Pernah mendengar tentang ritual Gebug Ende?
Kali ini kita membahas budaya atau permaian adat di Kabupaten Karangasem tepatnya di Seraya. Permainannya bernama Gebug Ende. Festival Gebug Seraya atau Gebug Ende ini dilaksanakan di Gedung Olahraga Desa Pekraman Seraya.
Bagi Anda yang hendak menonton permainan ini berikut sedikit gambaran lokasi GOR Desa Pekraman Seraya. Untuk menjangkau GOR, Anda harus menggunakan alat transportasi sepeda motor atau mobil kecil. Jalan untuk mencapai lokasi memiliki tanjakan dan jalan belum selebar jalan di perkotaan.
Jika Anda menggunakan bus dari Denpasar, maka bis Anda akan diparkir di area Taman Ujung. Kemudian Anda harus menaiki kendaraan lebih kecil menuju lokasi. Mungkin ke depan setelah jalan diperlebar akan dapat dilalui menggunakan kendaraan lebih besar.
Gebug Seraya atau Gebug Ende dilaksanakan sekitar 10 – 15 menit. Bagi saya pribadi permaian ini termasuk sangat keras karena sebatang rotan dipergunakan untuk memukul lawan.
Yang menarik lagi para peserta tanpa menggunakan sarana perlindungan khusus selain tameng yang digenggam di tangan kiri. Hal ini membuat tiap peserta mengalami memar di tubuh, terutama di lengan dan pinggang. Bahkan beberapa juga mengalami luka goresan akibat pukulan atau goresan rotan.
Seperti penjelasan masyarakat sekitar di mana permaian ini dilaksanakan untuk memohon hujan pada saat musim kemarau. Pada kenyataannya memang hujan tidak serta merta turun begitu permaian ini dilaksanakan.
Hujan tergantung pada Tuhan Yang Maha Esa namun masyarakat sekitar percaya mereka sudah berupaya memohon hujan kepada Tuhan.
Berikut video amatir tentang acara gebug Seraya atau Gebug Ende yang saya rekam saat berlangsungnya Festival Gebug Seraya pada 22 dan 23 Oktober kemarin.