Tangkil ke Pura Besakih dan sembahyang di 11 pura saat hujan membuat tanya pada diri, ini perjuangan atau kedamaian?
Saat itu ketika saya dan rekan ingin berjalan ke kantin, kami dikejutkan dengan pemberitahuan untuk kumpul di podium. Siswa-siswi yang tergabung dalam grup sekolah prestasi menjadi sasarannya. Rupanya saat itu akan diadakan kegiatan tangkil ke Pura Besakih dan sekitarnya bertepatan dengan hari suci Tilem Keenem pada hari Senin, 14 Desember 2020. Tangkil ini diadakan oleh SMASTA dengan memanfaatkan dana dalam program apresiasi siswa berprestasi dengan membuat agenda tangkil.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Bapak Kepala Sekolah, beberapa perwakilan dari guru serta 32 siswa yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII, hal ini guna meminimalisir penyebaran virus Covid-19, serta tak lupa dengan menerapkan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, wajib membawa handsanitizer dan selalu menjaga jarak, termasuk saat di bus yang tempat duduknya sudah diatur dua bangku diisi oleh satu orang, sehingga rombongan memerlukan dua bus untuk berangkat.
Persembahyangan utama dilaksanakan di 11 Pura, yakni Pura Dalem Puri, Pura Prajapati – Tegal Penangsaran, Pura Ulun Kulkul, Pura Rambut Sedhana, Pura Goa Raja, Pura Basukihan, Pura Penataran Agung Besakih, Pura Luhuring Akasa, Pura Batu Madeg, Pura Gelap, dan Pura Kiduling Kerteg. Serta terakhir yaitu paserta dipersilahkan melaksanakan persembahyangan di Pura Pedharman masing-masing.
Di akhir persembahyangan sesi 1 (pura 4-5) cuaca sudah mulai mendung dan gerimis kecil membuat rombongan harus berhati-hati, terutama saat di Pura Goa Raja yang jalur aksesnya licin dan menuruni tangga. Kondisi cuaca ini menjadi ladang rejeki bagi masyarakat baik anak-anak hingga ibu-ibu sekitar yang menawari jasa sewa payung dan menjual jas hujan.
Tak berselang lama, seusai di pura yang ke-5 rombongan berteduh di Wantilan Sri Kesari Mandhapa untuk melaksanakan santap siang bersama. Seusai makan siang, gerimis kecil kembali menghampiri, namun rombongan tetap melanjutkan tangkil ke pura yang ke-6 yakni Pura Basukihan yang tak jauh dari lokasi wantilan. Berlanjut ke Pura Penataran Agung Besakih, persembahyangan berlangsung di bale-bale yang ada di areal pura dikarenakan gerimis yang masih turun. Pemedek dari berbagai daerah di Bali pun sempat rombongan temui.
Hingga menuju Pura Batu Madeg, hujan turun semakin deras. Terlihat beberapa guru pendamping rombongan sudah mengenakkan pelindung diri seperti jas hujan dan siswanya membawa payung untuk melindungi diri juga barang bawaan masing-masing. Sungguh diluar dugaan jika cuaca akan kurang bersahabat seperti ini. Pakaian basah hingga melepas alas kaki tak membuat rombongan lemas, rasa dingin tentu ada namun semua itu diingatkan agar rombongan tak mengeluh walaupun di tengah kondisi hujan.
Hujan masih berlanjut hingga menuju Pura Gelap. Gunung Agung yang biasanya menunjukkan keindahan dari Pura Gelap kini kosong tertutup kabut yang cukup tebal.
Bergeser ke pura terakhir, rombongan dibriefing untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada karena akan melewati jalanan yang cukup sempit dan jembatan, ditambah dengan kondisi jalan yang licin menuju pura terakhir. Seusai sembahyang di Pura Kiduling Kerteg, kami kembali dibriefing dan dikoordinir untuk berkumpul bersama peserta lain yang memiliki Pura Pedharman yang sama ataupun untuk peserta yang belum mengetahui letak Pura Pedharmannya, sebelum akhirnya menuju Pura Pedharman masing-masing.
Selepas tangkil di Perdharman, hujan akhirnya reda sehingga menampilkan keindahan Gunung Agung dengan Pura-Pura yang berdiri ajeg di bawahnya. Semua rombongan telah selesai santap malam dan mempersiapkan diri menuju bus dan melanjutkan perjalanan pulang.
“Tangkil yang penuh perjuangan dengan suasana religius yang tetap kental terasa, rombongan berhasil melakukan persembahyangan sesuai dengan agenda walaupun diterpa hujan. Sesungguhnya ini bukanlah hambatan, namun ini dipercaya merupakan wujud pembersihan gumi di hari suci Tilem Keenem,” Ucap Pak Arum, salah satu guru Agama Hindu. Semoga ini sebagai pertanda baik bahwa Beliau hadir menyertai rombongan yang melaksanakan tangkil saat itu.