• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, June 15, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Manis Legit Gula Merah Dawan

Osila by Osila
16 October 2017
in Kabar Baru, Kuliner
0 0
2
Bersiap memanen nira kelapa/Osila

Menikmati pembuatan gula merah alias gula Bali dari memanjat pohon kelapa, meledok, sampai kelahiran model baru, SuLuh.

 

Manis merupakan salah satu dari Sad Rasa  atau enam rasa dasar yang dikenal masyarakat Bali.  Gula yang sering kita jumpai di Bali ada dua warna yaitu merah dan putih, namun untuk produksi gula putih di Bali sepertinya belum ada,  yang ada adalah produksi gula merah. Gula merah yang ada di Bali berbahan dari nira enau dan nira kelapa.

Pengerajin gula merah  di Bali yang  terkenal akan kualitasnya ada di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Gula  hasil produksi Desa Besan ini sering di sebut dengan Gula Dawan mungkin karena Kecamatan Dawan lebih familiar dibanding Desa Besan.

Desa Besan merupakan tempat kelahiran dari I Wayan Sudata,  seorang pengerajin gula merah berbahan nira kelapa. “Sepuluh tahun setelah Gunung Agung meletus, tiang mulai melajah membuat gula merah dari tuak nyuh. Tiang belajar dari Bapan tiange, karena memproduksi gula merah ini merupakan warisan leluhur tiang dari sebelum ada gula putih.  Dulu kakek tiang sempat juga membuat arak namun karena gula merah lebih cepat laku, ya akhirnya turun temurun kami memproduksi gula merah sebagai mata pencaharian kami,”  tutur Sudata.

Sudata tidak berani mencampur tuak yang dia sadap sendiri dengan tuak yang disadap oleh orang lain karena dapat mempengaruhi kualitas gula merahnya. Sehingga untuk menjaga kualitas gula merahnya, Sudata menyadap nira sendiri yang dikenal istilah ngirisin. Sehari  ngirisin dua kali yaitu pagi dan sore hari. Hasil dari ngirisin 15 pohon kelapa akan mendapatkan kurang lebih 20 litter nira, dan bisa menghasilkan 4-5 kilogram gula merah.

“tiang ngirisin uli umur 14 tahun, waktu itu banyak yang bekerja sebagai pengiris, tuak yang di peroleh ada yang dijadikan gula merah, dijadikan arak,  ada juga yang dijadikan cuka. Sekarang tukang  ngirisin sudah sedikit, semua beralih kerja di hotel, namun ketika hotel di Bali perlu gula merah, jadinya mesti didatangkan dari luar Bali karena hasil produksi disini tidak lagi sebanyak dulu akibat sedikitnya tukang kiris,” tambah Sudata.

Proses pembuatan gula merah di Desa Besan masih penggunakan peralatan yang tradisional, seperti kayu bakar dan jalikan (tungku tradisional Bali). Proses memanaskan tuak atau nira kelapa agar menjadi gula  dikenal dengan proses mumpunin.

Proses mumpunin ini menggunakan api sedang agar gula yang dihasilkan tidak hangus dan berasa agak pahit. Setelah tuak berubah menjadi merah dan kental, kurang lebih 3 jam baru diledok (aduk). Alat pengaduk disebut dengan pengeledokan yang bentuknya seperti sendok makan berukuran besar dan terbuat dari kau kau (batok kelapa).

Proses meledok  pun tidak boleh sembarangan karena bisa membuat gula tidak bisa mengeras di dalam cetakan. Cetakan  gula merah di Desa Besan menggunakan  kau kau  berbetuk setengah bola. Di dalam kau kau  di isi dengan daun pisang kering, kemudian baru tuangkan cairan gula ke cetakan.

Cetakan tersebut diletakan di atas  ancak (anyaman bambu) dan tunggu hingga gula merah menjadi dingin dan mengeras untuk melepaskan gula dari cetakan, cukup dihentakan di atas telapak tangan.

Gula dari Desa Besan ini memiliki rasa manis yang khas dibandingkan dengan  gula merah dari daerah lain. Warnanya pun berbeda dengan gula merah lainnya, gula merah pada umumnya berwarna agak gelap, tetapi gula dari Desa Besan berwarna merah gading, terlihat lebih terang. Walau lebih mahal, gula merah hasil produksi Desa Besan tetap menjadi incaran konsumennya, terutama para produsen makanan yang memerlukan pemanis alami.

Sudata dalam meningkatkan penjualan hasil produksinya, dia melakukan modifikasi bentuk gula merah yang biasanya bulat besar ukuran 1 kg,  kini dia juga membuat gula merah mini ukuran 50gr yang di beri nama Su Luh. Su artinya baik, Luh itu adalah wanita, jadi gula Su Luh buatan Sudata diharapkan seperti wanita yang baik, dengan ukuran tentu mempermudah konsumen dalam mengosumsi gula merah buatannya, yang bisa langsung dijadikan pemanis teh atau kopi, bahkan dijadikan souvenir pernikahan namun harganya lebih mahal karena proses percetakannya lebih rumit.

“Gula merah tiang ini,  tanpa bahan pengawet, tanpa campuran gula pasir, jadi aman dikonsumsi oleh penderita diabetes karena kandungan glikemiknya rendah, kalau orang sini gula merah bukan untuk pemanis saja tapi juga untuk upacara dan usadha (pengobatan), ya kalau mau pesan bisa hubungi ponakan saya di +6285739493399, PO napi adane care jani,” tambah Sudata.

Pengerajin yang kian berkurang membuat Sudata kadang kewalahan menerima orderan sehingga mesti pesan dulu jauh jauh hari. Harapan Sudata selaku pengerajin gula merah tentu agar pemerintah dapat memperhatikan nasib para pengerajin gula merah agar tidak punah.

Tags: cara pembuatandawangula baligula merah baliKlungkung
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Osila

Osila

pengajar matematika yang suka melali, lakar melali? ajak saya ;)

Related Posts

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

Gumi Serombotan: Industri Kain Tradisional Melaju, Anak Mudanya Berlayar

12 June 2025
Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

Ditekan Hingga Tandatangani Surat Damai, Korban Penyiksaan Buser Polres Klungkung Pastikan Tidak Cabut Laporan

10 July 2024
Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

Menanam Pohon di Bukit agar Air tak Lagi Sulit

11 April 2021
Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

26 January 2021
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

4 December 2020
Semarak Perayaan Coral Triangle Day di Kusamba, Klungkung

Semarak Perayaan Coral Triangle Day di Kusamba, Klungkung

27 June 2019
Next Post
7 Tempat Wisata di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi

7 Tempat Wisata di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

Penciptaan Ancaman di Pulau Para Jagoan

14 June 2025
Menimbang Program Ecobrick di Sekolah Jembrana

Menimbang Program Ecobrick di Sekolah Jembrana

13 June 2025
Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Temu Teknologi di Serangan

Temu Teknologi di Serangan

12 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia