TrashStock Festival 2017 tahun ini mengambil tema Pariwisata Berkelanjutan.
Tema itu selaras dengan tujuan International Year of Sustainable Tourism for Development dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) tahun 2017. Tema ini membawa pesan bahwa anak muda Bali harus melindungi pulaunya dari polusi plastik untuk menjaga pariwisatanya.
Sebagian besar masyarakat Bali mengandalkan pekerjaan di industri pariwisata, tetapi tak menjaga kebersihannya. Akibatnya, wisatawan tidak nyaman menikmati Bali kalau banyak sampah.
TrashStock Festival 2017 akan diadakan pada 26-27 Agustus di Kulidan Kitchen & Space, Desa Guwang, Gianyar.
Keunikan TrashStock ada pada kemampuan untuk memadukan komponen musik, artistik dan plastik. Karena itu, festival ini juga akan mengadakan diskusi tentang sampah plastik, seniman dan pariwisata pada acara Meet the Creator yang akan mendatangkan beberapa pemangku kepentingan. Ngobrol santai ini bekerja sama dengan Kulidan Kitchen & Space.
“Dalam acara ini kita bisa memperdalam pengetahuan tentang kondisi sampah di Bali serta pengaruhnya terhadap pariwisata di Bali,” ujar Hendra Arimbawa, Co-Founder TrashStock.
Tahun ini TrashStock Festival 2017 kembali menghadirkan acara edukatif dan ramah lingkungan. Hendra mengatakan para seniman mempersembahkan bentuk kesenian dan pergelaran musik yang dipadukan dengan kreativitas seperti lukisan, instalasi, fotografi, musik yang dibalut tema lingkungan. “Salah satunya ada Vesplasticology, vespa hias karya Sadie Paulus yang menggunakan teknik las,” ujarnya. Vespa ini akan dipajang di TrashStock Festival 2017.
Selain itu juga ada workshop membuat lukisan dari sampah plastik untuk anak-anak. Uniknya, mentornya berumur 13 tahun bernama Komang Arya Prabawangsa asal Desa Batubulan, Kabupaten Gianyar. Arya merupakan siswa kelas 2 SMP Sila Candra yang memulai wirasusaha menjual kerajinan tas, dompet, taplak meja dari sampah plastik.
Kegiatan edukatif namun menyenangkan juga disajikan dalam acara melayangan ramah lingkungan di sawah belakang lokasi acara, membuat batu bata dari sampah plastik serta photography hunting Recycled Fashion Show.
Nah, sesuai dengan khasnya TrashStock yaitu musik, artistik, plastik pada acara dua hari satu malam ini juga menampilkan pagelaran musik berjudul ‘Senandung Senja di Tepi Sawah’ dari Sanggar Anak Tangguh. TrashStock Festival juga akan diramaikan oleh belasan musisi akustik dan band yaitu Navicula, ZIO, Bayow, Mercy Band, Mata Jendela, Supersoda, Matilda, Matajiwa, Nuansa Hijau, Okky Ade Candra, Sandra Fay, Rastafara Cetamol dan White Swan
“Melalui TrashStock 2017 Festival ini, semoga dapat membuka mata masyarakat Bali tentang krisis sampah yang dapat mengurangi daya tarik wisata. Karena ketika masyarakat Bali tidak peduli dengan sampahnya, sama artinya tidak peduli tentang kesejahteraan mereka sendiri,” tutup Hendra. [b]