Minggu malam lalu, wantilan kampus bawah Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha riuh sekali.
Pasalnya, di tempat tersebut digelar Malam Gelar Seni (MGS) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
“Acara ini digelar dalam rangka memperingati ulang tahun jurusan sekaligus menutup serangkaian kegiatan Bulan Bahasa,” ujar Devera Astrawan Ketua HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Panggung dan dekorasi yang sederhana tidak membuat acara MGS tersebut sepi penonton. Penonton berbondong-bondong datang. Bukan hanya mahasiswa Undiksha, melainkan juga dihadiri oleh kawula muda Singaraja, pegiat teater, dan penikmat seni.
Dengan tiket masuk seharga Rp 15.000 penonton disuguhkan penampilan-penampilan menarik. Di antaranya adalah Musik Teks Konteks yang dibawakan mahasiswa PBSI semester I, pementasan Drama Kita oleh mahasiswa PBSI semester 3, tarian Khatulistiwa oleh mahasiswa semester 5, dan masih banyak lagi.
Turut dipentaskan juga Parodi Siti Nur Buaya dari Komunitas Cemara Angin. Komunitas Cemara angin merupakan sebuah komunitas teater kecil yang berdiri sendiri. Mereka beranggotakan mahasiswa aktif dari jurusan PBSI. Parodi tersebut menceritakan tentang seorang perempuan bernama Siti, dengan tingkahnya yang konyol memancing gelak tawa para penonton.
Di penghujung acara, Nosstress trio asal Denpasar menghibur penonton dengan membawakan sejumlah lagu.
“Ini adalah kali kedua kami tampil di acaranya Basindo, semoga tahun depan kami diundang main ke sini lagi. Hehehe,” ungkap Man Angga salah satu personil Nosstress.