Lalu lalang pengunjung membawa barang, sayur, buah segar.
Suara benda tajam membelah daging, tawar menawar menjadi sajian yang mungkin telah lama kita lupakan. Belum lagi ketika ibu-ibu memakai kupluk dari kantong plastik.
“Ibu-ibu dengan selendang ikat di kepala sebagai pelindung berat beban, memakai sepatu boot, sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan,” ungkap Catur Yudha Hariani, pengunjung pasar tradisional Badung.
Sejak siang Ilyas Dede Saputra Pane Ketua Healthy Food Healthy Living (HFHL) berkicau lewat twitternya, “Haiii, selamat siang guysssss. udah siap-siap belom? Acara JELAJAH PASAR HFHL bentar lagi nih, jam 5 Sore di pasar Badung.”
HFHL sendiri berdiri sejak 2010 dan telah berada di Solo dan Bali. Untuk kegiatan sebelumnya kami membuat pasar, di mana orang orang diundang ke satu tempat. Kami menjual beras sehat, kue-kue organik, buah buahan, sayur. “Intinya mendatangkan orang. Sementara sekarang kita yang datang ke pasar,” ungkap Ilyas.
Organisasi ini memiliki harapan untuk menggerakkan kesadaran kaum muda agar dapat mengubah pola konsumsi dan hidup menjadi pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat. Caranya dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pangan sehat dan hidup sehat.
Mereka membuat Organic to School, Cooking Class, Kios Organik, serta kegiatan lainnya.
Menurut Yuna Kenny, Ketua Kegiatan “Jelajah Pasar”, HFHL melakukan kegiatan di pasar tradisional karena anak-anak muda di Bali perlahan meninggalkan pasar tradisional menuju mal. “Padahal banyak sekali manfaat jika kita berkunjung ke pasar tradisional,” paparnya.
Kegiatan Jelajah Pasar berangkat dari ide sederhana yang kemudian didukung oleh tiga lembaga yaitu Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, HFHL serta VECO Indonesia. Yuna mengajak agar anak-anak muda Bali bergabung dalam kegiatan positif ini. Kegiatan HFHL selama ini telah terpublikasi di website, brosur, radio, Facebook, Twitter, dll.
Acara yang dikemas cukup beragam kami isi dengan Akustikan by HFHL Friends, sharing tentang pasar, games seperti search and find, dan fotografi yang semuanya memiliki hadiah.
Lucunya hadiah bisa didapat dari pasar tradisional. Salah satu pengunjung yang memeriahkan acara diberikan berikat-ikat sayur.
Banyak orang yang sudah tahu tentang pasar Badung, namun ketika ada di bayangan bahwa pasar Badung adalah pasar tradisional jadi terkesan kumuh, becek, padahal nggak gitu juga. Banyak yang asyik di sini. Pasar ini buka hampir 24 jam.
Pasar Badung menyediakan perlengkapan rumah tangga, alat-lat keagamaan, pakaian sampai penyedap masakan. Interaksi antara penjual dan pembeli juga asyik, kita bisa merasakan emosi, senyum, cara merayu padagang, menawar barang. “Pokoknya banyak deh,” ungkap salah satu pengisi acara yang menyumbangkan tembang lagu di akhir.
Melalui kegiatan ini, Ilyas berharap agar orang-orang terutama generasi muda mau mengonsumsi makanan sehat organik. “Kalau bukan kita yang mengonsumsi dan mempublikasikan lalu siapa lagi?” tanyanya. [b]