Menjadi juri di sebagian perhelatan event Presslist oleh Madyapadma Journalistic Park SMA Negeri 3 Denpasar kadang menekan jiwa. Apakah kita sudah membuat karya jurnalistik sebaik kawan-kawan pers pelajar SMP dan SMA ini?
Mari tengok karya anak SMP yang berlaga di lomba Koran Dinding (Kording) tahun ini, Presslist ke-9. Tema besarnya, Menjalin Indonesia. Tantangannya, bagaimana tim Kording merespon isu ini dengan situasi sekitarnya. Bagaimana praktik toleransi, kebanggaan menjadi Indonesia, dan pembelaan pada isu-isu yang membuat Indonesia ini kaya dengan keragamannya.
Anak-anak usia di bawah 16 tahun ini bahkan ada yang membuat liputan utama soal wacana kebangsaan dan ancaman organisasi kemasyarakatan yang mengancam kebhinekaan. Ada juga yang membuat survei di sekolah, apa yang mereka cari jika berteman. Salah satunya muncul soal kesamaan agama. Walau masih terasa diarahkan atau ingin verbal menulis soal kebangsaan, upaya mereka mempelajari isu ini pasti bukan hal gampang.
Menjalin Indonesia tak hanya soal keragaman etnis, nasionalisme, dan jargon kebangsaan. Namun soal keadilan sosial, akses jaminan kesehatan apakah sudah adil, dan hal-hal keseharian lainnya. Termasuk hak anak-anak akan lapangan sepak bola yang aman atau jalur sepeda ke sekolah, kan.
Di rubrik lain juga membuat tertegun, misalnya di Tajuk Rencana tentang apa sikap redaksi atas Laput yang mereka buat. Juga karya-karya di rubrik Resensi. Karena buku yang dikupas sama, saya buru-buru pinjam bukunya di panitia.
Buku berjudul Bali Punya Nilai karya Wayan Bagus Perana Sanjaya, siswa SMAN 3 Denpasar ini untungnya bisa dilahap dalam 30 menit, kumpulan opini yang mudah dibaca. Semua artikel resensi peserta Kording menarik, membuat ingin membaca bukunya. Isinya juga menggugah, bagaimana anak muda melihat bagian dari basa basi Bali, mengutip judul buku Aryantha Soetama.
Nominasi dan pemenang lomba Kording bisa dilihat di website Madyapadma ini, unit kegiatan siswa yang fokus pada jurnalistik dan penelitian. Sementara untuk lomba majalah tingkat SMP juara 1 diraih Progress dari SMP Cipta Dharma, juara 2 GANA SPENUDA dari SMP Nusa Dua Kuta Selatan, dan juara 3 Genitri dari SMP Negeri 9 Denpasar.
Sedangkan juara lomba karikatur diraih oleh A.A Gede Bayu Tridivtha Wiradiningrat dari SMK Bali Dewata sebagai juara 1, Putu Garas Prahmantara dari SMK TI Bali Global Denpasar sebagai juara 2 dan Wanda Muthia Almirasari dari SMA Negeri 6 Denpasar sebagai juara 3. Kartunis Jango Paramartha, pendiri majalah Bogbog menjadi juri dan pelatih workshop karikatur.
Puncak Presslist tahun ini pada 2 September lalu juga heboh, sama dengan perhelatan tahun-tahun sebelumnya. Kerja besar karena diluncurkan aneka karya serius. Kalau membaca ringkasan acara di bawah ini, bahkan bisa capek duluan.
Tim Madyapadma merilis MP News (Koran Madyapadma) versi online yang diterbitkan sejak tahun 2010 hingga edisi tahun 2018 berjumlah 66 edisi, Kemudian peluncuran 9 buku terbaru karya anak-anak pegiat Madyapadma yang dibuat sendiri, tidak mencetak dalam jumlah massal.
Walikota Denpasar IB Dharmawijaya Mantra menyerahkan Hak Kekayaan Intelektual digital (e-HKI) untuk karya siswa SMA Negeri 3 Denpasar yang telah berlomba di event Internasional. Selanjutnya ada pameran poster ilmiah Bali Youth International Exhibition (BYRIE) berisi rangkuman hasil penelitian pelajar 11 negara yang akan dipilih poster terbaik.
Dalam rangkaian Presslist juga dihelat lomba film dalam Youth Sineas Award (YSA) ke-6. Mereka menghelat Bioskop Trisma (Bisma) pemutaran film karya Madyapadma.
“Kalian pemimpin Indonesia saat era keemasan, 25 tahun lagi. Tetap berakar dan rendah hati, eda ngaden awak bisa, depak anake ngadanin,” seru Ida Bagus Sudirga, Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar soal kalimat petuah yang bermakna biarkan orang lain yang menilai ini.
Cok Istri Mega Wulandari, Ketua Panitia Acara Presslist 9 dan YSA 6 ini bersemangat memandu rekan-rekannya selama perhelatan yang menguras tenaga di sela-sela waktu sekolah sampai sore ini.
Youth Sineas Award tahun ini diikuti fiksi 52 film dan 29 film dokumenter. “Ada total 801 orang yang terlibat,” urainya riang.
Aula SMAN 3 Denpasar yang kerap menjadi pusat kegiatan puncak terlihat penuh dengan deretan karya aneka lomba. Makin ramai dengan belasan anak-anak pers pelajar yang melakukan lomba reportase lapangan. Gairah yang makin sulit ditemukan di jurnalis media-media mainstream.