Komunitas seni disabilitas netra semakin menggeliat mewarnai dunia sastra, musik, dan teater di Kota Denpasar. Komunitas Seni Nirkala Bali salah satu yang melejit akhir tahun 2019. Komunitas ini menjadi wadah tunanetra menuangkan kreativitas di bidang seni secara mandiri.
Dika Setyana, ketua Komunitas Seni Nirkala Bali menjelaskan awal terbentuknya komunitas seni Nirkala Bali pada tanggal 25 Oktober 2019. Ia seorang tunanetra muda yang sangat menggemari musik berbahasa Bali.
Awalnya Dika Setiyana membentuk nirkala Bali pada saat berkumpul dengan teman-temannya sesama tunanetra yang sama menggemari musik. Setelah mereka berdiskusi cukup lama akhirnya sepakat menggunakan nama Nirkala Bali sebagai grup akustik. Selama 3 bulan berjalan grup ini beranggotakan 3 orang. Dika Setyana mempunyai ide untuk menjadikan nirkala Bali sebagai komunitas setelah manggung di acara 1 jam bersama Bali TV pada tanggal 7 Desember 2019.
Mulai awal tahun 2020 Dika Setyana meresmikan Nirkala Bali menjadi komunitas seni Nirkala Bali pada 11 Februari 2020 yang beranggotakan 5 orang di antaranya, I Wayan Dika Setyana Jaya sebagai ketua, Cok Istri Utami Dewi sebagai sekretaris sekaligus anggota, I Gusti Ngurah Agung Praba Putra sebagai bendahara sekaligus anggota, I Gede Satria Langgeng Asmara sebagai aranger musik sekaligus anggota, dan Soni Adam Muharam sebagai teater sekaligus anggota di komunitas seni Nirkala Bali di saat momen bulan bahasa Bali.
Hingga saat ini komunitas seni Nirkala Bali tetap berkarya dan berinovasi meskipun memiliki kekurangan namun bukan menjadi suatu hambatan untuk meraih kesuksesan. Menyoal selera musik, menurut Dika teman-temannya bisa menikmati genre apapun. Namun, untuk dibawakan komunitasnya ia memilih menyajikan musik cenderung bergenre akustik.
“Karena genre akustik lebih mudah diterima di kalangan umum,” kata Dika. Melalui kelompok ini Dika dan temannya menjadi bentuk cara mereka mengungkapkan rasa cinta dan cara melestarikan seni budaya sastra dan bahasa Bali.