Setelah arak mete, hasil destilasi buah mete yang terbuang karena hanya dijual bijinya, kini ada olahan arak dari jeruk pasca panen.
Sebuah UKM produksi lokal pengolahan buah jeruk pasca musim panen yang sebelumnya sangat tidak produktif menjadi olahan minuman khas Bali yaitu arak jeruk Kintamani dari Desa Awan, Kabupaten Bangli. Biasanya panen yang tidak terserap pasar jadi jeruk membusuk atau dibuang di kebun.
Bahan baku yang digunakan adalah jeruk sisa musim panen dari ladang kebun para petani yang tidak produktif. Dengan berbasis UKM desa setempat, hasil pasca panen yang tidak produktif ini diolah kembali menjadi sebuah produk yang layak dijual dan aman dikosumsi masyarakat. Rasanya halus enak di tenggorokan. Kadar alkoholnya standar kosumsi 35%.
Pengolahan ini dilakukan dengan pengolahan tahapan sterilisasi dengan suhu pemanasan (rebus). Dilanjutkan proses sekam (fermentasi) dengan temperatur suhu ruangan. Proses terakhir penyulingan atau disebut dengan tahapan destilasi untuk menghasilkan arak original produksi buah jeruk Kintamani dari Desa Awan. Setiap 2 kg air jeruk yang diperas menghasilkan 1 liter arak.
Berbekal izin dari desa setempat dan berbasis UKM dari daerah penghasil jeruk terbesar di Bali, produk lokal ini pun bisa dipasarkan dengan merek Arak Jeruk Cempaka Kintamani Desa Awan. Saya kerjasama dengan warga untuk mencoba memanfaatkan jeruk yang tidak terpakai. Harganya saat ini sekitar Rp 20 ribu untuk 600 ml.
Dengan tulisan ini, saya berharapa petani mendapat dukungan untuk pemasaran produk ini sampai manca negara. Untuk lebih detail tahapan prosesnya bisa disampaikan di komentar.
info tongos meline min
made parnawa : 081339914662
made parnawa : 081339914662
made parnawa : 081339914662