Oleh Anton Muhajir
Libur Lebaran hampir tiba. Bali pasti masih jadi tempat liburan terbaik, tidak hanya untuk yang tidak merayakan lebaran, tapi juga untuk mereka yang berlebaran. Tidak sedikit mereka yang liburan bersama keluarga besar yang mumpung ketemu ketika lebaran. Selain itu, kapan lagi kita bisa menikmati Bali dengan suasana lebih sepi karena banyak yang mudik.
Kuta dan Sanur masih jadi tempat jalan-jalan dan liburan terbaik di Bali. Tapi Bali tak hanya Kuta dan Sanur. Masih banyak tempat menarik untuk jalan-jalan, belanja, berjemur, berpetualan, ataupun dugem.
Bagi pelancong domestik maupun mancanegara, menikmati petang di Bali telanjur identik dengan matahari tenggelam (sunset) di Pantai Kuta. Padahal, banyak kegiatan wisata lain yang menarik. Anda bisa menikmati sunset di Dreamland, Uluwatu, Ubud, maupun Tanah Lot. Atau Anda juga bisa menikmati senja sambil mendayung kano di Sanur.
Dengan kontur pantai yang landai, Pantai Sanur memang aman untuk bermain kano atau sekadar mandi air laut. Dari bibir pantai berpasir hingga jarak sekitar 100 meter ke tengah laut, kedalaman pantai ini ketika pasang tidak sampai menenggelamkan orang dewasa. Tak sampai dua meter. Ketika surut, tinggi air sekitar semeter. Di beberapa bagian malah setinggi mata kaki.
Sejak tahun lalu, pantai yang pernah dijadikan pelabuhan perdagangan pada abad 17 ini semakin dipercantik. Ada krib, bangunan penahan air agar pantai tidak tergerus ombak. Bentuk krib ini memanjang dari pantai ke tengah laut. Panjangnya sekitar 20 meter. Di ujungnya ada bale bengong, balai untuk istirahat, sehingga pelancong bisa bersantai di sana sambil menikmati pantai.
Pasir di Sanur juga tetap enak untuk berjemur. Steve Menn, 63 tahun, turis asal Belfast, Irlandia mengaku lebih senang berjemur di Sanur karena lebih sepi dibanding di Kuta. Sudah seminggu Steve menginap di Sanur dengan istrinya Laura Menn, 60 tahun. Jumat pekan lalu mereka sedang berjemur dengan menggelar handuk di pantai. Sebelumnya mereka berendam terlebih dahulu.
Sanur juga identik dengan pelancong berumur. Rata-rata mereka yang menginap di pantai yang terkenal dengan matahari terbitnya ini memang pasangan yang menikmati masa tua. Untuk mereka yang muda, atau setidaknya masih senang hura-hura, Kuta tetap jadi tempat favorit.
Kuta menjadi tempat liburan favorit karena lokasinya memang menarik. Desa kecil ini punya pantai landai berpasir putih dan berombak tidak terlalu besar. Pelancong, hampir seluruhnya manca negara, suka berjemur atau berselancar di tempat ini. Menjelang matahari tenggelam, pantai Kuta biasa dipenuhi wisatawan domestik. Ketika liburan atau akhir pekan, ribuan wisatawan memenuhi bibir pantai sepanjang sekitar 2 km ini.
Tak hanya keindahan pantai, Kuta juga dikenal karena fasilitas wisata lengkap, terutama hiburan malam. Berbagai pub, diskotek, bar, hotel, dan restoran memenuhi Jl Legian, Jl Kartika Plaza, Jl Bakung Sari, atau bagian lain di Kuta. Aktivitas malam ini semakin menggeliat menjelang tengah malam.
