Gubernur Bali Made Mangku Pastika akhirnya mengakui.
Hubungannya sebagai Gubernur Bali dan wakilnya, Anak Agung Puspayoga, memang tidak baik-baik saja. Sebagaimana ditulis I Wayan Juniarta, wartawan The Jakarta Post di Bali Daily edisi kemarin, Pastika selama ini berusaha menutupi perpecahan antara dia dan wakilnya. Namun, mantan Kapolda Bali ini kemudian memastikan rumor tersebut.
“Saya harus mengakui bahwa saya sudah cukup lama menutupi (perpecahan) ini,” Pastika mengakui. Pengakuan Pastika tersebut disampaikannya di depan sejumlah pemimpin adat Minggu dua hari lalu.
Upaya Pastika menutupi perpecahannya dengan wakilnya tersebut termasuk ketika pada akhir Oktober lalu mereka ditanya oleh anggota DPRD Bali.
Pada pertemuan akhir Oktober lalu itu, I Made Arjaya, salah satu anggota DPR, mempertanyakan hubungan antara Pastika dan Puspayoga sebagai gubernur maupun wakil gubernur. Saat itu, Puspayoga hanya menjawab bahwa dia memiliki cara kepemimpinan yang berbeda dibandingkan gubernur.
“Namun, sekarang saya harus berbicara secara terbuka dan mengungkapkan semuanya karena perkembangan terakhir sangat mengganggu saya,” kata Pastika.
Pengakuan Pastika ini membuktikan rumor yang selama ini sudah beredar, termasuk di media massa, bahwa keduanya memang sudah tidak akur lagi.
Perang
Selama ini, beberapa media lokal memberitakan, keduanya memang sudah tidak harmonis. Ada beberapa hal yang membuat dua pemimpin Bali ini justru saling berhadap-hadapan.
Salah satu isu paling santer adalah perbedaan keduanya dalam menyikapi rencana pembangunan fasilitas pariwisata oleh PT Tirta Rahmat Bahari (TRB) di kawasan Taman Hutan Rakyat di Suwung, Denpasar Selatan. Gubernur Bali sudah memberikan izin kepada PT TRB untuk mengelola kawasan seluas 102,2 hektar tersebut selama 55 tahun.
Namun, melalui Bali Post, Puspayoga justru mendesak agar Gubernur Bali mencabut izin tersebut.
“Saya harus berbeda pendapat dengan Bapak Gubernur. Saya tidak setuju. Saya ingin hutan bakau tetap seperti pada fungsinya,” tegas Puspayoga.
Isu terakhir yang juga menjadi perdebatan antara gubernur Bali dan wakilnya adalah mengenai alokasi dana untuk ngaben massal di Kabupaten Jembrana.
Puspayoga, sebagai wakil gubernur Bali, telah menyatakan akan memberikan bantuan biaya Rp 1,5 milyar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, usul tersebut tidak disetujui Pastika. Padahal, ngaben massal tersebut akan dilaksanakan awal November ini.
Perbedaan pendapat antara Puspayoga dan Pastika terkait boleh tidaknya pemerintah menganggarkan dana untuk ngaben massal ini pun jadi isu ramai di media massa lokal.
Radar Bali, media milik Kelompok Jawa Pos, pada Senin kemarin menulis berita utama berjudul Pastika Tabuh Genderang Perang. Gubernur dan wakilnya pun saling berperang.
Begitulah. Dua pemimpin Bali ini sibuk berkonflik secara terbuka, termasuk melalui media massa. Padahal, empat tahun lalu, keduanya bergandeng mesra maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur melalui PDI Perjuangan. Dengan nama keren Pasti – Yoga, keduanya mengusung jargong Bali Mandara alias Bali Aman Damai dan Sejahtera.
Sekarang, di tengah jalan, mereka malah saling berdebat dengan terbuka. Tak ada lagi kedamaian di antara mereka.
Ngomong-ngomong, Pilgub Bali akan digelar tahun depan, 2013. Dan, keduanya akan maju lagi. Sangat mungkin akan maju dari dua partai yang berbeda. Mereka akan bersaing menjadi gubernur Bali lima tahun lagi. Silakan menilai dan tentukan pilihan sendiri.. [b]
Foto diambil dari Twitter Mpu Jaya Prema.
Hi Bli…kalo pemimpin sudah tidak bisa di contoh trus apa mau dikata?!
kalau pemimpin berantem gini, rakyat miskin trus yg jd korban,,,,kalian pemimpin cuman numpang di kursi rakyat, jd perhatikan rakyat, karena rakyat tuan mu
Semoga kebaikan datang dari segala penjuru dan di 2013 terpilih pemimpin Bali yang bener2 pro Bali !
mudah2an bisa akur hingga ahir masa jabatannya. klo tidak, bisa merusak citra kedua pemimpin bali yang akan bertarung pada pilgub 2013 mendatang “astungkara”
yang satunya kampanye n pencitraan melulu yang satunya ngeruk melulu, intinya patuh dogen :D, ing dadi silih jokowi jak ahok dadiang Governoor ah ?, rangkap jabatan dadi Governoor DKI jak BALI ekekeekek
Nilai saja siapa yang PRO RAKYAT, itulah yang benar!!!
Kalau pemimpin sudah bermental dagang, jangan dipilih lagi.
Mental Pemimpin itu lebih tinggi daripada mental dagang
susah memang yg satu maruk akan uang yg satu kita blm tau belangnya.. pak jokowi aku harapkan kau yg jauh lebih pantas memimpin bali
Kapan Bali memiliki Gubernur yang berkomitmen besar akan kemakmuran masyarakatnya? saya sbgai masyarakat Bali jadi Iri sama Gubernur DKI jakarta seperti (Joko Widodo alias Jokowi)
terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua 🙂 Ahmad Dani
Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
keep update!
http://goo.gl/FpRIK9
jangan berhenti bekarya ya http://www.mesinjahitsinger.com