Teks oleh Luh De Suriyani
Pada Selasa (2/11) besok, Raja Peliatan IX, Ida Dewa Agung Peliatan dari Puri Agung Peliatan akan dikremasi. Perlengkapan seperti bade (wadah jenazah) sekitar 25 meter, patung lembu, dan naga banda telah siap dan akan diusung sekitar satu jam dari Puri Peliatan sampai ke Pura Dalem yang berjarak kurang 1,5 kilometer saja.
Bade tumpang (bertingkat) 11 itu kini menjadi tontonan turis dan warga di Ubud. Demikian juga patung naga dan lembu dari kertas yang dibuat dengan sangat detail itu. Semua perlengkapan yang dibuat berbulan-bulan ini akan dibakar di kuburan setempat saat kremasi.
“Bunga emas di puncak bade bisa diambil warga pengusung bade yang bisa menaikinya,” ujar Tjokorda Agung Pramitha Krisna Dalem, salah satu keponakan raja dari Puri Anyar ini. Menurutnya hanya dua atau tiga orang yang bisa menaiki bade itu untuk memperebutkan bunga emas sebagai hadiah bagi pengusungnya.
Peristiwa pengambilan bunga emas ini baru bisa dilakukan saat layon atau jenazah raja diturunkan untuk dikremasi. Puncak acara kremasi akan dilakukan tengah hari.
Krisna mengatakan keluarga besar Puri Peliatan ini terdiri dari empat puri atau kelompok keluarga, yakni Puri Anyar, Puri Agung Peliatan, Puri Rangki dan Semarabawa. Krisna membuat website, Peliatan.info yang mempublikasikan jadwal kegiatan rangkaian kremasi agung ini.
Selain bunga emas di puncak bade, keluarga raja juga melapisi emas di tanduk patung kertas lembu putih. Emas ini rencananya akan diberikan pada pembuat lembu.
Sebelum puncak karya palebon ini, beberapa hari sebelumnya, sejumlah prosesi yang ditonton ribuan turis juga telah dihelat. Misalnya saat mendak atau penjemputan naga banda dari Puri Ubud ke Puri Peliatan yang berjarak kurang lebih dua kilometer. Ribuan warga mengusung patung naga yang dibuat keemasan ini. Naga banda ini memang bisa dibuat untuk kremasi raja atau keluarganya. Sebelum digunakan dalam palebon, bade, naga banda, dan lembu juga dibuatkan upacara pemlaspas atau penyucian.
Sejumlah ritual yang rumit dan melibatkan ratusan orang akan terlihat di sekitar Puri Peliatan jelang kremasi. Wisatawan dan peminat upacara ini bisa datang ke puri untuk melihat prosesinya. Cokorda Krisna sendiri bisa dihubungi untuk keperluan itu.
Almarhum adalah keturunan Raja Peliatan pertama dari pasangan Ida Tjokorda Gde Rai dan AA Istri Mas. Ia diangkat atau Mabhiseka Ratu (gelar) sebagai Raja Peliatan IX sejak 5 Juni tahun 2001. Sang raja mangkat pada 21 Agustus karena sakit.
“Cokorda Agung Nindia, keponakan dengan garis darah langsung telah ditipkan pusaka keluarga oleh puri sebagai simbolis pemimpin puri. Namun kami belum pernah membicarakan soal pengangkatan raja berikutnya,” ujar Krisna.
Menurut Krisna, saat ini keluarga besar Puri Peliatan ini terdiri dari sekitar 100 kepala keluarga. Usai palebon yang dipublikasikan secara luas ini, Krisna mengatakan puri kemungkinan akan banyak membuat kegiatan seni.
Misalnya mengenalkan Legong Keraton Lasem yang menurutnya terkenal dari Peliatan. “Kami masih memiliki seniman-seniman senior legong yang bisa lebih memperkenalkan lagi tarian klasik ini,” katanya.
Untuk prosesi kremasi pada 2 November, dipastikan Jalan Raya Ubud akan macet selama beberapa jam. Pihak keluarga sudah berkoordinasi dengan PLN untuk menata kabel listrik yang melintang di jalanan. Maklum, bade setinggi 25 meter akan terhalang oleh kabel-kabel listrik di jalanan Ubud-Peliatan, jalur yang akan dilewati prosesi ini.
http://www.thejakartapost.com/news/2010/11/01/ubud-gears-royal-cremation.html
Padahal sudah janji mo nonton bareng Semeton Yowana Pande Peliatan, sayangnya gag bisa bolos semingguan ini. Hiks… Pengen liat Lembu raksasa buatan Semeton Yowana Pande Peliatan…
Ada yang mengadakan pelebon mewah, di saat masih banyak kemiskinan dan musibah di Bali (habis baca berita tentang Putu Andra)
stara sosial masih kental….ternyata kasta dibali masih lestari juga ya,,,,,