepada masyarakat, kami akan tunaikan. Giri Prasta semasih hidup ini mohon maaf bapak ibu sekalian saya belum pernah bohong, kalau memang ingin membuktikan pilih Giri Prasta jadi wakil gubernur. Kami akan tunaikan, kami akan jadikan semua apa yang kami janjikan kepada masyarakat karena rumus bagi Giri Prasta SS CGT ( Sangat Super, Cenik Gae To).
Tanggapan Koster: Mengenai PHR Badung, dibagi langsung oleh Bupati Badung sudah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berbeda dari sebelumnya. Apa yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan dan perundang-undangan, tinggal mengarahkan dari pemerintahan Provinsi Bali penggunaannya supaya efektif.
Pertanyaan dari Mulia – PAS
Jawaban Giri: Kalau menurut saya, bendesa adat berpolitik praktis itu karena dia memiliki hak pilih dan yang tidak boleh berpolitik praktis itu adalah PNS, TNI dan Polri. Saya kira dikembalikan kepada personal dari bendesa adat itu sendiri. Kedua, untuk masalah cagar budaya, bapak ibu sekalian jangan terkecoh ada yang kita lakukan pembangunan dan ada restorasi. Restorasi kita lakukan, ibu bapak boleh lihat Pura Giri Kusuma yang ada di depan Pasar Blahkiuh itu tidak kita bongkar karena kita menghormati cagar budaya, apalagi zaman itu adalah zaman Jaya Pangus. Percayakan untuk itu dan jangan sampai cagar budaya misalnya pondasinya sudah rapuh, kita harus robohkan, pasti kita robohkan tetapi kita buat dengan pola dan desain yang sama. Itu artinya kita melaksanakan sebuah pelestarian terhadap adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Selanjutnya berbicara mengenai perda nomini, ibu bapak sekalian vila-vila ilegal itu bisa menggunakan wechat, di negaranya sendiri ia bisa melakukan transaksi dan ketika datang ke Bali ini dan dia bilang itu keluarganya, kedua itu PMA, penanaman modal asing itu susah untuk kita cari. Oleh karena itu, astungkara jika kami terpilih yang kami pastikan adalah perda nomini dan ini harus melibatkan kemenkumham, pemerintah provinsi, kabupaten/kota untuk merumuskan perda nomini ini, karena sebelum ada perda nomini, tidak ada yang bisa di Indonesia ini untuk menindaklanjuti kasus-kasus nomini. Itulah kami mengajak seluruh anak bangsa, terutama anak-anak muda dan yang ada di universitas untuk melaksanakan literasi digital.
Jawaban Koster: Mengenai keterlibatan prajuru dan desa adat, paslon dua tidak pernah melibatkan secara langsung dalam bentuk formal dan semua yang berkaitan prajuru desa adat diatur dalam Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Provinsi Bali.
Tanggapan Giri: Jangan sampai menyalahkan UU, kita ini NKRI harus patuh dan tunduk terhadap UU. Pertama, orang asing itu bisa memiliki hak pengelolaan, hak guna usaha, dan hak sewa. Ini sudah diatur oleh regulasi. Yang kedua di atas 10 miliar itu bisa memiliki usaha. Kalau ini dilarang maka kita melanggar konstitusi yang ada, maka perda nomini ini merupakan solusi. Kedua, bertalian dengan merusak cagar budaya, mohon nanti Pak Calon Gubernur tunjukkan satu dimana cagar budaya yang dirusak oleh paslon 2. Kalau kami membangun Pura, mohon maaf se-Bali dan di nasional yang ada di UGM, termasuk di Jawa Timur. Mohon maaf bapak ibu sekalian, kami melaksanakan kebijakan politik anggaran itu lebih dari 1000 pura kami bangun termasuk Dadia, karena kami tunduk dan patuh terhadap warisan leluhur dan kami ingin mewariskan ke anak cucu kami agar seluruh infrastruktur ini harus selesai dan ke depan pujawali mautama made alit kita harus lakukan dari pemerintah, krama yang ada di Bali dan tidak akan pernah metuun atau medalan peson-peson, cukup ngayah kemanten untuk krama Bali puniki.
Pertanyaan untuk Mulia – PAS
Pertanyaan dari Giri: Pertalian saya masih berkutat pada urusan iring dengan BTB dan organisasi kepariwisataan, di situ dimunculkan UU Nomor 28 tentang pajak dan retribusi bahwa disana ada PBB, P2B, TKP, pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan dan atau kena pajak dan ini sudah ada revisinya dengan UU yang baru. Mohon paslon 1 disebutkan pajak hiburan tertentu, mohon sebutkan empat dan bagaimana solusi ketika bapak terpilih untuk memberikan sebuah jawaban pasti kepada masyarakat dan pelaku usaha karena di situ banyak tenaga kerja dan di situ juga memberikan pendapatan asli daerah melalui PHR?
Tanggapan Giri: Kalau memang tidak bisa menjawab, tolong kasih Pak Giri saja yang menjelaskan. Pajak tertentu hiburan ini ada club malam, diskotik, mandi uap atau spa, karaoke. Itu pajaknya 40-75%, kami kasihan sama pengusaha-pengusaha ini regulasi tak jalan, maka kami tak tinggal diam. Itulah kami mengakomodir dari pada organisasi pariwisata yang ada di Provinsi Bali dan yang akan kami lakukan adalah mengambil kebijakan insentif fiskal, sehingga dapat mengurangi pajak terutang 62,5%, sehingga pengusaha ini bisa membayar pajak yang terdahulu. Itu solusi, maka kami katakan semua masalah tidak bisa kami kerjakan sendiri, tapi semua masalah ada solusinya. Ayo mencari solusi dengan Koster – Giri. Dan saya ingin siapa pun kandidatnya, jangan sampai tahu hanya ujungnya saja karena anatomi tubuh itu harus semua kita tahu. Sehingga kita harus paham memberikan sebuah pemaparan yang benar kepada siapa dan khususnya kepada masyarakat pulau dewata yang kita cintai bersama. Ini sebenarnya yang harus kita lakukan pertalian dengan Undang-Undang 28 tentang Pajak dan Retribusi itu.
