Oleh Anton Muhajir
Tidak perlu menyeberang pulau untuk bisa menikmati masakan lombok. Sebagai dua pulau yang bertetangga, sekaligus punya hubungan darah yang sangat kuat, Bali dan Lombok juga punya kesamaan soal makanan. Atau kalau tidak ya makanan lombok dengan mudah kita temukan di Bali. Salah satunya di Puri Suranadi, restoran di Renon yang bisa disebut sebagai jantungnya Bali. Renon adalah juga pusat pemerintahan Bali.
Restoran Puri Suranadi berada di ujung timur jalan Raya Puputan Renon, sekitar 20 meter di barat bunderan yang mempertemukan jalan Hangtuah ke arah Sanur, jalan Hayam Wuruk ke arah kota, dan jalan Puputan Renon ke arah Renon. Puri Suranadi berada di kiri jalan raya yang ke arah Renon kalau dari Sanur.
Dari jalan raya, tempat ini tidak terlalu terlihat kecuali papan namanya. Dari depan restoran ini agak tertutup. Padahal ruang di dalamnya termasuk lapang. Ada beberapa balebengong untuk pengunjung menikmati makanan. Namun ada pula meja kursi biasa.
Minggu (19/4) lalu saya ke sana untuk yang kedua kalinya. Kalau sebelumnya saya ke sana bareng teman-teman untuk acara kantor, dan dibayarin kantor tentu saja, maka kali ini saya ke sana bersama anak istri. Berburu makanan seperti biasa.
Kami duduk lesehan di salah satu balebengong dekat kolam ikan. Di bawah kami, ikan itu sangat banyak. Ini jadi pemandangan tersendiri. Bani anak saya senang bukan kepalang melihat ikan-ikan mas dan hias tersebut. Tapi ikan itu pula yang kami santap. Hehe..
Restoran ini menyajikan berbagai aneka makanan khas Lombok seperti ayam taliwang dan sambel beruk. Harganya relatif mahal bagi kami. Apalagi menjelang tanggal tua. Pilihan kami kemudian adalah paket gurami goreng seharga Rp 62 ribu dengan tempe lalapan Rp 8000 sebagai tambahan.
Bagi kami, menu ini cukup. Karena sudah termasuk nasi satu bakul, satu piring kecil sambal kacang khas Lombok, sepiring sayur serombotan, dan satu porsi dadar gulung. Ah, benar-benar pilihan untuk kami bertiga. Bani anak saya bisa dapat bonus satu porsi telur gulung kalau-kalau dia kurang suka ikan. Tapi ternyata dia makan dua-duanya. Lahap sekali.
Ikan goreng di sini ukurannya cukup besar. Setidaknya kami sampai njambal alias makan sisa-sisanya seusai makan nasi. Rasanya gurih. Kremes-kremes.
Sambal kacang khas Lombok dengan bumbu mirip sambal petis karena warnanya agak coklat makin menambah keringat yang mengucur deras ketika makan. Makin lengkap ketika sambal kelapa dan tomat di sayur serombotan yang terdiri dari taoge, kacang goreng, dan kangkung juga disantap.
Dengan tambahan minum es jeruk, teh botol, dan aqua gelas kami menghabiskan sekitar Rp 80 ribu malam itu. Harga yang layak untuk sebuah kenikmatan. Bandingkan coba kalau harus makan menu itu di Lombok. Hehe..[b]
Puri Suranadi
Jl Raya Puputan 208 Renon Denpasar
Telp 0361 – 7415117
beh, air liurku jadi netes…
Visit Lombok…and You will say,this is a seautiful place….
Jadi… Jargon yang menyatakan: ‘anda bisa menemukan bali di lombok, tapi anda tidak akan bisa menemukan lombok di bali’ itu tak selamanya benar dunks.. Ha..Ha..Ha.. Emang lombok suka mendompleng ketenaran bali aja ya..
Ea ialah kan budaya bali dapat kita lihat dilombok tapi,,,,,,,budaya lombok tidak terlihat di bali itu yang dimaksud ” KITA BISA MELIHAT BALI DILOMBOK NAMUN TIDAK BISA MELIHAT LOMBOK DI BALI ”
Terimakasih untuk informasinya, sangat menarik