• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, May 25, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

“Seni untuk Laut” Ajak Generasi Muda Mewujudkan Laut Bebas Plastik

Hendiliana Dewi by Hendiliana Dewi
26 June 2020
in Kabar Baru, Lingkungan
0 0
0

Hari Segitiga Terumbu Karang diperingati setiap 9 Juni.

Pusat keanekaragaman hayati dunia yakni Segitiga Terumbu Karang merupakan rumah bagi ekosistem terumbu karang paling beragam di dunia. Tak tanggung-tanggung, sekitar 76 persen jenis karang dunia hidup di kawasan yang juga menjadi tempat tinggal dari lebih dari 2.000 jenis ikan karang.

Kawasan istimewa ini telah memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir di sekitarnya dan menjadi situs pembelajaran bagi peneliti dan praktisi kelautan untuk belajar dan mengeksplorasi lingkungan perairan.

Dalam rangka menghargai keberagaman sumber daya alam laut dan manfaat yang diberikan oleh Kawasan Segitiga Terumbu Karang, sehari setelah perayaan Hari Laut Sedunia, diperingati sebagai Hari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Day) setiap tanggal 9 Juni.

Tak seperti perayaan di tahun-tahun sebelumnya, perayaan istimewa tahun ini dilakukan dengan menjangkau lebih banyak pihak terutama generasi muda. Meraka diajak untuk turut menginspirasi masyarakat untuk menjaga laut melalui seni dan tutur cerita walau hanya dari rumah saja.

Berbeda

Tahun ini, Coral Triangle Center (CTC) memperingati Hari Segitiga Terumbu Karang melalui sebuah acara “Seni untuk Laut” yang digelar secara daring di halaman Facebook CTC. Tahun ini, CTC berkesempatan untuk bekerja sama dengan para mitra dari BPSPL Denpasar, DKP Provinsi Bali, Studio Gelombang, Bali Hai Cruises, dan The Body Shop Indonesia.

Selain diisi dengan bincang-bincang inspiratif mengenai kondisi laut dengan adanya polusi plastik dan kiprah-kiprah dalam memeranginya, acara ini juga turut menampilkan tutorial menggambar bersama seniman asal Batuan, Sukawati yaitu I Made Griyawan yang juga merupakan pendiri dari Studio Gelombang.

Di akhir acara, CTC membuka sebuah kompetisi menggambar dan bercerita bagi anak-anak usia 7-12 tahun. Semua peserta diajak untuk turut serta dalam gerakan untuk memerangi sampah plastik di lautan yang sejalan dengan tema perayaan Hari Segitiga Terumbu Karang tahun ini yaitu “Bekerja Bersama Menuju Kawasan Segitiga Terumbu Karang yang Bebas Sampah Plastik”.

Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk mengajak generasi muda agar lebih peduli dengan lingkungan sekaligus menjadi kegiatan positif untuk mengisi waktu luang anak selama masa karantina.

Tanpa disangka-sangka, hasilnya sangat menakjubkan. Walaupun dengan usia yang terbilang masih sangat muda, mereka dengan kreatif dapat menyampaikan pesan untuk bersama-sama menyelamatkan laut dari polusi plastik. Seminggu setelah perayaan Hari Segitiga Terumbu Karang, terdapat 73 karya keren yang masuk dan para juri telah memutuskan yang terbaik dari yang terbaik. Pemenang dipilih berdasarkan konsep dan kreativitas dari karya tersebut yang diperuntukan untuk lingkungan.

“Semua gambar menunjukkan kreativitas dan kepedulian peserta terhadap masalah polusi plastik di laut,” ujar Rili Djohani, Direktur Eksekutif CTC

Karya Terbaik

Para pemenang lomba telah diumumkan pada 20 Juni 2020 dan menghasilkan para juara yaitu Haura Amira Faisal dari Makasar, Gusti Ayu Ishana Aolani Nugraha dari Denpasar, Bali dan I Kadek Bayu Purusatama dari Karangasem, Bali.

Juara 1 adalah Haura, seorang siswi kelas 4 di SD KOMP IKIP 1, Makassar. Haura tumbuh di keluarga seniman dan juga telah sebelumnya memenangkan beberapa lomba menggambar. Dengan menggunakan hewan laut yang sangat khas yaitu ikan badut atau yang lebih dikenal sebagai karakter “nemo” dalam sebuah film animasi, lukisannya mengetengahkan tentang ekosistem laut yang rusak akibat polusi plastik.

