Teks Oleh Luh De Suriyani, Foto Redred Online
Jumlah warga yang melakukan pemeriksaan tes HIV dengan sukarela atau HIV voluntary counseling, and testing di Klinik VCT Nusa Indah Rumah Sakit Sanglah tahun ini meningkat. Sebanyak 1290 orang melakukan tes HIV tahun ini hingga akhir November ini, dan sebagiannya adalah keluarga.
“Sebagian besar yang tes HIV adalah mereka yang masih ada hubungan keluarga sedarah. Misalnya suami, istri, dan anak,” ujar Sagung Suryani, konselor senior di Klinik VCT Nusa Indah, Senin. Hal ini mengindikasikan kecenderungan penularan HIV terjadi pada populasi umum dan berisiko tinggi menulari anggota keluarga.
Dari 1290 warga yang melakukan tes, sebanyak 332 positif HIV. Sebanyak 108 di antaranya perempuan. Namun, angka kematian tahun ini juga dinilai sangat tinggi, yakni 64 orang meninggal akibat infeksi oportunistik dalam fase AIDS. “Sebagian besar datang dan tes HIV sudah stadium klinis, muncul penyakit infeksi yang sudah sulit diobati,” tambah Suryani yang pernah memimpin klinik ini selama enam tahun hingga pensiun akhir tahun ini.
Selama enam tahun, perawat perempuan yang ahli merawat pasien penyakit menular ini telah melihat begitu banyak kematian dan kebingungan warga Bali yang baru tahu soal HIV dan AIDS. “Hingga kini, lebih banyak keluarga pasien yang menolak ketika diberitahu kerabatnya meninggal akibat HIV,” tambahnya.
Rujukan tes HIV biasanya dibawa oleh konselor LSM yang bekerja menjangkau ODHA sampai pedesaan. Mereka bersinergi dengan beberapa klinik VCT lain yang hampir ada di tiap kabupaten.
Sementara pada 2009, jumlah warga yang VCT sebanyak 1279, dan 354 di antaranya positif. “Kami membutuhkan ruang VCT yang lebih luas sekarang,” kata Suryani. Kondisi klinik terlalu sempit untuk pemberian konseling yang membutuhkan privacy.
Terlebih di klinik ini juga melayani pemberian obat anti retroviral gratis setiap harinya. Tiap hari, sekitar 30 ODHA datang langsung dari sejumlah kabupaten mencari ARV sebagai obat penghambat perkembangan virus dalam darah.
Humas RS Sanglah dr Putra Wibawa mengatakan akan menyampaikan persoalan ini ke manajemen untuk ditindaklanjuti. Menurutnya RS Sanglah akan terus memperbaiki klinik VCT yang menerapkan one stop service untuk care, support, and treatment pasien HIV.
Jumlah ODHA di Bali yang mendapat terapi ARV hingga Oktober tahun ini sekitar 58%. Yakni sebanyak 1179 orang dari 2028 ODHA yang terdata dan masih hidup di Bali. Jumlah terapi ARV ini menurun dari 2009 yang berkisar 88%.
Hingga Oktober 2010, jumlah kasus HIV dan AIDS di Bali sebanyak 3778. Sebanyak 71% terinfeksi dari hubungan heteroseksual, lalu IDU 20%. Sisanya homoseksual (5%) dan perinatal 3%).
Dari jumlah itu usia terbanyak atau sekitar 80% adalah 20-39 tahun. Sementara usia anak-anak hampir 200 orang. Dari asal kabupaten, ODHA kebanyakan tinggal di Denpasar sebanyak 45%, berikutnya Buleleng dan Badung.
Warga Negara asing yang tercatat sebagai ODHA di Bali sebanyak 29 orang, terbanyak berkewarganegaraan Belanda 6 orang. Jumlah itu adalah catatan komulatif sejak 1987, kasus pertama yang dipublikasikan di Bali. [b]
Foto diambil dari Redred Online.