Tempat baru yang mulai ramai dikunjungi wisatawan yaitu di daerah Seminyak, sekitar 1 km utara Kuta. Kawasan seperti Double Six dan Dhyana Pura menyajikan tempat hiburan yang sudah familiar di kalangan penikmat dunia gemerlap. Bahkan seringkali pengunjung di bar-bar tersebut meluber sampai jalan. Wisatawan domestik, sebagian besar dari Jakarta, biasanya sudah memiliki bar khusus. Seperti Nadya yang mengaku selalu ke Santa Fe setiap kali ke Kuta. Bar ini berderet dengan Q Bar, Liquid Bar, dan bar lainnya sepanjang Jl Dhyana Pura.
Kini, Kuta juga dikenal sebagai tempat belanja. Bermacam butik maupun franchise produk internasional dengan mudah ditemui di Jl Legian, Jl Kartika Plaza, maupun di Kuta Square, salah satu tempat belanja di Kuta. Toh, Kuta tetap bisa dinikmati pelancong dengan kantong pas-pasan. Kita belum bisa menghilangkan identitasnya sebagai surga bagi pelancong backpacker. Harga penginapan Rp 75.000 per malam masih bisa ditemui dengan mudah di tempat wisata internasional ini.
Karena itu jika ingin menikmati liburan yang sepi, sebaiknya pilih tempat selain Sanur dan Kuta. Anda bisa ke Ubud, dengan lansekap sawah dan kegiatan berkeseniannya, atau Dreamland dengan tebing dan pantai yang menyatu dan jadi surga bagi peselancar, atau Bali Utara yang masih sepi, atau daerah puluhan alternatif lain.
Ubud menjadi tempat yang menenangkan untuk liburan. Desa sejuk di Kabupaten Gianyar ini dikenal sebagai desa internasional karena banyaknya warga asing di tempat tersebut. Tempat menginap, entah hotel berbintang atau homestay kecil, yang menyatu dengan sawah menjadi daya tarik Ubud. Seperti Patricia Rodger, warga Inggris yang memilih tingal di sebuah homestay di pinggir sawah. Di depannya mengalir selokan kecil berair jernih. “Ketika bangun, saya selalu merasa di dunia lain,” kata Path, yang sudah dua kali ke Bali.
Aktivitas wisata yang disukai wisatawan di tempat ini adalah ketika menyusuri pematang sawah sambil berjalan atau bersepeda. Path mengaku bersepeda keliling Ubud yang disewa Rp 25.000 per hari. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah arum jeram di Tukad Ayung, Ubud. Banyak wisatawan domestik yang lebih menyukai aktivitas ini daripada jalan-jalan atau bersepeda.
Ubud juga dikenal sebagai pusat lukisan di Bali. Sebab beberapa pelukis besar memang pernah tinggal di Ubud seperti Antonio Blanco, Rudolf Bonnet, Nyoman Lempad, Raden Saleh, dan Walter Spies. Koleksi karya mereka tersimpan di Agung Rai Museum of Art, Museum Neka, Museum Antonio Blanco, dan puluhan galeri atau museum lain.
Namun jika ingin menikmati pantai Bali, pantai Dreamland bisa jadi tujuan perjalanan Anda. Pantai ini masuk wilayah Desa Pecatu, sekitar 10 km dari Kuta. Dengan pasir putih dan ombak relatif besar, tempat ini menjadi tempat surfing yang bagus. Apalagi di sekitar Dreamland juga terdapat beberapa surfing point seperti Balangan, Padang-padang, Uluwatu, atau Bingin. Pantai Dreamland tersembunyi di balik bukit Pecatu. Karena itu, pantai ini tidak masuk di buku-buku panduan perjalanan. Umumnya turis di tempat ini tahu dari mulut ke mulut.
Grant Trebilco, misalnya. Turis dari Mount Maungani, Selandia Baru ini tahu tentang Dreamland dari sepupunya yang baru balik dari Bali. Pemuda 23 tahun penyuka surfing itu pertama kali ke Bali. Ketika sampai di Bali, dia memilih surfing di pantai Dreamland setelah bertanya ke beberapa surfer yang ditemuinya di Kuta. Dreamland juga sepi, hanya ada satu dua pedagang acung, sehingga wisatawan tidak akan terganggu hiruk pikuk pedagang yang kadang mengganggu. Dengan beberapa tebing di sekelilingnya, Dreamland bisa menjadi tempat bersembunyi ketika liburan. Melupakan semua masalah pekerjaan.
