BPBD Kabupaten Karangasem memutakhirkan data dampak gempa bumi magnitudo (M)5,2 per Rabu (14/12), pukul 06.00 WIB. Sebanyak 34 rumah warga mengalami kerusakan yang dipicu fenomena geologi pada Selasa kemarin, pukul 20.38 waktu setempat.
Sebaran kerusakan rumah warga teridentifikasi di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang dan Bebandem. Selain kerusakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem juga melaporkan dua warga mengalami luka-luka akibat peristiwa yang dipicu gempa dengan pusat 23 km timur laut Karangasem. Salah satu korban luka-luka akibat terkena air panas karena panik saat gempa. Kedua warga tersebut telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem.
Hingga hari ini, petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi terdampak. Gempa susulan sampai 14 Desember 2022 pkl 08:00 WIB terjadi 61 gempa susulan dengan Mag terbesar M4.6 dan terkecil M1.9. BNPB menyatakan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Agung di Karangasem.
Sebelumnya pada 13 Desember 2022 pukul 17.38.24 WIB wilayah Pantai Timur Karangasem, Bali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,29° LS ; 115,62° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 Km arah Timur Kubu, Karangasem, Bali pada kedalaman 30 km.
Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menyatakan dalam siaran pers, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak Gempabumi
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Karangasem dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Daerah Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Kemudian daerah Tabanan, Kuta, Buleleng, Lombok Timur dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Gempabumi di utara Bali diawali dengan gempa M4,8 pada pukul 16.56 WIB yg berdampak dirasakan dan menimbulkan kerusakan bangunan rumah di Karangasem dan diikuti 9 gempa susulan. 20 menit kemudian terjadi gempa M5,2 yang berjarak sekitar 10 km dari gempa pertama. Hingga pukul 19.59 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 24 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 4,6.
BPBD Kabupaten Karangasem memutakhirkan data dampak gempa bumi magnitudo (M)5,2 per Rabu (14/12), pukul 06.00 WIB. Sebanyak 34 rumah warga mengalami kerusakan yang dipicu fenomena geologi pada Selasa kemarin, pukul 20.38 waktu setempat.
Sebaran kerusakan rumah warga teridentifikasi di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang dan Bebandem. Selain kerusakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem juga melaporkan dua warga mengalami luka-luka akibat peristiwa yang dipicu gempa dengan pusat 23 km timur laut Karangasem. Salah satu korban luka-luka akibat terkena air panas karena panik saat gempa. Kedua warga tersebut telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem.
Hingga hari ini, petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi terdampak. Gempa susulan atau aftershock termonitor sebanyak 21 kali dengan magnitudo terbesar 4,5. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores back arc thurst. Dilihat dari analisis mekanisme sumber gempanya, terjadi mekanisme pergerakan naik.
Guncangan gempa yang dirasakan warga Karangasem, Provinsi Bali, juga dirasakan warga di kabupaten lain, bahkan hingga mereka yang berada di Nusa Tenggara Barat. BMKG merilis intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III – IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa. Peristiwa ini tidak dapat dideteksi dengan pasti dan dapat terjadi setiap saat. Warga yang wilayahnya berada di sekitar episenter gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali. Pascagempa Karangasem ini, BNPB dan BPBD Provinsi Bali terus berkoordinasi dan memonitor BPBD di wilayah terdampak.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops PB) BPBD Karangasem menyatakan pada 14 Desember 2022 telah dilakukan koordinasi dengan Pos Pengamat Gunung Api Agung bahwa Rentetan Gempa Tektonik yang terjadi di Kabupaten Karangasem 13-14 Desember 2022 tidak berdampak langsung pada aktivitas Gunung Api Agung. Berdasarkan data relevan aktivitas Gunung Api Agung juga tidak melihatkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. Untuk itu diharapkan masyarakat tetap tenang.
Sejarah Gempabumi Merusak di Bali:
Pada 10 April 1978, M6,7. kerusakkan di Pulau Sumbawa, Lombok, dan rusak ringan di Pulau Bali
21 Mei 1979, M5,7. kerusakan meluas di Lombok sedangkan di Bali rusak ringan.
20 Okt 1979, M6. korban meninggal di Bali – Lombok 2 orang, dan luka-luka 40 orang.
17 Des 1979, M5,6. di Karangasem korban meninggal 24 orang, terasa di Bali – Lombok dengan korban luka-luka puluhan orang parah, ratusan orang luka ringan.
13 April 1985, M6.2. kerusakan di Denpasar dan sekitarnya.
15 Sept 2004, M5.5 – Denpasar-Mataram korban meninggal 1 orang dan di Banyuwangi ada korban luka-luka
13 Oktober 2011, M6.8, Badung-Mataram-Jatim, Korban luka-luka 67 orang
22 Maret 2017, M6.4 dirasakan di Denpasar, Mataram, Tabanan.
16 Juli 2019, M6. Denpasar-Badung-Jembrana. Luka-luka 5 orang, puluhan bangunan rusak.
16 Oktober 2021, M4,8. Denpasar-Karangasem-Lombok. Kerusakan lebih dari 3000, luka 151 orang.