2 Hari, 2 Ilmu, dan 2 Pengalaman
Oleh: Chandra M.P. Widnyana
Pada akhir Maret 2024 lalu telah terlaksana Kelas Jurnalisme Warga atau KJW. Kali ini, KJW diselenggarakan di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. Diikuti oleh 20 peserta yang dimana 18 peserta berasal dari Desa Beraban dan 2 peserta lainnya berasal dari anggota Patradesa. KJW tahun ini berkolaborasi dengan Patradesa, pendamping desa yang mengembangkan program Timpal Hub di Desa Beraban.
Kegiatan kolaborasi ini berjalan dengan ciamik, seolah-olah terorganisir secara organik tanpa ada tumpang tindih di dalam pelaksanaannya. Tentunya 20 peserta diperlakukan sama dalam mempelajari materi yang diberikan di dalam ruangan Rapat Kantor Desa Beraban.
Kegiatan KJW ini dikemas dalam dua kegiatan dan dibagi ke dalam 2 hari pelatihan. Pada hari pertama dilaksanakannya kegiatan penalaran yang berupa penjelasan tentang dasar-dasar jurnalistik dan juga penjelasan tentang ilmu videografi, khususnya dalam membuat video melalui handphone. Para peserta menatap fokus pemateri seolah-olah tak ingin kehilangan satu poin dalam materi yang diterangkan dan serasa kegiatan hari pertama sangat serius. Melihat tatapan fokus dari peserta, beberapa waktu kami mengajak peserta melakukan sebuah icebreaking, berupa pemutaran film guna mencairkan suasana.
Pada hari kedua, dilaksanakannya kegiatan praktik liputan dan pembuatan video dari peserta. Peserta yang terbagi ke dalam beberapa kelompok ini mengangkat beberapa tema yang tengah terjadi di desa mereka. Beberapa kelompok membuat liputan yang berupa promosi desa, dan beberapa lagi mengangkat tentang isu permasalahan desa yang sedang terjadi, seperti permasalahan sampah, oknum penyeteruman ikan, dan kondisi pedagang sovenir yang memperihatinkan di Tanah Lot.
Dengan mendapat pembelajaran secara teori di hari pertama, para peserta dengan kreatif memilih topik liputan yang akan diangkatnya. Seolah-olah tanpa beban, para peserta sangat baik dalam mengaplikasikan teori yang didapat ke dalam praktek liputan. Beberapa dari mereka juga sangat baik dalam memvisualisasikan topik yang diangkat menjadi sebuah video jurnalistik pendek yang sangat rapi dan menarik.
Pedagogi Kelas Jurnalisme Warga
Konsep pelaksanakan kelas jurnalisme warga ini, dibentuk dengan semangat bahwa warga juga bisa untuk memberitakan desanya sendiri. BaleBengong memfasilitasi hal tersebut dengan memberikan sebuah media yang bisa digunakan oleh warga mempublikasikan tulisannya. Selayaknya seorang ibu yang selalu memberikan pemahaman kepada anaknya. Begitu pula yang dilakukan oleh tim BaleBengong. Mereka menjemput bola dengan hadir ke desa-desa, lalu memberikan pelatihan terkait dengan jurnalistik kepada warga desa.
Seolah-olah mereka mengerti, jika hanya diam saja media yang sudah dibuat tidak akan memberikan impact kepada warga. Karena warga khususnya yang berada di desa, tengah disibukkan dengan kegiatan sehari-harinya, entah itu petani, nelayan dan pekerjaan lainnya. Lantas, hal tersebut yang membuat jurnalistik kurang exist di dalam hidupnya.
Serasa jeli melihat permasalahan tersebut, BaleBengong membuat kegiatan yang bernama Kelas Jurnalisme Warga atau KJW dengan hadir langsung ke desa-desa guna memberikan pengetahuan terkait dengan jurnalistik.
KJW sendiri merupakan contoh dari cara mengaplikasikan sebuah pedagogi. Menyebarkan pengetahuan jurnalistik yang bertujuan membentuk jurnalisme warga. Dalam kenyataannya, kegiatan KJW sering kali memotivasi pesertanya untuk menulis dan mengangkat isu yang sedang terjadi di desanya. Hasil tulisan tersebut lantas dipublikasikan kedalam media yang dimiliki oleh BaleBengong. Hal tersebut menjadikan proses KJW memberikan kebanggaan kepada warga yang menulis dengan mempublikasikan tulisannya sehingga bisa dibaca oleh khalayak ramai.
Kelas Singkat Memberikan kesan
Pengalaman yang didapat pada KJW kali ini sangat berkesan bagi beberapa peserta, Wisnu contohnya. “KJW ini memberikan pengalaman baru bagi saya, mendapat materi yang menurut saya sangat-sangat baru untuk dipelajari,” ujar Wisnu. “Saya juga mendapat relasi baru, seperti kenal dengan kawan-kawan BaleBengong. Karena itu membuat gak ada beban dan nyaman ngejalanin KJW-nya,” tambahnya.
Wisnu merupakan salah satu peserta yang aktif dalam membuat karya liputannya. Terbukti bahwa hasil karya videonya menjadi salah satu karya terbaik pada KJW kali ini. Dengan bermodalkan handphone, ia bisa membuat video jurnalistik dengan narasi dan kualitas gambar yang ciamik. Topik yang ia angkat berupa isu penyeteruman ikan, memang hal tersebut tidak bisa diselesaikan dengan sehari proses liputan. Karena bentuk dari topik yang dipilih bisa jadi berupa bentuk investigasi. Namun, secara gambaran awal wisnu dan timnya sangat baik mengemas topik tersebut. Kira-kira wisnu mau gak ya menggarap topiknya agar jadi karya yang lebih serius?
Lain Wisnu lain juga Ade. Ade merupakan salah satu peserta yang sangat antusias dan aktif dalam bertanya dan merespon pemateri pada saat hari pertama KJW ini. “Pengajaran yang kreatif dalam memaparkan materi yang membuat mudah untuk mengerti tentang materinya. Juga, kegiatan yang interaktif itu yang membuat kegiatannya jadi seru,” ujar Ade.
Jika melihat hasil karya Wisnu yang berupa sebuah liputan investigatif. Lain dengan Ade yang membuat karya liputan berupa promosi desa. Ade mengangkat tentang situasi terkini dari Lapangan Desa Beraban yang sangat komplit. Mengapa demikian? Sebab lapangan Desa Beraban memiliki fasilitas yang lengkap, terdapat berupa lapangan sepak bola, lapangan basket, dan situasi di sekeliling lapangannya yang terbilang cukup bersih.
Ade dan timnya mengemas hal tersebut menjadi sebuah video promosi yang sangat menarik. Dengan berbekal peralatan yang seadanya, ade bisa membuat video dengan visualisasi seperti video-video berita yang ada di TV, sungguh menarik. “Dengan adanya teori dan praktik langsung jadi membuat gampang dimengerti semua,” ujar Ade. Bermodalkan hal tersebut Ade dengan percaya diri membuat karya liputan yang ciamik dengan menuangkan semua ide di kepalanya menjadi sebuah karya.
“Merasa bersyukur karena ada acara ini,” ujar Ade dengan senyum bahagia.
KJW sangat memberikan dampak kepada pesertanya, setidaknya memberikan stimulus awal bagi peserta untuk sadar tentang apa itu jurnalisme warga. Setidaknya juga, memberikan kesadaran bagi peserta akan isu yang sedang terjadi di desanya. “Menulis tentang desa sendiri, membuat kami lebih mengerti tentang masalah-masalah yang ada di desa kami,” ujar Ade.