CLOSING STATEMENT
Koster: Kami mengajak seluruh komponen pariwisata bali dan masyarakat bali, mari bersama-sama mewujudkan pariwisata berkelanjutan sesuai dengan visi nangun sat kerthi loka Bali dari pola pembangunan semesta berencana dalam Bali era baru, agar kekuatan untuk alam, manusia dan Bali terjaga dengan baik dan kami memohon sekaligus mengajak masyarakat Bali menyukseskan pilkada serentak tanggal 27 November 2024 yang akan datang agar berjalan dengan aman, nyaman, damai, dan sukses. Secara khusus kami mohon restu kepada masyarakat Bali agar pasangan calon gubernur – wakil gubernur Bali, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta nomor urut dua jayanti. Om Santih, Santih, Santih Om.
Giri Prasta: Om swastiastu, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, salam sejahtera untuk kita semua, namo Buddhaya, salam kebajikan.
Melihat tidak saja dengan mata namun melihat dengan hati; melihat tidak saja dengan mata dan hati. Namun melihat dengan cara mendengar karena melihat dan mendengar adalah salah satu metode untuk kita mengetahui kebutuhan masyarakat. Maka Kostar-Giri melihat Pulau Bali dengan video visual tadi, kita sudah paham betul apa yang harus kita lakukan untuk Pulau Bali yang kita cintai bersama.
Jadi titiang pasangan Koster-Giri mohon doa; mohon restu; mohon dukungan kepada seluruh masyarakat pulau Bali. Dimana pun berada dan dalam kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah kami Pak Koster sama Pak Giri Prasta menghaturkan permohonan maaf yang setulus-tulusnya. Apabila kami berdua ada melakukan perkataan, pembicaraan yang tidak berkenan di hati Bapak Ibu sekalian dan perilaku kami berdua tidak baik dalam kesempatan ini kami mohon maaf yang setulus-tulusnya dan kami memohon doa restu dukungan dan pilihan seluruh Krama Bali yang memiliki hak pilih agar berkenan memilih Koster-Giri dan kami pastikan untuk pembangunan Pura restorasi pura dan Balai Banjar wantilan Gong dan seterusnya kami akan bantu sepenuhnya untuk krama Bali yang kita cintai bersama, itu yang perlu titiang sampaikan dalam kesempatan Mega ini mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan saya akhiri wabillahi Taufik walhidayah wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, salam sejahtera untuk kita semua namo Budha. salam kebajikan, Rahayu Om santi santi santi Om.
———————
BaleBengong meminta komentar dari sejumlah akademisi untuk merespon debat. Berikut responnya:
Agung Wardana, dosen hukum lingkungan di UGM, Jogjakarta. Fokus studi di hukum, lingkungan, dan tata ruang
“Program prioritas untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di bali. Yang pertama, program restorasi Parahyangan Pura Besakih karena banyak pelinggih yang sudah rusak berat. Pura Besakih merupakan pusat spiritual Bali, sehingga Bali memiliki aura yang kuat dan menjadi daya tarik wisata. “
Restorasi Pura menjadi bagian dari program prioritas bidang pariwisata menunjukkan bahwa pasangan calon ingin memperluas komodifikasi budaya Bali (termasuk artefak dan praktik keagamaan) demi keuntungan industri pariwisata. Konsekuensinya, akan semakin sulit untuk ditarik garis batas antara praktik budaya dan pariwisata sehingga pariwisata budaya telah berubah menjadi budaya pariwisata (semua menjadi atraksi pariwisata). Hal ini justru menjadikan pariwisata sebagai alat ukur apakah artefak dan praktik kebudayaan perlu dilestarikan atau tidak. Yang tidak laku di pasar pariwisata akan dibiarkan terlantar, dan pelestarian hanya menyasar artifak dan praktik yang laku di pasar pariwisata. Ini yang disebut sebagai neoliberalisasi warisan budaya di mana pasar menjadi kekuatan penentu apa yang patut dilestarikan dan apa yang tidak perlu dilestarikan.
“Yang berikut adalah bagaimana agar para pendatang betul-betul menghormati tatanan hukum dan norma-norma budaya yang ada di Bali agar mengikuti dengan tertib dan disiplin apa yang berlaku di Provinsi Bali ini.”
Ini adalah cara pandang konservatif yang mengandaikan bahwa permasalahan sosial-ekologi Bali disebabkan oleh pendatang. Padahal, permasalahan tersebut merupakan konsekuensi dari ekspansi industri pariwisata yang berkelindan dengan perburuan rente dari para elit politik di Bali.
“Badung Anglus Buana dari tahun 2017. Artinya apa? Badung berbagi, dari Badung untuk Bali. Lalu tujuannya apa Pak Giri? Kami ingin melaksanakan pemerataan ekonomi di Bali itu yang ingin kami lakukan. Dengan pemerataan ekonomi di Bali maka nilai beli masyarakat di bali ini akan meningkat.”
Pemerataan ekonomi tidak bisa dilakukan dengan model kedarmawanan yang cenderung menempatkan satu entitas (lembaga dan figur) dalam posisi lebih tinggi karena ia menjadi juru selamat sedangkan yang dibantu berada dalam posisi lebih rendah. Pemerataan ekonomi di Bali hanya dapat dilakukan dengan distribusi kesejahteraan yang dilandasi atas dasar tanggung jawab.