Jika Anda penikmat wisata petualangan, Bali juga memiliki beberapa tempat yang layak dijadikan tempat tujuan. Misalnya wisata selam. Dengan jumlah dive operator sekitar 150, Bali sebagai pusat wisata bawah laut di Indonesia belum terganti. Munculnya tempat menyelam di Raja Ampat (Papua), Bunaken (Manado), atau Gili Trawangan (Lombok) tidak membuat Bali terlupakan. Ada puluhan site dive yang menarik seperti di Pulau Menjangan (Singaraja), Tulamben (Karangasem), atau Nusa Lembongan (Klungkung).
Tiap dive site memiliki keunikan tersendiri. Pulau Menjangan dengan terumbu karang yang relatif alami atau Tulamben dengan wreck point, bangkai kapal yang tenggelam pada masa perang dunia II. Menurut Cipto Aji Gunawan, pengusaha wisata selam di Bali, Bali memiliki keanekaragaman ekologi bawah laut terbesar di Indonesia. Namun potensi ini belum banyak diminati wisatawan domestik. “Justru bule yang banyak menyelam di laut kita,” katanya. Akibatnya, lanjut pemilik Air Diving Academy (ADA) di Sanur ini, wisatawan domestik seperti tamu di negeri sendiri.
Pulau Menjangan sendiri masih masuk wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang sebagian arealnya juga menjadi tujuan wisata. Treking di taman nasional seluas 19.000 hektar ini dilakukan beberapa turis penikmat wisata petualang. Kalau beruntung mereka bisa melihat banteng atau kijang liar melewati jalan setapak di tengah hutan. Di kawasan TNBB juga terdapat Menjangan Jungle and Beach Resort yang dikenal sebagai resort ekslusif karena berada di tengah hutan. Resort yang harga semalamnya antara US$ 5- sampai US$11.500 ini sering dijadikan tempat bulan madu karena lokasinya memang eksotis.
Untuk menikmati makan malam, Pantai Jimbaran atau Garuda Wisnu Kencana (GWK) bisa jadi referensi selain Warung Made yang sudah tersohor itu. Pantai Jimbaran mulai dikenal sebagai tempat makan malam pada sekitar 1998. Ada puluhan restoran yang persis berada di bibir pantai. Menikmati menu ikan bakar sambil melihat ombak dan gemerlap lampu di bukit Jimbaran barangkali bisa menyegarkan badan setelah sehari berjalan-jalan. Sedangkan GWK dikenal sebagai tempat makan malam yang ekslusif karena sering digunakan jamuan makan malam kenegaraan di Bali. Dari ketinggian bukit Ungasan kita bisa melihat Denpasar, Kuta, dan Sanur ketika malam.
Masih banyak tempat lain untuk liburan di Bali. Ada Tenganan Pegeringsingan yang dikenal sebagai desa bali aga (orang asli Bali), Kintamani dan Bedugul yang bersuhu dingin, Lovina di Bali Utara, Alas Kedaton dan Sangeh tempat monyet-monyet lucu, dan puluhan tempat lain. Tinggal bagaimana mengatur waktu, duit, dan kesukaan Anda. [b]
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat GATRA edisi liburan 2005 lalu. Dimuat kembali dengan sedikit perubahan.
Congratulation Pak Anton,
Saya baca artikelnya dan sangat encouraging untuk pariwisata Bali. Jika banyak yang bisa menulis seperti ini niscaya Bali akan tetap menjadi obyek yang menarik. Karena tulisan-tulisan seperti ini membuang jauh-jauh interest pariwisata murni, tapi lebih educatif.
Terima kasih
——————-
http://www.balitouring.com
http://www.jakarta-cityhotels.com