Pernah dengar nama duo Aya-Laras BTMDG? Singkatan terakhir adalah kampung halaman mereka di Nusa Penida, Batumadeg. Mungkin agar ada ikatan kultural, mengingat keluarga seniman ini lama mukim di Kanada.
Aya dan Laras pun tumbuh di sana, sampai sekarang mereka lebih fasih berbahasa Inggris. Dunia baru mereka adalah Alien Child. Begini penjelasan mereka. Alien Child bukanlah merujuk sosok tertentu dan bukan pula Aya dan Laras.
Alien Child merupakan cerminan tentang “rumah” bagi semua orang yang pernah “terasing”, “ditinggalkan”, dan “terlupakan”.
Aya dan Laras melalui lagu ciptaannya, ingin menghadirkan sebuah “rumah teduh” menentramkan bagi siapa saja, terutama remaja yang tengah berupaya menemukan jati dirinya; bukan sosok “molek” tiruan, tetapi diri hakiki mereka yang paling murni dan alami, tidak jadi soal itu “buruk rupa” atau “mengganggu pandang”. Ya, “Alien Child” adalah rumah kebersamaan bagi siapa saja untuk diterima dan dicintai apa adanya.
“Kami yakin masa remaja terbang dari sarang, momen takeoff,” ujar Aya, 18 tahun yang baru lulus SMA. Takeoff adalah album baru mereka berisi 8 lagu berbahasa Inggris dengan musik dan aransemen mengejutkan. Kakak-adik ini tak hanya menyanyi, mereka membuat lagu, mengaransemen, dan mewujudkan elektro-pop versi mereka.
Menjadi Alien Child adalah keberanian untuk mengundang apresiasi, kritik atau pujian. Aya dan Laras yang dengan dukungan kuat orangtuaya meluncurkan single dan video klip terbarunya “Your Love” pada 3 Juni 2018 melalui akun Youtube mereka: Alien Child. Berbeda dari lagu-lagu yang diciptakan sebelumnya, bumbu ramuan musiknya lebih pekat.
“Your Love boleh jadi adalah tentang cinta yang murni, cinta yang jujur. Melalui metafor yang berlapis makna dalam syairnya, kami mengajak pendengar untuk bebas berimajinasi,” ujar Aya dan Laras.
Your Love yang video klipnya disutradarai oleh M. Rizky, merupakan salah satu dari 8 lagu terkini yang ditulis dan diaransemen sendiri. Aya (17) merupakan musisi multitalenta yang piawai memainkan biola, keyboard, dan gitar serta bernyanyi. Sedangkan Laras (16) sebagai vokal utama juga menulis sendiri lirik dan melodi lagunya. Kedelapan karya ini terangkum dalam album berjudul “TAKEOFF”.
“Ini merupakan bahasa ekspresi yang paling dekat dengan kami, mengingat kami tumbuh besar selama 11 tahun di Kanada.” Ini juga bagian dari upaya agar lagu kami dapat diapresiasi oleh publik yang lebih luas/ internasional. Namun tidak menutup kemungkinan menciptakan lagu-lagu berbahasa Indonesia bahkan mungkin memadukan dengan bahasa daerah.
Sebelumnya mereka merilis banyak lagu tentang pesan-pesan sosial yang mengkritisi aneka peristiwa di berbagai belahan dunia, sebagaimana lagu “Happy Place”, “Thousand Candles for Peace” dan “Hanya Sementara”. Mereka juga pernah tampil dalam sejumlah acara kesenian dan festival, di antaranya: Nusa Penida Festival (2015), Pentas Musik “Kembali ke Ibu” di Bentara Budaya Bali (2016), Semarapura Festival (2017), Sanur Village Festival (2017), dan Ubud Writers and Readers Festival (2017).
Selain melalui media Youtube, dalam waktu dekat lagu ini juga akan dapat dinikmati melalui platform digital lainnya seperti: Spotify, iTunes, Apple Music, Deezer, JOOX, dan lain-lain.
Dalam album ini, beberapa musisi Bali lain terlibat. “Alien Child musisi berbakat yang diusia sedini muda sudah bisa mengaransemen, produce, dan menulis lirik secanggih itu. Luar biasanya, semua lagunya enak untuk didengar; smart, catchy, all in the right ingredients,” Ian J. Stevenson, Musisi, Lead Vocals Zat Kimia.
“Musik Sehat. Begitulah saya mengibaratkan musik Alien Child saat mendengarkan materi lagu-lagu mereka. Saya beruntung bisa terlibat dalam proses mendesign sound arangement hingga proses mixing mastering,” papar Deny Surya. Personil Dialog Dini Hari ini meraih nominasi AMI Award 2015 Kategori Mixing. Beberapa karya mixingnya adalah album Navicula “Love Bomb”, Zat Kimia, Nostress, Dialog Dini Hari, DDHEAR, Rara Sekar & Nanda (Bandaneira).