• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, May 17, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Sekolah Jangan Diskriminasi Korban KTD

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
3 April 2009
in Kabar Baru
0 0
0

Oleh Luh De Suriyani

Sejumlah sekolah dan remaja bersepakat melakukan berbagai advokasi dalam persoalan kehamilan tak diinginkan (KTD) dengan Dinas Pendidikan. Mereka minta sekolah tidak menghilangkan hak remaja untuk bersekolah jika mengalami kasus KTD.

Hal ini didiskusikan dalam workshop peningkatan peran remaja untuk mengadvokasi kasus KTD yang dilaksanakan oleh Integrated Youth Center (IYC) Kisara, Selasa lalu di Denpasar. Diskusi ini diikuti sekitar 30 siswa SMA dan komunitas remaja lain.

Forum advokasi ini dihidupkan lagi karena fenomena KTD menjadi masalah seksualitas remaja terbanyak di Bali.

Luh Putu Ikha Widari, koordinator media dan communication IYC Kisara memaparkan dari data konseling yang masuk ke Kisara via hotline selama tahun 2008 secara umum didominasi oleh kasus pacaran (60 persen) dan seksualitas remaja (25 persen).

Sementara dari salah satu unit kegiatan Kisara yakni Kisara Youth Clinic didapatkan fakta bahwa 90 persen kasus konseling atau 212 orang remaja adalah masalah remaja dengan KTD. Data ini diperoleh selama empat bulan hingga 31 Desember 2008.

Fakta ini memperkuat hasil survei kuantitatif sederhana yang dilaksanakan oleh Kisara pada tahun 2007 yang menyebut sekitar 155 orang (11 persen) dari 1412 remaja SMA/SMK di enam wilayah kota/kabupaten di Bali telah memiliki pengalaman melakukan aktifitas seksual aktif.

“Dinas Pendidikan meminta kita melakukan audiensi untuk menggerakkan institusi pendidikan dan remaja dalam menyikapi persoalan ini,” ujarnya.
Luh Anggreni, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bali menyebut kasus penghilangan hak anak untuk sekolah kita makin banyak ditangani, terutama karena KTD. “Sekolah main pecat jika ada korban KTD dan juga korban pornografi,” katanya. Dari setiap kasus pemecatan, sebagian besar korbannya perempuan.

Kepedihan yang sama juga dilontarkan Amelia Febrina Merry, siswa SMA 1 Kuta Utara. “Saya kehilangan teman yang telah mengalami dua kali aborsi. Andai saja pendidikan seksual didapatkan secara dini, aborsi setidaknya bisa dicegah,” ujarnya.

Ia menyebut teman sebayanya hanya mengenal aborsi sebagai alternatif penanggulangan KTD. Segala jenis obat-obatan tradisional dan cara alternatif telah diyakini jalan paling aman untuk menghindari diskriminasi dan pemecatan dari sekolah.

Kisara mencatat jumlah seluruh remaja di Indonesia mencapai 63 juta orang, sedangkan di Bali diperkirakan mencapai 850 ribu orang. Sekitar 30,3 persen dari seluruh penduduk Indonesia adalah remaja.

“Jumlah yang sangat potensial dan menjadi kekuatan besar untuk mencapai kemajuan jika mereka memiliki tingkat kesehatan yang optimal dan bertanggung jawab dalam setiap perilakunya,” ujar Ikha.

Namun tingkat pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi, narkoba, HIV dan AIDS masih rendah. Lebih dari 50 persen ODHA berusia 19-25 tahun.

Hubungan seksual pra nikah pada remaja adalah 28,5 persen dan sekitar 10 persen remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Terdapat 36 persen kasus IMS yang diderita oleh remaja usia 16-24 tahun, 46,19 persen remaja usia 15-29 tahun terpapar HIV-AIDS (Depkes RI).

Jumlah aborsi  per tahun diperkirakan 2,3 juta di mana 30 persen dilakukan oleh remaja, dan 51 persen adalah unsafe abortion. KTD pada remaja diperkirakan meningkat sekitar 150.000 – 200.000 per tahun.

Di lain pihak, menurut dokter Pramesmara banyak layanan yang tersedia ternyata tidak mampu menjadi teman remaja. Sampai saat ini, layanan yang ramah remaja masih sangat terbatas jumlahnya.

Ida Pedanda Tianyar Arimbawa, pemuka agama yang intens terlibat dalam persoalan sosial kemasyarakatan meminta para orang tua tidak melakukan diskriminasi bagi anak yang mengalami KTD.

“Teknologi memberi transparansi yang sangat cepat. Kita harus menyelesaikan masalah bukan sok suci. Alat kontrasepsi juga masih sulit diterima sebagai alat mencegah KTD dan penyakit menular seksual,” ujarnya. Persoalan KTD menurutnya adalah masalah yang juga harus diselesaikan agamawan di Bali. [b]

Tags: BaliKesehatanKesehatan ReproduksiKisaraRemaja
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

4 June 2024

Merayakan 30 Tahun Kisara, Menua Namun Tetap Inklusif Bagi Remaja

29 May 2024
Next Post
Tak Bisa Babi, Ayam pun Jadi

Tak Bisa Babi, Ayam pun Jadi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

POV: Remaja Jompo Cek Kesehatan Gratis Menjelang Ulang Tahun

16 May 2025
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, Penculikan Perempuan Berkedok Adat

15 May 2025
Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

Jumlah Perawat di Panti Jompo Masih Minim

14 May 2025
Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia