
Joki tugas menjadi topik yang sensitif dan kontroversial dalam dunia akademik. Dalam persaingan akademik yang semakin ketat, mahasiswa dihadapkan pada tekanan untuk meraih nilai maksimal. Beban tugas yang menumpuk, manajemen waktu yang buruk, hingga kesulitan memahami materi kerap membuat mereka kewalahan. Akibatnya, sebagian mahasiswa memilih untuk mengambil jalan pintas, salah satunya dengan menggunakan jasa joki tugas untuk menyelesaikan kewajiban akademik mereka. Meski kehadiran jasa joki tugas dianggap penyelamat bagi mahasiswa yang kewalahan, di sisi lain praktik ini dianggap menyalahi etika akademik dan termasuk sebagai bentuk plagiarisme, bahkan penipuan.
Jasa joki tugas merupakan sebuah jasa atau layanan di mana seseorang dipekerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan akademik orang lain. Biasanya pekerjaan dapat berupa tugas kuliah, makalah, bahkan skripsi hingga tesis. Mahasiswa yang menyerahkan tugasnya kepada jasa joki akan dipasang tarif tertentu berdasarkan tingkat kesulitan tugas yang diberikan. Terdapat beberapa alasan mengapa sebagian mahasiswa memilih untuk menggunakan jasa joki tugas. Seiring dengan meningkatnya tekanan akademik di perkuliahan, beberapa mahasiswa menganggap bahwa dengan menggunakan joki tugas dapat mengurangi beban akademik. Tugas yang dihadapkan dalam waktu yang bersamaan membuat mereka kesulitan untuk menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu. Mahasiswa yang harus membagi waktu antara kuliah dan kerja kerap merasa tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan tugas kampus dengan optimal.
Ada pula mahasiswa yang merasa ragu atas kemampuannya dalam memahami materi perkuliahan, sehingga lebih yakin bahwa hasil kerja oleh jasa joki jauh lebih baik dibandingkan dengan kemampuan mereka sendiri. Apalagi jika si penyedia jasa joki termasuk orang yang memiliki keahlian di bidang yang dibutuhkan. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh mahasiswa berinisial A. Ia mengatakan bahwa pada saat itu dirinya sempat merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan jasa joki tugas.
“Jadi itu tugas semester 2 kalau enggak salah disuruh buat paper. Nah, itu persyaratannya banyak banget gitu dan aku kan sebagai mahasiswa yang bisa dibilang baru itu tuh takut kalau nanti paper-nya itu jadi bisa dibilang jelek dan nilai kita tuh jadi jelek gitu loh dan dosennya ini pun strict banget sama nilai. Jadi aku takut dan akhirnya aku memutuskan untuk joki,” ujar A.
Maraknya penawaran jasa joki tugas di perkuliahan merupakan ancaman bagi integritas akademik Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Populix pada tahun 2023 menunjukkan sebanyak 26% mahasiswa di Indonesia mengaku pernah menggunakan jasa joki untuk menyelesaikan skripsinya. Fenomena tersebut mencerminkan pudarnya nilai kejujuran akademik dan menurunnya integritas mahasiswa sebagai calon intelektual. Dampaknya pun tidak bisa dianggap sepele seperti kualitas lulusan berpotensi merosot, citra kampus tercoreng, dan upaya membangun sumber daya manusia yang kompetitif ikut terhambat. Dalam beberapa tahun terakhir, praktik akademik ini bahkan semakin marak seolah menjadi sesuatu yang normal di lingkungan pendidikan tinggi.
Sebut saja D, salah satu penyedia jasa joki tugas, ia mengatakan alasannya untuk membuka jasa ini adalah sebagai penghasilan sampingan atau kerja freelance tanpa harus melakukan kerja formal. Jenis tugas yang biasanya diterima adalah joki Test of English as a Foreign Language (TOEFL). Biasanya ia akan menawarkan semacam pilihan skor, misal pelanggan ingin skor 425 maka akan ditarik harga Rp125.000. Lalu untuk skor 450, akan ditarik harga Rp150.000 dan seterusnya. Umumnya pelanggan meminta di kisaran skor 450-500. Selain itu, ia juga pernah menerima joki skripsi. Di sisi lain, dirinya bercerita bahwa pernah merasakan konflik batin ketika mengerjakan tugas orang lain. Singkat cerita, ia pernah mengerjakan skripsi temannya, Aldi (nama samaran). Kala itu, Aldi merasa tidak mampu menyusun skripsinya sendiri karena mempunyai permasalahan kognitif, sehingga memutuskan untuk menyerahkan kewajibannya kepada D dengan membayar harga sesuai kesepakatan. Dari situlah, timbul perasaan limbung D.
