The Crow and the Serpent Crown hadir sebagai bentuk empati di era pandemi.
Unit metal asal Denpasar, Mom Called Killer (MCK), merekam lagu terbaru bertajuk “The Crow and The Serpent Crown” pada Desember 2020 lalu. Lagu ini direkam dalam kurun waktu satu minggu di Rumah Suci Studio. Tude Arta Sedana dari Kubuku Studio dipercaya sebagai operator dan urusan mixing serta mastering lagu ini.
“The Crow and the Serpent Crown” menyiratkan bentuk empati di era pandemi dan krisis global saat ini. Liriknya mengingatkan pendengar untuk tetap bersemangat menghadapi masa pandemi yang nampaknya masih panjang ini. “Bisa disimpulkan single ini mengingatkan kita untuk lebih membuka mata dan hati untuk membaca kalau musuh kita yang sebenarnya adalah rasa kemanusiaan yang semakin menurun,” ujar MCK dalam rilis persnya.
Bagi MCK, pendengar yang selalu mengikuti materi-materi mereka sebelumnya akan merasakan banyaknya perubahan. Utamanya pada riff gitar serta bunyi dan ketukan drum. Hal ini terjadi tidak lepas dari pengaruh personel-personel baru di MCK. Namun, MCK memastikan bahwa band ini tetap berada pada benang merah yang sama.
“The Crow and the Serpent Crown” adalah pengikat dan pemberi semangat baru bagi MCK untuk berkarya bersama personil baru. Formasi baru yang diperkenalkan dalam single ini, diharapkan MCK menjadi formasi yang terakhir bagi mereka.
“The Crow and the Serpent Crown”, nantinya bisa dinikmati di platform bandcamp MCK. Lagu ini juga akan segera didistribusikan ke berbagai kanal musik digital. Video sesi rekaman “The Crow and the Serpent Crown” yang didukung oleh GZX Picture sudah dapat dinikmati di kanal YouTube resmi MCK sejak 3 Maret 2021.
MCK yang terbentuk pada 2007 telah malang melintang di kancah music underground Bali. Album perdananya, NOISIA, dirilis pada 2014 dan pada 2017 MCK merilis single “Lunatic Space.” Pada 2021, MCK meresmikan line-up terbaru mereka yang dimotori oleh Adith Bantat (vokal), Ananta Wikrama (gitar), Tanksi Putra (bass), dan Agung Raffael (drum). [b]