Hari Minggu mestinya hari libur.
Namun tidak dengan siswa siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) 1 Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Pagi-pagi mereka sudah berkumpul dan mengikuti ekstra kulikuler Pendidikan Lingkungan Hidup. Kegiatan ini bekerja sama dengan Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI). Pada materi muatan lokal lingkungan ini membahas lebih spesifik tentang kelautan.
Ada lima judul pembahasan yang dipelajari bersama. Pertemuan perdana dimulai dengan membahas masalah Ekosisten Pantai. Untuk selanjutanya akan dibahas tentang Padang Lamun, Mangrove, Ekosistem Terumbu Karang serta Permasalahan Sampah. Menurut jadwal pertemuan untuk materi ini berlangsung dalam satu semester, yang pada semester berikutnya akan diupayakan untuk praktek lapangan.
Masalah muatan lokal lingkungan memang bukan sekali ini saja dilakukan di Bali, namun konsentrasi untuk Pendidikan Lingkungan perlu diupayakan lebih berkesinambungan. Beberapa sekolah yang dulu mengembangkan program Green School sekarang tidak lagi mengembangkan program itu.
Meskipun demikian pembelajaran mengenai materi lingkungan hidup harus terus diupayakan. Sebab, perkembangan zaman akan memaksa degradasi lingkungan. Hal ini harus dibarengi oleh generasi yang mencintai lingkungan sejak dini.
Pada pertemuan perdana relawan dari Yayasan Alam Indonesia Lestari Hannah Purdy asal Australia mengungkapkan kekagumannya langsung untuk siswa siswa yang mengikuti kelas pendidikan lingkungan hidup ini.
Kepala SMK 1 Tejakula Bapak I Wayan Gunastra mengatakan kegiatan ini memang pernah dilakukan Yayasan beberapa tahun lalu. “Kami menyambut baik prakarsa Yayasan untuk terus bekerja sama mengembangkan permasalahan lingkungan masuk dalam Ekstra Kulikuler,” kata Gunastra.
Semoga komitmen ini bisa terus berlanjut sehingga kita semua bisa lebih mencintai lingkungan di mana kita berada. [b]