“Maksudnya begini, aku tau Aldi nggak mampu mengerjakan skripsi sebagai syarat menjadi sarjana, ya bisa dipastikan dia tidak mampu karena suatu hal yang mendasar. Memang itu peluang bagiku, terlebih Aldi selalu curhat soal ketidakmampuannya dan mengkode aku buat membantunya. Jujur saja, ada perasaan kasihan sebagai teman karena tentu sangat nanggung kalau dia nggak lulus hanya karena nggak sanggup mengerjakan tugas akhir skripsi. Namun, di sisi lain, kalau dia lulus karena skripsi yang aku kerjakan, bukannya aku telah berkontribusi mencetak sarjana kertas? Zonk. Dari sinilah perasaan limbung itu muncul, terutama kalau aku mengingat Aldi,” ujar D.
Menurut D, jasa ini mempunyai dampak yang besar terhadap dunia pendidikan. Ia melihat jasa ini merupakan hasil dari kerusakan dunia pendidikan itu sendiri. Seperti halnya fenomena bimbingan belajar yang menjamur sebagai kegagalan pendidikan sekolah dasar-menengah. Kampus tidak akan peduli apakah mahasiswa mengerti atau tidak perihal bidang atau jurusan yang dipelajari selama 4 tahun.
“Tapi aku bisa bilang dampak terbesar fenomena joki ini tentu pada tercetaknya sarjana-sarjana kertas sebagai akibat komersialisasi pendidikan. Mereka dinyatakan lulus, tapi sebetulnya nggak layak dan kualitas manusianya rendah. Betapapun, aku tetap percaya justru munculnya bisnis joki ini adalah dampak dari kampus yang nggak jelas. Mungkin nggak bakal ada joki, bila kampus mampu melakukan eksaminasi yang serius dan ketat karena keliatan kok orang joki atau enggak,” katanya.
Sementara menurut R, mahasiswa sekaligus penyedia jasa joki tugas, ia mengungkapkan sering menerima tugas-tugas berupa esai, soal UTS (Ujian Tengah Semester), dan beberapa bagian skripsi yang perlu direvisi. Jika D tadi pernah menerima orderan skripsi secara full, sementara R hanya menerima beberapa bagian di skripsi yang memerlukan revisi dari dosen. Biasanya ia memasang harga menjoki tugas kuliah mulai Rp50.000 hingga Rp100.000. Serupa dengan pernyataan D, tanggapan yang diberikan oleh R juga tidak membenarkan adanya layanan jasa joki tugas.
“Dari yang aku lihat itu kadang-kadang mungkin ada yang joki karena dia udah sambil kerja, tapi ada juga yang malas, ada juga yang kayak memang enggak ngerti. Jadi kayak mikir apa yang salah dari sistem pendidikannya gitu kan. Jadinya orang enggak punya nalar kritis. Dan sebenarnya nya yang lebih aku sayangkan lagi adalah kebanyakan orang ngejoki itu tuh beneran bukan karena mereka enggak pengen berusaha, bukan karena mereka itu enggak bisa, tapi enggak mau berusaha gitu loh. Jadi enggak mau push the limit jadi kayak berpikir itu akan menurunkan kualitas pendidikan sih, kayak gitu,” ujar R.
Beberapa penyedia jasa joki tugas yang diwawancarai menyatakan bahwa dengan adanya jasa tersebut dapat menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia. Isu etika di balik penggunaan jasa joki tugas menjadi persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Meski alasan seperti tekanan studi hingga keterbatasan waktu kerap dijadikan pembenar, resiko dan kerugian yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada keuntungan sesaat yang diperoleh. Praktik ini jelas menyalahi nilai kejujuran dan integritas akademik, sekaligus merusak proses belajar itu sendiri serta mencederai reputasi perguruan tinggi.
situs toto situs toto








![[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan](https://balebengong.id/wp-content/uploads/2025/01/KOLOM-MATAN-AI-oleh-I-Ngurah-Suryawan-by-Gus-Dark1-120x86.jpg)

