Memaknai kain tak hanya sebagai pakaian, namun sebagai suatu ungkapan seni yang penuh makna dan memiliki berbagai nilai filosofis di baliknya. Hal inilah yang menjadi gaung pameran Roman Muka: Embellishments on Textiles and Objects.
Roman Muka, yang berarti “raut wajah”, mengajak audiensnya untuk melihat keberagaman rupa ekspresi. Pameran ini tidak hanya tentang kain, tetapi juga tentang tradisi dan budaya tradisional yang dihidupkan kembali. Berbagai teknik hias tradisional ditampilkan, mulai dari bubuhan perada, teknik sulam, hingga songket dan pahikung yang penuh makna. Selain itu, Roman Muka juga memamerkan berbagai objek estetika tradisional seperti perhiasan, pajangan rumah, dan sebagainya.
Malam pembukaan Roman Muka (20/07) diisi oleh penampilan Kerta Art dan DJ Tandunz. Tari kontemporer ‘Luwih’ oleh Kerta Art, menampilkan sisi perempuan dengan karakter menawan, kasih sayang, dan kepercayaan diri. Projection mapping yang menyorot serambi Masa Masa yang mengusung konsep budaya Peranakan juga mendukung penampilan ini sehingga tampak elegan.
Terdapat pula flagship store Pithecanthropus Bali, salah satu brand yang bergerak di bidang fashion, terinspirasi dari ragam wastra tradisional Nusantara.
Lebih dari Selembar Kain Tradisional
“Roman Muka menjadi sarana perkenalan awal bagi mereka yang masih awam dengan keberagaman tekstil tradisional. Pameran arsip ini dikurasi langsung oleh Pithecanthropus dan Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan berfokus pada pendekatan tekstil melalui berbagai teknik, tekstur dasar, hingga ragam hias, bagaikan membaca ekspresi raut muka seseorang. What does it tell you and what does it actually tell,” ungkap Prinka Saraswati, Penulis dan Co-Curator Roman Muka.
Melalui pameran ini, Prinka berharap tidak hanya memberikan referensi baru semata, tetapi juga bagaimana para audiens dapat menemukan pengetahuan baru yang berdampak. Pengunjung diajak untuk menyusuri detail tekstur, pola, dan teknik campuran dalam berbagai produk tekstil di seluruh Indonesia. Adapun beberapa produk yang ditampilkan antara lain Ragam Teknik Songket dari Minangkabau, Palembang, Bali dan Sumba Timur, Kain Buna dari Timor, Sulaman Minang, Tapis Lampung, Perada dari Lasem dan Bali, serta Wastra Bali dari arsip Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana.
Pameran Roman Muka: Embellishments on Textiles and Objects berlangsung dari 20 Juli hingga 1 September 2024, berlokasi di Masa Masa, Ketewel, Gianyar. Informasi mengenai rangkaian acara lebih lanjut dapat diakses melalui Instagram @masamasabali @pithecanthropusbali.