Oleh Luh De Suriyani
Sekitar sepuluh ribu pedagang tradisional di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung merayakan upacara besar, Padudusan Agung Ngenteg Linggih, di Pura Melanting yang baru dibangun, Rabu ini. Puncak upacara ini akan dilaksanakan sepanjang hari untuk memberikan kesempatan seluruh pedagang tradisional di sekitar Kota Denpasar dan Badung.
“Seluruh pedagang di 15 pasar di Kota Denpasar dan sekitarnya akan sembahyang dan menghaturkan persembahan untuk kesejahteraan dan keselamatan kerja,” kata I Ketut Sudiasta, Ketua upacara dan Direktur Pasar Badung.
Sudiasta mengatakan prosesi upacara telah dimulai sebulan sebelumnya. Semua pedagang secara bergiliran bergotong royong membuat sesaji (banten) dan keperluan upacara lainnya.
Tak hanya tenaga, pedagang juga mengumpulkan sumbangan sukarela Rp 1000 rupiah per orang per hari selama enam bulan. “Biaya upacara ini hampir 1 milyar. Jadi agar tak membertakan, setiap pedagang menyumbang Rp 1000 per hari,” ujar Sudiasta.
“Saya senang dengan cara mencicil seperti karena tidak memberatkan. Upacara besok sangat penting buat kami sebagai pedagang karena Pura di sini pura induk,” tutur A.A. Sunari, 40 tahun, pedagang canang (sesaji bunga) di Pasar Badung.
Pura Melanting adalah pura yang dibuat khusus oleh pedagang untuk menghormati Tuhan dalam manifestasinya sebagai simbol kemakmuran. Setiap hari pedagang melakukan persembahyangan rutin dan merayakan upacara besar tiap tahun yang jatuh tiap bulan Purnama ke-lima.
Prosesi puncak upacara telah dimulai Selasa (11/11) kemarin sore. Ratusan pedagang melakukan ritual Mapapada, mengelilingi Pasar Badung dengan mengarak kain putih sepanjang 100 meter. Diikuti oleh umbul-umbul dan gambelan.
Arak-arakan ratusan orang berpakaian adat Bali ini berkeliling di area pasar sebanyak tiga kali sebagai simbol bahwa upacara akbar siap dilaksanakan esok hari. Sementara sebagian pedagang pagi yang masih berjualan siap-siap menutup dagangannya.
Pasar Badung, pasar tradisional di Bali ini beroperasi selama 24 jam, bergantian antara pedagang pagi dan malam. Di pasar ini saja, jumlah pedagang yang berjualan sekitar 3000 orang. Di sekitar Jalan Gajah Mada terdapat dua pasar, yakni Pasar Badung dan Kumbasari yang khusus menjual souvenir Bali dan pakaian.
Dua pasar ini pernah terbakar hebat yang menghanguskan sebagian besar isinya. Gedung yang dianggap masih laik kemudian direnovasi dan kembali diisi pedagang.
“Saya tidak ingin musibah kembali datang. Saya akan berdoa khusus untuk keselamatan pasar dan semoga dagangan saya lancar,” ujar Ni Nyoman Puji, 65 tahun, salah satu pedagang tertua dan pertama di Pasar Badung. [b]