Lagu baru MR HIT ini berjudul Sang Pejuang. Lirik lagu dengan musik orkestra ini hanya tercipta dua jam.
“Ketika saat itu banyak sekali ada orang orang yang ingin memaksakan adab mereka pada orang lainnya. Mereka memaksakan kesamaan konsep pada hal yang jelas-jelas puspawarna dalam payung kebhinekaan,” tutur Agung Yudha, vokalisnya.
Mendefinisikan diri sebagai Band Rock, MR HIT yang beranggotakan Agung Yudha (Vokal, Gitar) , Indra Permana (Drum), Anantha Prasetya (Bass) dan Indra Dananjaya (Gitar) kerap membawa pesan-pesan dalam lagu mereka yang dekat dengan kehidupan masyarakat sekitar.
Melangkah dari Bali, MR HIT menelurkan album pertama di tahun 2017 dengan tajuk Rockolosal. Kini akan kembali merilis lagu teranyar yang akan dirilis tepat pada hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2019.
Band ini berharap lagu ini juga mampu menggawangi setiap aspek positif dari Indonesia. Dalam proses pembuatannya, para personil memutuskan memakai konsep orkestra yang digabung dengan sound rock modern. “Semata mata ingin menyebarkan dengan masif dan gagah bahwa Indonesia itu kuat dan kebhinekaan adalah kunci pemersatunya,” lanjut Yudha.
Ia meminjam sebuah kalimat dari sastrawan dan aktivis hak asasi manusia, Wiji Thukul dalam Sajak Kepada Bung Dadi. “Ini tanah airmu, di sini kita bukan turis” dikutip sebagai pesan utama dalam lagu berjudul Sang Pejuang ini.
“Semua adalah pejuang. Baik bagi diri sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan sekitar. Lagu ini kami dedikasikan untuk semua, Sang Pejuang yang akan terus hidup dan memperjuangankan yang terbaik di tanah air kita sendiri. Karena kemerdekaan akan didapatkan saat perjuangan telah dilakukan dengan maksimal,” tuturnya.
Topik nasionalisme berhubungan dengan ketertarikan mereka pada sejarah dan isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat. Namun bukan berarti lagu MR HIT hanya bercerita tentang hal tersebut. “Apapun yang terangkum dari pemikiran setiap personil juga kami jadikan lagu. Kadang ada juga lagu tentang cinta secara umum tepatnya. Bukan cinta cintaan egosentris yang memaksakan kehendak pada satu individu,” elaknya.
Selain itu ada lagu tentang kawan yang menderita skizofrenia. Lagu tentang pandangan hidup ke depan, dan lainnya. Benang merahnya satu, lagu lagu ini terlahir dari kisah terdekat yang dialami pada setiap personil untuk kemudian dikemas dengan konsep bermusik MR HIT.
Sejumlah nama diakui menjadi patron mereka dalam berkarya. Yudha menyebut deretan nama dari Indonesia yakni Ibu Robin Lim, Tan Malaka, I Gusti Ngurah Rai, Wiji Thukul, Jenderal Ahmad Yani, Mohammad Hatta, Dewa Agung Istri Kanya, Made Taro, Oeamar Said Tjokroaminoto, W.R Supratman, Ida Bagus Mantra, dan AA Made Djelantik. Sementara dari luar Indonesia ada Benazir Bhutto.
MR HIT akan mempersembahkan Sang Pejuang melalui laman Instagram mereka di instagram.com/mrhitofficial. Mengingat kemudahan akses dan persebaran informasi yang cukup signifikan, moda media sosial ini pun dipilih seiring kebiasaan MR HIT yang mengupdate kegiatan bermusik mereka melalui kanal https://www.youtube.com/mrhitband
Menuju tanggal 17 Agustus 2019, MR HIT mempersembahkan sebuah video perjalanan dari penciptaan Sang Pejuang https://www.instagram.com/tv/B01bmfkg7vs/?igshid=ousi5tncix3u
MR HIT terbentuk di tahun 2014. Pada Agustus, karena itulah bulan ini selalu jadi momentum mereka. Sebelumnya band ini hanya terdiri dari dua orang. Setelah bertemu teman lain yang sevisi, akhirnya konsep band MR HIT menjadi 4 orang.
Perkenalan mereka dari sebuah organisasi musik kemahasiswaan lintas angkatan di sebuah universitas negeri di Bali. Berangkat dari hobi yang sama dan bertemu di waktu yang tepat, MR HIT pun muncul ke publik.
Setelah album Rockolosal pada 2017, band ini seolah rehat. “Vakum? Mungkin tepatnya teralihkan sementara karena kesibukan masing masing personilnya. Hahaha. Tapi sekarang we are coming back, yeah!” semangat Yudha yang pernah bekerja di perusahaan koran harian ini.