Tidak seperti sebagian besar gunung di Pulau Jawa, aturan terkait pendakian gunung di Bali terbilang cukup kendor. Sebut saja Gunung Sumbing, Semeru, Sindoro, dan masih banyak gunung lainnya di Pulau Jawa memberlakukan aturan yang cukup ketat terkait penanganan sampah para pendaki. Para pendaki biasanya diminta untuk mendaftarkan segala sampah mereka sebelum melakukan pendakian dan sampah-sampah yang terdaftar, haruslah memiliki besaran yang sama dengan sampah yang mereka bawa turun dari gunung. Akan ada pengecekan pula.
Di Bali, aturan tidak seketat itu. Sampah yang dibawa oleh pendaki tidak terlebih dahulu melewati proses pengecekan. Akibatnya, para pendaki tidak memiliki tanggung jawab yang begitu besar untuk membawa sampah mereka turun. Syukur-syukur jika para pendaki cukup bertanggung jawab.
Mahayanthi adalah salah satu pendaki bertanggung jawab tersebut. Tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, Maha juga sangat memperhatikan keselamatan dirinya ketika melakukan pendakian.
“Persiapan fisik sehat jasmani , persiapan bekal makanan dan minuman, bawa jaket dan jas hujan untuk jaga-jaga,” tulis Maha menjelaskan betapa pentingnya persiapan fisik dan perbekalan ketika melakukan petualangan.
Maha juga berusaha melakukan pendakian dengan konsep minim sampah atau zero waste, setidaknya dengan tidak meninggalkan sampah di gunung. Bahkan, ketika melakukan pendakian, Maha juga memungut sampah plastik yang tercecer di jalur pendakian guna turut menjaga kecantikan gunung tersebut.
“Wajib berpikiran positif selama pendakian, tidak meninggalkan jejak sampah plastik di gunung,” tulisnya.
Beralih ke Pulau Jawa, Siska Nirmala seorang penulis buku sekaligus traveler menjelaskan beberapa hal penting dalam pendakian, khususnya zero waste dalam pendakian atau travel. Informasi ini kami lansir dari akun Instagram @bumijourney.
Membawa botol minum yang dapat digunakan kembali
Membawa botol minum reusable sangat membantu kita mengurangi sampah minuman yang kita bawa. Botol minum tersebut dapat diisi ulang di restoran atau warung. Bahkan, beberapa tempat publik telah menyediakan air isi ulang yang dapat kita manfaatkan.
Membawa kotak makanan
Kerap kali dalam pendakian, para pendaki membawa piring plastik sekali pakai. Dapat dibayangkan ada berapa sampah piring plastik sekali pakai yang tertimbun jika semua orang melakukan hal yang sama. Siska Nirmala menyarankan untuk membawa kotak makanan, tidak hanya untuk makanan utama, namun juga dapat menjadi tempat makanan ringan yang dibawa ketika bepergian guna mengurangi penggunaan piring plastik sekali pakai.
Membawa saputangan pribadi
Dalam melakukan kegiatan outdoor, keringat menjadi hal yang pasti. Siska Nirmala sangat menyarankan penggunaan saputangan pribadi untuk mengurangi penggunaan tisu yang kemudian menjadi sampah bertumpuk. Pasalnya, tisu-tisu yang menjadi timbunan sampah sangat sulit untuk terurai.
Membeli makanan lokal
Biasanya, makanan-makanan lokal yang dijual tidaklah menggunakan kemasan sekali pakai. Masih banyak makanan lokal yang disajikan dengan cara tradisional, seperti menggunakan daun. Anda dapat menggunakan kotak makanan yang telah Anda sediakan untuk membeli makanan tersebut.
nice,, slot gacor legenda555
I believe this web site holds some very superb info for everyone. “The penalty of success is to be bored by the attentions of people who formerly snubbed you.” by Mary Wilson Little.