Architects Under Big (AUB) 3 edisi ke 27 akan menghadirkan arsitek muda asal Spanyol, Enrique Fernandez. Enrique akan bercerita tentang kegiatan berarsitekturnya dimulai dari semasa kuliah serta bagaimana sistem pendidikan arsitektur di Spanyol yang cukup membantunya untuk berkreativitas dalam berarsitektur.
Enrique juga akan menceritakan beberapa proyek yang ia lakukan selama berkuliah. Proyek yang dapat menunjukan proses evolusi ide dan cara berpikirnya. Berbekal pengetahuan dan pengalamannya, Ia juga akan mencoba untuk mencari titik temu antara jaringan transportasi Kota Denpasar dengan beberapa kota di Spanyol. Karena bagi Enrique, jaringan transportasi sangatlah berpengaruh dalam perkembangan sebuah kota.
Tema transportasi menjadi titik utama pada tugas akhirnya, yaitu “Train – bus exchange station”.
Belajar dari Enrique, belajar dari Spanyol. Apa yang dapat kita perbuat untuk perkembangan Bali khususnya Kota Denpasar?
AUB3 #27 akan diadakan pada:
Hari / Tanggal : Jumat, 6 Juli 2012
Waktu : 19.00 WITA – 21.00 WITA
Lokasi : Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk No. 159 Denpasar 80235 Bali, Indonesia
Contact Person : +62-817-542-4643 (Andesita Oki), +62-878-382-897-24 (Jhe)
Email : ArchitectsUnderBig3@popodanes.com
Blog : http://ArchitectsUnderBig3.blogspot.com
Enrique Fernandez Megino, akrab disapa Enrique, lahir pada 11 April 1984 di Madrid, Spanyol. Ia Menyelesaikan studi arsitekturnya dari CEU San Pablo University pada tahun 2011. Pada tahun 2009 – 2010 Enrique mendapatkan beasiswa ERASMUS untuk belajar di Universitas Tor Vergata, Roma. Saat ini, Enrique aktif bekerja di Popo Danes Architect. Kali ini dia akan berbagi pengalaman dan ide di AUB3 #27.
AUB3 diselenggarakan pada hari Jumat pertama tiap bulan yang dibawakan oleh arsitek muda usia di bawah 30 tahun. Dalam kegiatan ini arsitek muda diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi non formal yang diteruskan dengan diskusi santai.
Bertempat di Danes Art Veranda, peserta diberi kebebasan untuk memilih ruangnya sendiri, di halaman, dek, rooftop, galeri, di manapun tempat di mana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak lebih luas, baik khalayak awam arsitektur maupun khalayak arsitektur. [b]