“Melalui lukisan ini saya ingin menyampaikan betapa bahayanya sampah plastik yang ada di laut, dapat merusak ekosistem terumbu karang dan ikan-ikan yang hidup di laut. Semoga melalui gambar ini kita bisa tergugah untuk menyelamatkan ekosistem laut dari sampah plastik,” ucap Haura dalam videonya.

Juara 1, Haura Amira Faisal

Juara 2 adalah Gusti Ayu Ishana atau kerap disapa Gek Isna dari SD 2 Saraswati Denpasar. Gek Isna mengetengahkan aksi-aksi inpiratif dari para penyelam yang melakukan pembersihan di bawah laut dan juga menyelamatkan terumbu karang dari polusi plastik. “Kita harus bersama-sama menjaga terumbu karang dan jangan membuang sampah sembarangan nanti terumbu karang akan rusak dan ikan-ikanpun akan bertambah sedikit,” ujarnya.

Juara 2, Gusti Ayu Ishana Aolani N

Juara 3 berasal di Bali bagian Timur yakni I Kadek Bayu Purusatama. Bayu adalah siswa kelas 5 di SDN 1 Duda Utara, Karangasem. Ia mengekspresikan dampak dari sampah plastik di laut terhadap kehidupan nelayan.

“Lukisan saya menceritakan polusi plastik di laut yang mengakibatkan laut menjadi tercemar, banyak sampah yang mengapung, ikan dan komponen laut akan menjadi mati dan rusak secara perlahan sehingga membawa pengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan karena plastik menggantikan ikan,” ujar Bayu dalam videonya.

Juara 3, I Kadek Bayu Purusatama

Pesan Positif

Guna mengapresiasi usaha-usaha peserta dalam menginspirasi masyarakat untuk menyelamatkan laut dari polusi plastik, kami juga memberikan penghargaan untuk 3 video terbaik. Penghargaan ini jatuh kepada Gracia Aurelia dari Depok, Jawa Barat, Naren Louis dari Jakarta Selatan dan Patricia Isinauli Situmorang dari Manokwari, Papua Barat.

Gracia Aurelia atau yang kerap disapa Ara. Ara mengilustrasikan polusi plastik di lautan dengan menyampaikan cerita tentang kapal yang membuang sampahnya ke laut tanpa pedulia akan dampaknya. “Terkadang orang-orang di atas kapal membuang sampahnya ke laut tanpa memedulikan dampaknya. Hal ini sangatlah tidak baik. Seperti penyu-penyu ini yang memakan plastik karena mengira itu adalah makanannya, dan juga hiu paus ini terperangkap akibat sampah,” ujar Ara dalam videonya.  Sedangkan Naren menekankan dampak dari penangkapan ikan berlebihan terhadap laut dan Patricia menengahkan bagaimana sampah plastik dapat membahayakan ikan dan karang.

Pemenang Video terbaik

Betapa luar biasanya karya-karya peserta dan pesan yang disampaikannya. Mereka berhasil menyentuh berbagai aspek lingkungan, polusi plastik dan kehidupan laut melalui lukisan mereka. Dengan kreativitas dan imajinasinya mereka dapat menggambarkan bahaya yang mengancam kehidupan laut.

Para pemenang berhak mendapatkan hadiah berupa piala, sertifikat, alat gambar alternatif pengganti plastik, paket perjalanan serta voucher untuk bermain Escape Room SOS Plastic Danger. Selamat kepada para pemenang dan kepada semua peserta! Melalui perayaan Hari Segitiga Terumbu Karang tahun ini, CTC akan terus menebarkan pesan konservasi laut kepada para generasi muda.

“Kami berharap generasi muda dapat terus menginspirasi dan melakukan tindakan untuk menjaga laut kita,” tutup Rili. [b]

Tags: BaliLingkungan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Hendiliana Dewi

Hendiliana Dewi

Ni Luh Putu Hendiliana Dewi merupakan alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini juga pernah aktif di pers mahasiswa. Minat utamanya pada isu pelestarian pesisir dan laut, energi terbarukan dan perubahan iklim.

Related Posts

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

Apakah Awig-awig Masih Bertaji Mengadang Alih Fungsi Lahan?

28 March 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

28 May 2024
Next Post
Aliansi Tanam Saja Bagi 3500 Bungkus Benih untuk Kebun Komunitas

Aliansi Tanam Saja Bagi 3500 Bungkus Benih untuk Kebun Komunitas

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

24 May 2025

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia