Oleh Luh De Suriyani
Tahun ini, Panitia Pesta Kesenian Bali mencoba format baru dalam hal pawai pembukaan dan pelaksanaan teknisnya. Mereka menjamin peningkatan kenyamanan penonton dan kualitas pertunjukkan seninya.
Hal ini diungkapkan I Made Santha, Kepala Bidang Kesenian dan Perfilman Dinas Kebudayaan Bali, salah satu penggerak perubahan format PKB tahun ini.
“Banyak perubahan dalam format pawai dan pelaksanaan teknis di Taman Budaya Denpasar. Ini untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan kualitas berkesenian,” ujarnya. PKB yang ke 31 tahun ini akan berlangsung sebulan penuh, dari 13 Juni sampai 11 Juli.
Hingga kini delapan negara telah menyatakan akan berpartisipasi dalam PKB yakni Jepang, Amerika, China, India, Korea, Thailand, dan Malaysia. Juga keikutsertaan delegasi dari 14 provinsi di Indonesia.
Sementara dari Bali sekitar 180 sekaa (kelompok seni) dilibatkan dari seluruh kabupaten dan kota. Jumlah pertunjukan dan eksebisi sekitar 200, dengan tema sentral Mulat Sarira (refleksi diri).
Pawai pembukaan PKB akan berlangsung 13 Juni di Lapangan Puputan Badung, pindah dari Lapangan Renon seperti tahun sebelumnya. Panggung kehormatan akan ditambah jadi tiga di titik terpisah sepanjang rute pawai. “Lapangan Puputan Badung terkesan lebih non formal dan penonton tidak akan terkonsentrasi di satu titik,” jelas Santha.
Penyebaran titik panggung ini, menurutnya akan memberikan keleluasaan dan penghormatan pada seniman untuk memperlihatkan atraksinya. Pawai pembukaan ini akan dilepas Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka secara resmi pada malam harinya di Taman Budaya Denpasar.
Sementara untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung, sejumlah jalan di area Taman Budaya akan bebas parkir. Pedagang kaki lima di dalam Taman Budaya dilarang, dan diganti dengan dagang suun (menjunjung dagangan di atas kepala) yang berpakaian adat Bali ringan.
“Ini atraksi kuliner Bali,” ujarnya. Pameran kerajinan khas kabupaten juga akan dibatasi untuk memberikan ruang yang lebih luas pada kuliner tradisional Bali. Jumlahnya akan dibatasi dan pedagang harus mengenakan ID card.
Sejumlah penataan lain seperti lokasi parkir dan jenis dagangan juga akan diterapkan.
Sementara dari isi acara, PKB kali ini akan memberikan ruang yang lebih banyak untuk kesenian langka dan hampir punah. “Upaya Rekonstruksi kesenian langka telah dilakukan seperti Gambang, wayang wong, arja, dan gambuh,” ujarnya. Selain itu, PKB kali akan memfasilitasi banyak seniman cilik untuk pentas.
Sebuah tim pengawas independen PKB juga telah dibentuk selama dua tahun ini untuk melakukan evaluasi pelaksanaan PKB. Anggotanya berasal dari akademisi, seniman, media, dan lainnya. Yakni Prof Suastika dari S2 Kajian Budaya Unud, I Wayan Geria, Brata Asrama, Djesna Winada, IB Wiyana, Prof Subagiasta, dan Sudiatmika dari RRI.
Sementara I Gusti Putu Raka Danu, seniman lagu Bali mengatakan mengapresiasi format PKB baru. “Setiap perubahan sangat tergantung pejabat saat itu. Kita lihat saja,” ujar Raka Danu yang juga menjadi juri lomba lagu Bali di PKB.
Ia minta agar perubahan tidak dilakukan secara instan dan harus mendapat pengawasan.
Pemerintah menganggarkan dana Rp 3,9 milyar untuk PKB kali ini, sama dengan jumlah tahun lalu. Dana ini akan ditingkatkan menjadi Rp 5 milyar pada 2010. [b]