• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, October 19, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Simbar di Mata Anak Muda Desa Beraban, Hobi hingga Cegah mental illness

Kadek Resa Haditya by Kadek Resa Haditya
10 April 2024
in Kabar Baru, Lingkungan
0 0
0

Anak Muda Beraban gemar mengoleksi Simbar untuk hobi hingga menjadi aktivitas pengganti over bermain ponsel.

Platycerium atau yang dikenal dengan sebutan simbar merupakan jenis tanaman hias yang menjadi sorotan anak muda belakangan ini. Simbar merupakan tanaman hias unik yang ditemukan dibali. Keberadaannnya yang dikatakan cukup langka serta nilai sejarahnya yang tinggi dapat menarik minat anak-anak muda saat ini khususnya anak-anak muda desa beraban sebagai peng koleksi tanaman hias unik ini. Tanaman endomik ini dikenal dengan karakteristik daunnya yang menyerupai tanduk rusa, yang menjadi daya pikat pecinta tanaman hias, ada beberapa jenis simbar.

Jenis-jenis simbar, ada Simbar lokal dan hybrid. Lokal : simbar yang memang tumbuh sendiri salah satu contohnya wilincky / simbar dikenal dengan simbar menjangan. Lalu, Simbar hybrid : simbar silangan salah satu contohnya simbar P. Erawan yang merupakan persilangan dari simbar elephant dan madagaskar. Sebenarnya Simbar sudah dikenal sekitar tahun 2019. Tetapi, karena Covid, keberadaannya mulai diabaikan dan kembali booming dua tahun terakhir. Dengan begitu, sangat tidak mengherankan kalangan muda pun beminat untuk mengkoleksinya.

Dari dua jawaban narasumber yang sudah kami wawancarai. Ketertarikan mereka terhadap Simbar dikarenakan bentuknya unik, bisa terbilang estetik dan memiliki nilai seni tersendiri, serta memberikan rasa ketenangan saat memandang Simbar tersebut. Bahkan untuk mengoleksinya, para narasumber rela mengeluarkan budget yang terbilang banyak hanya untuk mengoleksi tanaman tersebut, sekitar Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 lebih.

Untuk tempat pembeliannya tidaklah sulit ditemukan, karena dimanapun ada di Bali ataupun Indonesia, lebih bagus lagi kalau membelinya di komunitas Beraban Simbarkan, yang merupakan komunitas dari pecinta tanaman Simbar di Beraban. Sehingga secara langsung dapat mengenal serta memahami perawatan dan jenis-jenis Simbar itu sendiri dari kolektor atau ahlinya. Sekaligus dapat ikut berkompetisi di dalamnya, sembari mengagumi Simbar yang dimiliki oleh kolektor lainnya.

Lalu, untuk perawatannya sendiri terbilang mudah, karena 3 hari sekali penyiraman, ditambah dengan pupuk serta vitamin tanaman pada umumnya. Juga karena Temat pengembangbiakannya hemat ruang dan tumbuh menempel. Sehingga sangat mudah untuk dirawat serta dikembangbiakkan di tempat yang sempit.

Selanjutnya, pengaruh yang diberikan dapat dilihat dari bidang sosial, yang mana dengan adanya ketertarikan anak muda terhadap perawatan serta mengoleksi Simbar tentunya akan mengurangi waktu bermain gadget, dan hal ini akan meningkatkan kesehatan spiritual dan jasmani, karena kedekatan dengan alam (Tri Hita Karana).

Juga, dengan sering berinteraksi dengan alam akan membuat pikiran lebih tenang dan terhindar dari mental illness. Selain itu, pengaruhnya bagi ekonomi. Dengan nilai seninya dan keunikannya, Simbar sangat memungkinkan menjadi ladang investasi di bidang ekologi. Semakin besar bentuknya, semakin mahal harganya. Jika, kalangan muda mampu mempromosikan Simbar dengan baik, maka akan memberikan ladang investasi baru yang tidak hanya bergerak di bidang pertanian ataupun pariwisata di Beraban dan Bali, tapi juga di Indonesia untuk diperkenalkan ke dunia internasional, sebagai tanaman khas Indonesia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa alasan kalangan muda Desa Beraban tertarik untuk merawat mengoleksi Simbar adalah keunikan, nilai seni, jenis serta sejarahnya yang unik. Bahkan, mereka rela mengeluarkan budget lebih dari Rp 1.000.000 untuk tanaman ini. Alasan lain adalah perawatannya yang terbilang mudah dan hemat ruang atau tempat.

Jika, Simbar terus dikembangkan dan diperkenalkan, maka akan menjadi ladang investasi di bidang ekologi yang menjanjikan, sehingga Beraban atau Bali tidak hanya akan bergantung di sektor pertanian dan pariwisata. Juga, adapun pengaruh positif bagi kalangan muda, yang mana membuat mereka lebih jarang untuk bermain gadget dan lebih dekat dengan alam. Sehingga akan lebih terhindar dari mental illness, dan sesuai dengan Tri Hita Karana.

(Karya peserta Kelas Jurnalisme Warga Desa Beraban, 30-31 Maret 2024)

kampungbet
Tags: kelas jurnalisme wargaKJW desa berabankoleksi simbarmerawat simbarsimbar
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Kadek Resa Haditya

Kadek Resa Haditya

Related Posts

Menimbang Ulang Pengertian Masyarakat Pesisir dari Pantai Sanur

Menimbang Ulang Pengertian Masyarakat Pesisir dari Pantai Sanur

15 October 2025
Masa Depan Pantai Sindhu dari Kacamata Pemilik Usaha

Masa Depan Pantai Sindhu dari Kacamata Pemilik Usaha

12 October 2025
“Pesuan Kebisan Ragane” Api Jengah Pemuda Intaran Sanur

“Pesuan Kebisan Ragane” Api Jengah Pemuda Intaran Sanur

10 October 2025
Sanur Masih Belajar Ramah pada Kaki dan Roda 

Sanur Masih Belajar Ramah pada Kaki dan Roda 

9 October 2025

Mempertahankan, Sebaik-Baiknya Cara Mereka untuk Melawan

29 September 2025
Ruang dan Ingatan yang Bergerak: Sebuah Pengamatan Singkat di Desa Intaran

Ruang dan Ingatan yang Bergerak: Sebuah Pengamatan Singkat di Desa Intaran

28 September 2025
Next Post
Pra Konferwil AMSI Bali: Seminar Digitalisasi UMKM

Pra Konferwil AMSI Bali: Seminar Digitalisasi UMKM

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

18 October 2025
AHY Singgung Tiga Isu Utama di Bali: Tata Ruang, Kemacetan, dan Sampah

AHY Singgung Tiga Isu Utama di Bali: Tata Ruang, Kemacetan, dan Sampah

16 October 2025
Sisi Lain Tabanan di Melali ke Desa

Sisi Lain Tabanan di Melali ke Desa

16 October 2025
Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

15 October 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia