Pada bulan Agustus ini, sebuah pameran foto bertemakan konservasi laut telah dibuka di Sanur. Tujuh buah foto yang diambil di Pulau Atauro, Timor-Leste ini memukau mata dan menambah wawasan kita tentang indahnya alam bawah laut dan kehidupan masyarakat pesisir di Segitiga Terumbu Karang Dunia.
Berangkat ke Atauro
Nama Timor-Leste mungkin sudah tidak asing lagi di telinga anda. Namun bagaimana dengan Atauro? Ternyata, hanya dengan menempuh perjalanan udara selama 2 jam dari Bali, kita sudah bisa menginjakkan kaki di negara bekas jajahan Portugis ini. Lalu dengan menempuh perjalanan laut selama kurang lebih satu jam dengan menggunakan fast boat, kita akan sampai di Atauro.
Inilah mutiara di persimpangan Perairan Sawu dan Laut Banda
Mungkin belum banyak yang tahu, dibalik kondisi alam pulaunya yang berbukit-bukit dan kering, ternyata Pulau Atauro yang terletak di perbatasan antara Perairan Sawu dan Laut Banda menjadi salah satu wilayah yang menyimpan kekayaan alam bawah laut terbanyak di dunia. Sebuah studi pada tahun 2016 menyatakan bahwa Pulau Atauro dapat menaungi spesies ikan karang terbanyak di dunia dalam satu lokasi pengamatan, dimana tercatat terdapat sebanyak 642 spesies ikan karang yang ditemukan disana. Alam bawah laut di Atauro juga menyimpan 360 spesies karang. Namun, beberapa tahun belakangan ini, terumbu karangnya menghadapi ancaman akibat perubahan iklim dan praktik-praktik penangkapan ikan yang merusak.
Sekarang, keindahan alam di Atauro dapat dinikmati dari Sanur!
Guna menggaungkan semangat konservasi laut kepada masyarakat, Coral Triangle Center membuka sebuah pusat pembelajaran di Sanur yang diberi nama Center for Marine Conservation. Di tempat ini, berbagai kalangan dari anak-anak hingga dewasa dapat belajar tentang konservasi laut melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan.
Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2019, sebuah pameran foto outdoor dibuka secara resmi di Center for Marine Conservation. Pameran foto bertajuk ‘Atauro Island Community: Custodians of the Sea’ ini secara resmi dibuka oleh Consul General Timor-Leste di Bali, Ibu Elda Ferreira. Ibu Elda amat mengapresiasi adanya pameran foto yang menunjukkan keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Atauro sebagai bagian dari Wilayah Segitiga Terumbu Karang Dunia.
Pada kesempatan tersebut juga hadir sang fotografer, Mike Veitch dan Luca Vaime yang telah mengenal kehidupan bawah laut lebih dari dua puluh tahun. Mike merupakan fotografer dari Kanada yang pernah meraih penghargaan BBC Wildlife photographer of the year pada 2013. Luca juga sudah sangat mengenal kehidupan bawah laut bahkan sudah memulai karirinya sebagai instruktur selam sejak berusia 18 tahun. Saat ini, kedua fotografer bawah air yang berpengalaman berdomisili di Bali.
Menampilkan keindahan alam dan kearifan lokal
Pameran foto karya Mike dan Luca ini tidak hanya semata-mata menampilkan keindahan alam bawah laut Atauro saja, melainkan secara lengkap menyakinan keunikan dan keindahan bentang alam hingga kehidupan masyarakat setempat. Jejeran foto-foto spektakuler ini menunjukan hubungan manusia, alam dan aktivitas di pulau kecil yang dulunya pernah menjadi bagian dari Negara Indonesia ini.
Salah satu cerita menarik yang berhasil ditangkap oleh Mike dan Luca adalah seorang nelayan yang mencari ikan dengan peralatan tradisional. Sebuah foto dari tujuh foto yang dipamerkan di Center for Marine Conservation, Sanur menampilkan seorang nelayan yang menangkap ikan menggunakan alat tangkap dan kaca mata tradisional khas Atauro.
Selain itu, pameran foto ini juga menampilkan proses jual beli ikan di pasar yang hanya digelar satu kali seminggu. Nampak seorang perempuan tengah menjajakan ikan demersal, tongkol dan pelagis lainnya yang berdasarkan penuturan Marine Conservation Advisor CTC, Marthen Welly merupakan salah ikan-ikan yang banyak ditangkap oleh masyarakat Atauro.
Penampakan karang-karang sehat di Atauro
Dan masih ada foto-foto karang yang sehat nan cantik serta berbagai cerita menarik lainnya tentang kehidupan masyarakat di Atauro yang dapat kita saksikan disini. Mike membagikan pengalamannya saat mengambil foto karang di Atauro “Karang-karang keras dan lunak disana luar biasa bagusnya dibawah laut, foto terumbu karang ini salah satunya. Ada banyak sekali gerombolan ikan di perairan ini namun satu hal yang paling menarik adalah karang kerasnya yang sehat”.
Dan masih ada foto-foto karang yang sehat nan cantik serta berbagai cerita menarik lainnya tentang kehidupan masyarakat di Atauro yang dapat kita saksikan disini. Mike membagikan pengalamannya saat mengambil foto karang di Atauro “Karang-karang keras dan lunak disana luar biasa bagusnya dibawah laut, foto terumbu karang ini salah satunya. Ada banyak sekali gerombolan ikan di perairan ini namun satu hal yang paling menarik adalah karang kerasnya yang sehat”.
Selain itu, mereka juga berkesempatan mengambil foto karang meja yang berukuran raksasa. Berdasarkan penuturan Luca, “Sesungguhnya sangat sulit untuk menjelaskan seberapa besarnya karang ini, namun kurang lebih karang ini memiliki diameter 6-8 meter. Untuk menjumpai karang dengan ukuran sebesar ini, sudah semakin sulit sehingga sangat penting untuk bisa melihat karang yang sedemikian sehat di Atauro” ujarnya dengan antusias.
Menjaga keindahan dan sumberdaya laut di Atauro
Pasca dibukanya pameran foto Atauro di Center for Marine Conservation, ditayangkan sebuah film pendek bertajuk Atauro MPA: One Island One Management. Sekitar 130 pasang mata menyaksikan dan mendengar cerita-cerita dibalik keindahan alam bawah laut Atauro yang harus dilindungi.
Film ini mengisahkan bagaimana masyarakat Atauro bergantung pada laut sebagai sumber penghidupannya. Oleh karenanya menjadi sangat penting untuk dilindungi dengan membentuk Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di wilayah ini dengan menganut konsep ‘Satu Pulau, Satu Pengelolaan’ atau One Island One Management. Selain itu, di wilayah ini memiliki kearifan tradisional bernama ‘Tara Bandu’ yang turut menjadi salah satu cara untuk menegakkan aksi konservasi di wilayah ini.
Guna merealisasikannya, masyarakat Atauro bersama-sama dengan Coral Triangle Center (CTC), Roman Luan Foundation dan juga pemerintah setempat melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor–Leste membentuk Kawasan Konservasi Perairan di seluruh wilayah Pulau Atauro. Sejak tahun 2017, pembentukan KKP ini telah dimulai dengan survei yang dilakukan oleh CTC. Dari hasil survei tersebut dihasilkan data- data sebaran lokasi terumbu karang, mangrove dan padang lamun, serta identifikasi wilayah terumbu karang yang rusak karena penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan kaidah lingkungan.
Tunggu Apa Lagi? Datang dan saksikan sendiri!
Pameran foto Atauro Island Community: Custodians of the Sea di Center for Marine Conservation masih akan dibuka sampai beberapa periode ke depan dan tentunya terbuka untuk umum. Yuk, mampir ke Center for Marine Conservation di Jalan Betngandang II No 88-89, Sanur, Bali dan teropong keindahan dan keunikan kehidupan di Atauro.