• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, September 24, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Galeri Foto

[Esai Foto] Paras Dewa Air dalam Dilema

Wayan Martino by Wayan Martino
31 October 2016
in Foto
0 0
1























Sujud kami pada Tuhan yang berada pada api,

yang ada dalam air yang meresapi seluruh alam semesta, yang ada dalam tumbuh tumbuhan, yang ada dalam pohon-pohon kayu. – Svetasvatara Upanisad II.17

Kami memuja Dewa Wisnu sebagai dewa air sekaligus pemelihara mahluk hidup. Air dan pemelihara merupakan kesatuan. Air adalah pemelihara itu sendiri. Pohon-pohon bertumbuh karena dipelihara oleh air, lalu menghasilkan daun-daun hijau yang mampu membuat penghuni di bawahnya teduh oleh sentuhan udara bersih. Hewan dan manusia hidup karena setiap hari minum air.

Intinya Air memelihara segalanya, benda hidup dan benda mati.

Menjadi pantas jika tetua Hindu kami mengangungkan air. Dewa Wisnu adalah simbolnya. Setiap ritual dan upacara yang kami lakukan tak lepas dari kehadiran air. Ritual untuk dewa, untuk manusia, untuk bhuta dan lingkungan, semuanya tak luput dari elemen air.

Air disucikan lalu diberi gelar ‘tirta’. Tirta adalah berkat yang datang dari Dewa pujaan kami, Dewa Air. Latah dalam bahasa keseharian, kami menyebutnya ‘Wangsuh Pada Ida betara’ yang kira-kira dalam bahasa Indonesia artinya air penyucian kaki dewa.

Dalam setiap doa yang terkumandang baik terucap atau dalam benak, kami senantiasa memohon agar berkat ini tak putus mengalir. Upacara kami lakukan saban hari, sarana pemujaan kami pelihara dan perbaiki berkala, agar menjadi megah dan dianggap pantas sebagai tempat suci.

Sarana pemujaan kami adalah patung dan pelinggih-pelinggih yang ditempatkan di pura, di tempat yang kami sucikan. Material pembuatan patung-patung dan pelinggih kami gali dari pinggiran sungai. Salah satunya batu paras dari Tukad Petanu. Secara sadar kami menyayangkan, sarana pemujaan membuat sungai tercemar oleh limbah batu paras, tebing-tebing menjadi hancur terkikis dan air tak lagi sebersih doa kami.

Semestinya rusaknya sungai akibat penggalian batu paras bisa dihentikan, namun dengan sengaja kami pelihara dalam sebuah dilema. Dilema besar yang akan selalu kami kaitkan dengan sarana pemujaan, dengan kelangsungan hidup penggali batu paras, dan dengan perputaran uang batu paras.

Di satu sisi kami butuh batu paras pinggiran sungai untuk sarana memuja dewa. Agar kami dapat membuat patung dewa wisnu bersenjata chakra yang gagah, agar kami bisa membangun pelinggih dan pura yang lebih elite, agar doa kami tidak disangsikan para dewa. Dan di sisi yang berseberangan lingkungan kami kotor dan hancur, limbah batu paras menumpuk, tebing terkikis dan air tercemari.

Kami yakin dilema ini bukan ajaran agama. Juga tidak berhubungan dengan pesan bijak yang tertulis dari leluhur kami. Agama kami menuntun menuju jalan terang tidak hanya pada satu garis vertikal ke atas namun juga ke bawah dan ke samping. Dan dari ketiga bentangan- bentangan jalan itu, memuja dewa, mengasihi sesama dan menghormati lingkungan, jalan ketiga kami lalaikan.

Kami masih memuja Dewa Wisnu yang bersenjatakan Chakra, sebagai dewa air dan pemelihara semua mahluk. Semoga beliau masih berkenan mengalirkan berkatnya pada kami, dan pada semua mahluk hidup lainnya. Semoga kelalaian kami karena disengaja ini, diampuni. [b]

Tags: AgamaBudayaCitizen Journalism AwardEsai FotoFotoLingkungan
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Wayan Martino

Wayan Martino

Fotografer dengan zodiak Pisces. Lahir dan tinggal di Bali. Gemar nonton film, jarang membaca, lebih senang memotret ketimbang menulis. Selain memotret Ia juga membuat video. Email martinowayan@gmail.com atau IG @martinowayan.

Related Posts

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

17 August 2023
Refleksi Perilaku Eksploitatif Manusia Lewat Wallaby Project – Mereka

Refleksi Perilaku Eksploitatif Manusia Lewat Wallaby Project – Mereka

17 April 2023
Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

28 January 2023
Next Post
Perselingkuhan antara Golf, Bisnis, dan Politik

Perselingkuhan antara Golf, Bisnis, dan Politik

Comments 1

  1. Pingback: Inilah Para Peraih Anugerah Jurnalisme Warga 2016 - BaleBengong

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

21 September 2023

Kabar Terbaru

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In