Bentara Budaya Bali kembali menyelenggarakan pameran seni grafis “Repress”.
Pameran akan dibuka pada Kamis (12/06) mendatang di Jl. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.
Sebelumnya, Bentara Budaya Bali (BBB) mengadakan pameran seni grafis bertajuk “Natural Mystic”. Pameran ini mengetengahkan karya-karya cukil tinggi Agung Prabowo, pada Januari 2014 lalu.
Pameran kali ini merupakan kelanjutan dari program lomba Trienal Seni grafis Indonesia IV yang diselenggarakan Bentara Budaya. Karya para juara kemudian dipamerkan keliling di empat venue, yaitu Bentara Budaya Jakarta, Bentara Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Bali, dan Balai Soedjatmoko Solo.
Eksebisi tunggal ini menghadirkan karya-karya M. Fadhlil Abdi, Pemenang Kedua dari ajang Trienal Seni Grafis Indonesia IV yang digelar 2012 lalu.
M. Fadhlil Abdi merupakan seniman kelahiran Palembang yang telah menggeluti dunia seni grafis sejak tahun 2010. Ketertarikannya pada dunia grafis bermula dari pengerjaan sebuah potret diri dengan teknik grafis pada selembar papan MDF.
“Art, Girl, and Murder” merupakan karya Fadhlil yang membawanya menjadi Juara II dalam kompetisi Trienal Seni Grafis Indonesia IV. Seperti ciri khas karya Fadhlil lain, karya ini pun bertema potret diri dengan menggunakan teknik garis arsiran pendek yang rumit.
Pameran grafis tunggalnya ini terinspirasi dari beberapa film biografi tentang kehidupan para seniman besar yang dalam pergulatan penciptaannya berhadapan pula dengan aneka tekanan psikologis.
Tema Repress dimaknai pula oleh Fadhlil sebagai suatu proses pernyataan sikap mental yang menekan mencoba mengelak dan mengatasi hal-hal yang menindas, mengekang hasrat di dalam diri sang manusia.
Menurut pandangan Fadhlil, kadar represi sesungguhnya tergantung pada yang bersangkutan sewaktu mengalami dan bagaimana mengelola serta mengendalikan tekanan itu. Tekanan psikologis yang mendalam bisa menjadi lawan yang menciptakan perang dalam diri atau sebaliknya menjadi kawan yang melahirkan suatu kondisi kreatif produktif.
Karya-karya dalam pamerannya ini berupa potret diri yang dikreasi dengan teknik cukil kayu, linocut, dan draypoint. Yang juga menarik adalah media yang digunakan Fadhlil untuk menggrafis bukan dari kanvas dan aklirik.
“Semua manual. Digores. Beberapa potret dibuat mirip. Karya yang dipamerkan dikerjakan 2009 hingga 2014,“ ungkap Fadhlil.
Juwitta Lasut, staf BBB menuturkan bahwa serangkaian pameran ini, juga akan digelar sebuah workshop menggrafis yang menghadirkan sang seniman, Fadhlil Abdi dan kurator pameran AC. Andre Tanama.
Dalam workshop yang digelar Jumat (13/06) mendatang, seniman akan memaparkan perihal proses penciptaan suatu karya grafis berikut akan diisi pula dengan demo menggrafis. Dilanjutkan dengan diskusi seputar dunia seni grafis oleh kurator pameran.
Pameran yang berlangsung sedari tanggal 12 hingga 19 Juni 2014 ini sekaligus juga membuktikan bahwa sejatinya seni grafis dapat hadir sejajar dengan seni lukis. [b]