Malam renungan ini juga diisi petisi.
Dua hari lalu, beberapa aktivis penanggulangan HIV dan AIDS di Denpasar, Bali menggelar Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN).
MRAN adalah malam peringatan untuk orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang sudah meninggal. Salah satu ritual pada MRAN adalah penyalaan lilin dan penulisan doa atau harapan untuk teman atau keluarga yang sudah medahului pergi tersebut.
Maka, begitu pula MRAN di Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) Sabtu lalu. Ritual MRAN di yayasan penanggulangan HIV dan AIDS ini pun tak jauh beda.
Tahun ini, tema MRAN adalah “ARV adalah Hak Kami”. Novan Hariawan, salah satu staf Yakeba, mengatakan tema ini berangkat dari kondisi susahnya ODHA untuk mengakses obat antiretroviral (ARV). Obat ini untuk menghambat laju penambahan virus HIV di dalam tubuh ODHA.
Kalau di Bali sih akses ARV ini relatif lebih gampang. Misalnya karena layanan kesehatan sudah memberikannya. Dari sisi jarak tempat layanan dengan tempat tinggal ODHA juga tak terlalu jauh. Di sisi lain, hubungan antara pemerintah dan LSM penanggulangan HIV dan AIDS di Bali memang bagus.
Karena itu, ODHA di Bali bisa dengan mudah mendapatkan layanan ARV gratis dari pemerintah ini.
Toh, para ODHA di Bali juga sebagian masih menghadapi tantangan ketika terapi ARV. Salah satunya adalah efek samping penggunaan ARV, seperti kerusakan sistem saraf (neuropati). Tantangan lainnya adalah resistensi, ARV tak lagi bisa menghentikan laju HIV dalam tubuh.
Akibat munculnya resistensi tersebut, sebagian ODHA di Bali sekarang mulai menggunakan ARV lini dua, jenis lain dari ARV. Namun, jumlah mereka masih dalam hitungan jari, sekitar sepuluh orang.
Oh ya, sebagai bagian dari MRAN, biasanya para aktivis tersebut juga membuat petisi. Begitu pula kali ini. Berikut adalah petisi dari ODHA khususnya kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
Mengimbau kepada pemerintah baik pusat maupun provinsi agar meninjau ulang rencana perdagangan bebas ARV.
Mengimbau kepada pemerintah baik pusat maupun provinsi agar membuat standarisasi harga pelayanan akses pengobatan ARV dan pendukungnya dengan harga yang terjangkau.
Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS khususnya di kalangan pengguna napza suntik. Untuk mewujudkan komitmen kami tersebut, kami meminta dukungan pemerintah dalam pengadaan materi pencegahan HIV berupa jarum suntik steril dan kondom.
Jika ada ODHA yang stadium akhir, bisa di email kami.
Kami masih mengembangkan metode penyembuhan HIV AIDS dengan Taru Premana dengan Usada Bali dan Spiritual Bali.
Orang yang sembuh sudah ada, dan tahap ini sedang kami matangkan agar betul betul kami akan yakin keberhasilan 100%.
Segera tahun (middle) 2015 akan kami buka lokalisasi penyakit HIV dengan penyembuhan lewat healty house and traditional madecine.