Stroke. Salah satu penyakit gangguan peredaran di otak. Stroke sering kali menyebabkan penderitanya berhenti melakukan aktivitas harian. Keterbatasan gerak tubuh inilah yang pada akhirnya menghambat mobilitas para penderita.
Menjadi semakin menyeramkan mengingat penderita harus menjalani pengobatan berupa fisioterapi yang biayanya tidak dapat dikatakan sedikit. Namun, semua itu bukanlah masalah besar bagi Nyoman Titiek Yeniati untuk tetap menjalankan tugas kemanusiaan.
Ibu Titiek merupakan penderita stroke sejak tahun 2015, sempat berhenti melakukan aktivitas sehari-hari selama beberapa tahun hingga akhirnya kini dapat kembali beraktivitas. Meskipun begitu, tentunya beliau masih melakukannya dalam pengawasan agar kondisi kesehatannya tidak menurun.
Pada tahun 2017, beliau berhasil merealisasikan mimpinya untuk mengabdi kepada sesama dengan membangun Yayasan Amaranee Tapasya Stroke Center. Yayasan yang bergerak di bidang sosial ini diperuntukkan untuk membantu mereka yang menderita hal yang sama seperti Bu Titiek, stroke.
Tujuan awal pendirian yayasan ini adalah memberikan support mental kepada para stroke survivor. Hal ini berkaitan dengan kondisi emosi seorang penyintas stroke yang kerap berubah akibat dari gangguan yang mereka alami. Selain itu, sering kali penderita stroke merasa mereka kehilangan arah akibat dari keterbatasan yang mereka miliki, karena keterbatasan bergerak bukanlah satu-satunya efek dari stroke.
Ketika mengalami stroke, beberapa pasien harus kehilangan kemampuan mereka untuk mendengar, bahkan ketika diajak berbicara dengan orang lain. Perilaku pasien stroke juga ditentukan oleh bagaimana kondisi emosi mereka.
Bantuan dari dalam diri penderita agar yakin bahwa mereka masih bisa melakukan aktivitas secara normal yang diberikan oleh yayasan berupa edukasi, memberikan survivor kesempatan agar mereka merasa dibutuhkan oleh orang lain (seperti: merawat tanaman), dan lainnya. Keyakinan bahwa mereka akan pulih seiring waktu berjalan sangat membantu kestabilan kondisi emosi para penderita.
Yayasan Amaranee Tapasya Stroke Center juga memberikan pelayanan berupa fisioterapi. Kegiatan fisioterapi ini bekerja sama dengan Universitas Dhyana Pura (Undira). Penderita stroke harus melakukan fisioterapi sebagai salah satu proses penyembuhan mereka. Fisioterapi merupakan salah satu bentuk terapi yang ditujukkan untuk merangsang saraf tubuh penderita yang kaku agar dapat kembali bergerak. Fisioterapi tentunya tidak dapat dilaksanakan hanya sekali. Perlu waktu yang lama untuk melatih kemampuan gerak anggota tubuh yang sebelumnya kaku.
Selain bantuan fisik dan mental kepada para penderita stroke, Yayasan Amaranee juga melaksanakan kegiatan berbagai rutin kepada sesama. Sumbangan sembako pun turut diberikan oleh yayasan setiap bulan kepada beberapa penderita stroke yang kondisi ekonominya kurang. Bukan hanya kepada penderita, mereka memiliki jadwal berbagi nasi bungkus setiap hari Rabu di sekitar Tabanan.
Donasi ini diberikan oleh donatur yang berasal dari teman maupun keluarga Bu Titiek dan suami. Apapun bentuk sumbangannya akan diterima senang hati oleh beliau dan dialokasikan sebaik mungkin untuk menjaga konsistensi kegiatan. Perjalanan panjang harus Ibu Titiek dan suami tempuh hingga akhirnya berhasil membangun sekretariat yayasan di Desa Dauh Peken, Tabanan. Memberikan pelayanan fisioterapi dari rumah ke rumah pun pernah beliau tempuh.
Sekretariat baru yang berada di Jalan Teratai ini dibuka dan melayani pasien setiap hari. Beliau mempekerjakan satu orang fisioterapis yang sudah menemaninya sejak awal merintis yayasan.
Keterbatasan bukanlah sebuah alasan untuk berhenti menebar kebaikan dan melakukan kegiatan kemanusiaan. Apapun yang dilandasi niat baik pastinya akan berakhir baik pula. Sebagai salah satu penderita stroke, Ibu Titiek berhasil membantu dan melukiskan senyum di wajah banyak orang.